Perkembangan Hukum dalam Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

53 BAB III TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN DALAM MENGELOLA SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP DIKAITKAN DENGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

C. Perkembangan Hukum dalam Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang paling ideal dan diharapkan oleh semua pihak. Hal ini disebabkan pembangunan berkelanjutan akan memenuhi masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang, 61 dengan prinsip yang ditekankan kepada keadilan dan kesetaraan antar generasi. Kondisi tersebut dapat tercapai mengingat pembangunan berkelanjutan ini bukan hanya memerhatikan keuntungan ekonomi semata. Menurut Munasinghe, pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga tujuan utama, yaitu tujuan ekonomi economic objective, tujuan ekologi ecological objective dan tujuan sosial social objective . Adanya perhatian terhadap aspek ekologi ini mengindikasikan bahwa perlindungan terhadap fungsi lingkungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan suatu sistem. 62 Pembangunan berkelanjutan dapat dikatakan sebagai suatu usaha pembangunan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini dengan tetap memperhatikan hak generasi yang masa mendatang. Menurut Otto Soemarwoto, 61 Surna T Djajadiningrat, Pemikiran, Tantangan dan Permasalahan Lingkungan Bandung : Studio Tekno Ekonomi, Fakultas Teknologi Industri ITB, 2001, hlm. 27. 62 Albert Napitupulu, Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Bogor : IPB Press, 2013, hlm. 2. Universitas Sumatera Utara pembangunan ini tidak bersifat serakah untuk kepentingan anak cucu dengan berusaha meninggalkan sumber daya yang cukup dan lingkungan hidup yang sehat serta dapat mendukung kehidupan mereka dengan sejahtera. 63 Konferensi PBB tentang Pembangunan dan Lingkungan United Nations Conference on Environment and Development yang diadakan di Rio de Janeiro pada tahun 1992 merupakan kritik terhadap konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan ecodevelopment yang dianggap gagal karena tidak membawa perubahan signifikan. Berkat dari pekerjaan yang serius dari komisi dunia pembangunan dan lingkungan atau dikenal sebagai The World Commission on Environment and Development , dikenal pula sebagai The Brundtland Commission dalam laporannya yang berjudul our common future mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan sustainable development. Produk dari era konferensi Rio tercermin, antara lain, dalam konvensi keanekaragaman hayati biodiversity convention, konvensi perubahan Iklim Climate Change Convention, dan suatu deklarasi pembangunan berkelanjutan pengelolaan hutan, serta agenda 21. Pengaruh dari perkembangan baru ini dengan segera pula mempengaruhi kebijakan dan hukum lingkungan di berbagai negara, termasuk Indonesia. 64 63 Otto Soemarwoto, Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992, hlm. 7 . 64 Daud Silalahi, “Pembangunan Berkelanjutan Dalam Rangka Pengelolaan Termasuk Perlindungan SDA Yang Berbasis Pembangunan Sosial dan Ekonomi”, Makalah Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kemenkumham RI, 14-18 Juli 2003, hlm. 2 . Universitas Sumatera Utara 1. Peran hukum dalam pembangunan berkelanjutan Hukum adalah himpunan petunjuk hidup perintah dan larangan yang mengatur tatatertib dalam sesuatu masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh karena pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa masyarakat itu. 65 Hukum sebagai kaidah bermaksud mengatur tatatertib masyarakat, di situlah tampak apa yang menjadi tanda hukum, yaitu perintah atau larangan yang setiap orang seharusnya mentaatinya. Hukum terdiri atas kaidah-kaidah yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat. Hukum sebagai kaidah memuat suatu penilaian yang memaksa, yaitu suatu pendapat yang memaksa tentang apa yang layak dan yang tidak layak, menurut apa yang diterima umum, yang seharusnya ditaati. 66 Aturan atau norma sudah jelas dibutuhkan dalam dimensi interaksi manusia dengan alam lingkungannya. Maka dari itu, langkah-langkah konkret oleh hukum untuk menciptakan keserasian lingkungan harus kelihatan melalui fungsinya sebagai berikut : 67 c. sebagai sarana ketertiban interaksional manusia dengan manusia lain, dalam kaitannya dengan kehidupan lingkungan a tool of Social Order; a. sebagai landasan interaksional terhadap lingkungan basic to environment interactive ; b. sebagai sarana kontrol atas setiap interaksi terhadap lingkungan a tool of control ; 65 E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, disadur dan direvisi Moh. Saleh Djindang Jakarta : Ichtiar Baru, 1983, hlm. 3 . 66 Ibid ., hlm. 4 . 67 N.H.T Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan Jakarta : Erlangga, 2004 selanjutnya N.H.T Siahaan I, hlm. 379 . Universitas Sumatera Utara d. sebagai sarana pembaharuan a tool of Social engineering menuju lingkungan yang serasi, menurut arah yang dicita-citakan agent of changes . Instrumen hukum melalui fungsi-fungsinya itu akan menjadi pedoman bagi prinsip yang kita tetapkan berupa pembangunan berwawasan lingkungan ecodevelopment. Hukum dapat memainkan fungsinya terutama sebagai kontrol dan menjadi kepastian bagi masyarakat dalam menciptakan keserasian antara aksi pembangunan yang diteruskan serta ditingkatkan demi mencapai taraf kesejahteraan dan kemakmuran di satu pihak, dengan pemanfaatan SDA yang serba terbatas di lain pihak. Menurut fungsinya sebagai sarana pembaharuan dan pembangunan a tool of social engineering hukum dapat diarahkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. 68 Dengan demikian, masyarakat dalam interaksinya dengan lingkungan dapat diarahkan untuk menerima dan merespon prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. 69 68 Ibid., hlm. 240 . 69 N.H.T Siahaan, Hukum Lingkungan Jakarta : Pancuran Alam,2008 selanjutnya N.H.T Siahaan II, hlm. 44 . 2. Perkembangan hukum pembangunan berkelanjutan di Indonesia Pembangunan adalah upaya-upaya yang diarahkan untuk memperoleh kesejahteraan atau taraf hidup yang lebih baik. Khususnya di negara berkembang, pembangunan merupakan pilihan penting dilakukan guna terciptanya kesejahteraan penduduknya. Dengan demikian pembangunan merupakan sarana bagi pencapaian taraf kesejahteraan manusia. Universitas Sumatera Utara Pertimbangan untuk meningkatkan pembangunan dengan tingkat risiko tinggi bagi lingkungan dan kekayaan alamnya masih menjadi pilihan utama bagi negara berkembang. Namun yang ditakutkan dalam pembangunan, risiko yang terjadi akan lebih besar pula dibanding dengan keadaan membangun. Pembangunan dan pertumbuhan harus diseleraskan demi menekan berbagai dampak yang mungkin terjadi akibat dari pembangunan dan bagaimana agar sumber-sumber alam tersebut tidak rusak dan habis di masa mendatang. Untuk itu diperlukan suatu solusi dalam menciptakan iklim pembangunan yang berwawasan lingkungan, terutama bagi negara – negara berkembang. Solusi yang telah disepakati secara global sejak diselenggarakannya united nation conference on the human environment di Stockholm tahun 1972 adalah penerapan konsep pembangunan yang mengintegrasikan masalah ekologi, ekonomi dan sosial yang disebut dengan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi yang akan datang untuk dapat memenuhi kebutuhannya WCED 1987. 70 Berkelanjutan secara ekonomi berarti suatu kegiatan pembangunan agar dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan capital, dan penggunaan sumber daya serta investasi secara efisien. 71 70 httpwww.un-documents.netour-common-future.pdf diakses pada tanggal 05 Februari 2016. 71 N.H.T Siahaan I, Op.Cit., hlm. 35 . Secara ekologi, berkelanjutan berarti dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara dan mengelola daya dukung lingkungan, serta konservasi SDA termasuk Universitas Sumatera Utara keanekaragaman hayati. Adapun keberlanjutan secara sosial mensyaratkan bahwa suatu kegiatan pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan, hasil- hasil pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan. 72 Kaitannya dengan kebijakan pemerintah, agar tujuan pembangunan berkelanjutan ini dapat tercapai, maka dalam konteks hubungan antara tujuan sosial dan ekonomi diperlukan kebijakan ekonomi yang meliputi intervensi pemerintah secara terarah, pemerataan pendapatan, penciptaan kesempatan kerja, dan pemberian subsidi bagi kegiatan pembangunan yang memerlukannya. Dalam kaitannya dengan tujuan sosial dan ekologi, strategi yang perlu ditempuh adalah partisipasi masyarakat dan swasta serta konsultasi. 73 Konsep pembangunan berkelanjutan dimulai dengan bertepatan di umumkannya strategi pembangunan internasional bagi dasawarsa pembangunan dunia ke–2 The Second UN Development Decade yang dimulai pada tanggal 1 Juni 1970, sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa selanjutnya disebut PBB menyerukan untuk meningkatkan usaha dan tindakan nasional serta internasional guna menanggulangi proses pemerosotan kualitas lingkungan hidup agar dapat diselamatkan keseimbangan dan keserasian ekologis, demi kelangsungan hidup manusia, secara khusus resolusi sidang umum PBB Nomor 2657 XXV Tahun 1970 menugaskan kepada panitia persiapan untuk mencurahkan perhatian kepada usaha melindungi dan mengembangkan kepentingan-kepentingan negara yang sedang berkembang dengan menyesuaikan 72 Ibid., hlm. 36. 73 Ibid . Universitas Sumatera Utara dan memperpadukan secara serasi kebijakan nasional di bidang lingkungan hidup dengan rencana pembangunan nasional, berikut skala prioritasnya. Amanat inilah yang kemudian dikembangkan dan menjadi hasil dari Konferensi Stockholm yang dapat dianggap sebagai dasar-dasar atau cikal bakal konsep pembangunan berkelanjutan. Pengaruh Konferensi Stockholm ini terhadap gerakan kesadaran lingkungan tercermin dari perkembangan dan peningkatan perhatian terhadap masalah lingkungan dan terbentuknya perundang-undangan nasional di bidang lingkungan hidup, termasuk di Indonesia. Indonesia sebagai negara yang turut menandatangani Deklarasi Stockholm 1972, Deklarasi Nairobi 1982, Deklarasi Rio 1992 dan Deklarasi Johanesburg 2002, juga menerapkan perencanaan pembangunan yang mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial dengan lingkungan hidup dalam proses pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan yang mengintegrasikan ketiga aspek ini dapat dilihat pada Pasal 33 ayat 4 UUD 1945, menyebutkan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional . Sejarah perkembangan hukum pembangunan berkelanjutan di Indonesia dapat dikaji sebagai bagian dari proses pembangunan nasional yang pertama kali memuat pertimbangan lingkungan pada tahun 1973. Kebijakan dasar pembangunan hukum pada tahap ini meliputi bidang-bidang pembinaan hukum, penegakan hukum, pembinaan peradilan, pembinaan tunawarga, penyelenggaraan administrasi urusan hukum, dan pendidikan dan penyuluhan hukum, yang Universitas Sumatera Utara meliputi pula hukum lingkungan. 74 Apabila dikaji secara kritis dari konsep dan prinsip - prinsip hukum pembangunan berkelanjutan yang berkembang kemudian, pendekatan, konsep dan prinsip-prinsip hukum pembangunan Indonesia pada tahap ini masih berada pada pembangunan ekonomi dan perubahan sosial dengan dimensi lingkungan yang bersifat umum. 75 Pelaksanaan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan hidup kemudian secara tidak langsung diamanatkan dalam UULH secara terpadu dengan istilah pembangunan berwawasan lingkungan. Diamanatkan bahwa penggunaan dan pengelolaan sumber daya dalam pembangunan dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Dalam perkembangan selanjutnya UULH dicabut dan digantikan dengan UUPLH LN 1997:68 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup. Konsideran UUPPLH antara lain menjelaskan tentang mengapa kita harus melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup seperti pada pertimbangan huruf b, bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan Wujud dari kepedulian pemerintah dalam melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan ini, pemerintah tidak hanya memasukkan aspek lingkungan hidup dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara selanjutnya disebut GBHN tetapi juga membentuk institusi atau lembaga yang membidangi lingkungan hidup, sejak tahun 1973. Pengelolaan lingkungan hidup kemudian diterapkan dalam Repelita II dan berlangsung terus dalam GBHN 1978 dengan penjabarannya dalam Repelita III. 74 BPHN, “Hukum Nasional”, Majalah BPHN, Tahun 1, Nomor1, 1975. 75 Daud Silalahi., Op. Cit., hlm. 10. Universitas Sumatera Utara umum seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih bergantung kepada SDA dan lingkungan hidup sebagai dasar pembangunan nasionalnya sangat memerlukan suatu pedoman yang komprehensif, pedoman tersebut di Indonesia tercantum dalam Agenda 21 Indonesia strategi nasional untuk pembangunan berkelanjutan. Masalah SDA, kualitas lingkungan hidup dan kependudukan, dipandang sebagai dimensi persoalan urgensial dalam pola pembangunan berkelanjutan. 76 76 Syamsuharya Bethan, Penerapan Prinsip Hukum Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup Dalam Aktivitas Industri Nasioanal ; Sebuah Upaya Penyelamatan Lingkungan Hidup dan Kehidupan Antar generasi Bandung : Alumni, 2008, hlm. 90 . Perkembangan hukum pembangunan berkelanjutan mempengaruhi pula gagasan pembentukan hukum pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. Sejak tahun 2000, pemikiran dan diskusi di bidang pengelolaan sumber daya alam. Berdasarkan paradigma baru telah mendorong terbentuknya kebijakan makro pemerintah dalam bentuk TAP MPR No: IX2002 tentang pembaharuan dan pengelolaan sumber daya alam. Gagasan dan prinsip-prinsip hukum pengelolaan sumber daya alam yang terbentuk dalam keputusan majelis ini, merupakan salah satu bentuk refleksi tuntutan baru sistem hukum sumber daya alam Indonesia di bawah konsep pembangunan berkelanjutan. Universitas Sumatera Utara Prinsip pembangunan berkelanjutan tidak hanya terpusat dilakukan oleh pemerintah pusat, di daerah – daerah juga mulai dilakukan pembagian tugas sesuai dengan kewenangan yang diberikan otonomi daerah. Sesuai dengan UUPEMDA 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, dalam bidang lingkungan hidup memberikan pengakuan politis melalui transfer otoritas dari pemerintah pusat kepada daerah. Prinsip pembangunan berkelanjutan tersebut sesuai pula dengan upaya pemerintah melakukan perbaikan pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional selanjutnya disebut RPJMN tahun 2004-2009. Sebagai dasar dari dilakukannya RPJMN ini dikeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam undang-undang ini dinyatakan bahwa pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip- prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional didalamnya. Komitmen pemerintah ini juga dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2005 tentang RPMJN yang menyatakan bahwa SDA dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidupnya. 77 77 Lampiran Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009, Bab 32 Berisi Perbaikan Pengelolaan SDA dan pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Universitas Sumatera Utara Peraturan perundang-undangan mengenai lingkungan hidup kemudian pun mengalami perubahan dengan digantikannya UUPLH menjadi UUPPLH. Sebagai pertimbangan dikeluarkannya produk hukum ini salah satunya adalah bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 78 Sumber daya alam dipandang memiliki peran ganda dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia, yaitu sebagai modal pertumbuhan ekonomi dan sekaligus sebagai penopang kehidupan. 79 Kendatipun demikian, SDA yang berperan sebagai penopang kehidupan tentunya tidak kalah penting pula dipahami sebagai konfigurasi persoalan esensial dalam konteks pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Upaya mempertahankan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan SDA dengan baik menjadi bagian inherenr ditempatkan dalam kebijakan pembangunan nasional. Urgensinya tidak hanya untuk kepentingan generasi sekarang, tetapi dapat dinikmati oleh generasi mendatang. 80 Sumber utama kebijakan utama dari pembangunan di Indonesia semuanya bersumber kepada UUD 1945. Kebijakan pembangunan di Indonesia menganut konsep pembangunan berkelanjutan, konsep ini baru dimasukkan dalam B. Pemahaman Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dalam Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 78 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup , pertimbangan huruf b. 79 Syamsuharya Bethan, Op. Cit., hlm. 91. 80 Ibid., hlm. 91 - 92. Universitas Sumatera Utara amandemen yang keempat yang ditetapkan pada tanggal 10 Agustus 2002. Menurut Jimly Asshiddiqie, dengan adanya pengaturan mengenai hak atas lingkungan sebagai hak asasi manusia dan dengan di adopsinya prinsip pembangunan berkelanjutan sustainable development dan berwawasan lingkungan dalam UUD 1945 menjadikan konstitusi kita sudah bernuansa hijau green constitution. 81 Pengaruh dari konsep sustainable development setelah dimulai pada Repelita II kemudian berlanjut pada tahun 1982, yaitu dengan diberlakukannya Sebagaimana diketahui bahwa untuk menunjang pembangunan berkelanjutan, maka pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup diarahkan agar usaha pendayagunaannya tetap memperhatikan keseimbangan serta kelestarian fungsi dan kemampuannya, sehingga juga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia sekarang maupun bagi kehidupan generasi mendatang. Hal ini diamanatkan pula oleh beberapa peraturan mengenai lingkungan hidup di Indonesia. Pemahaman prinsip pembangunan berkelanjutan ini juga mengalami perubahan disesuaikan dengan kebutuhan pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup yang ada seperti UULH dan UUPLH yang saat ini sudah digantikan menjadi UUPPLH, serta beberapa peraturan-peraturan lainnya di Indonesia yang saling berkesinambungan dan sinkron sesuai dengan hierarki perundang-undangan di Indonesia. 1. Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan – ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. 81 Jimly Asshiddiqie, Op. Cit., hlm. 9. Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pada tahun 1982 telah di undangkan UULH secara terpadu dengan mengamanatkan keharusan untuk mengkaitkan pelaksanaan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan hidup melalui apa yang dinamakan pembangunan berwawasan lingkungan, undang-undang ini mempunyai arti penting tersendiri. Menurut Sundari Rangkuti UULH mengandung berbagai konsepsi dari pemikiran inovatif dibidang hukum lingkungan baik nasional maupun internasional yang mempunyai implikasi terhadap pembinaan hukum lingkungan Indonesia, sehingga perlu dikaji penyelesaiannya perundang-undangan lingkungan modern sebagai sistem keterpaduan. 82 Pengertian mengenai pembangunan berwawasan lingkungan juga sudah terdapat di dalam undang-undang ini, adapun pengertian pembangunan Amanat pada bagian menimbang huruf b UULH dikatakan bahwa perlunya diusahakan pelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan dilaksanakan dengan kebijaksanaan terpadu dan menyeluruh serta memperhitungkan kebutuhan generasi sekarang dan mendatang. Berkesinambungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan juga sebagai berkelanjutan, dapat dimaknai bahwa kalimat itu menjadi pedoman agar setiap pembangunan dilakukan secara berkesinambungan dengan memperhatikan usaha pelestarian lingkungan hidup yang serasi dan seimbang. 82 Siti Sundari Rangkuti, Op. Cit., hlm. 6. Universitas Sumatera Utara berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. 83 Terlaksananya pembangunan berkesinambungan ini membutuhkan peranan dari berbagai pihak. Seperti peranan pemerintah dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan adalah dengan menggariskan kebijaksanaan dan melakukan tindakan yang mendorong ditingkatkannya upaya pelestarian kemampuan lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Cara mewujudkan pembangunan yang terus berkesinambungan tersebut yaitu dengan cara pembangunan yang memperhatikan wawasan lingkungan hidup, yang dilakukan dengan penggunaan sumber daya secara bijaksana. Perlu dilakukan suatu pengelolaan lingkungan hidup, adapun yang menjadi tujuan perlunya dilakukan pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat dalam Pasal 4 huruf d undang-undang ini disebutkan bahwa salah satu tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. 84 83 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 4 tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab I, Pasal 1 angka 13. 84 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 4 tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup,Bab III, Pasal 8. Perlunya peranan pemerintah dalam menetapkan kebijakan tersebut, agar setiap tindakan yang menyangkut pemakaian SDA harus tetap mengikuti kebijakan atau aturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Layaknya para pelaku usaha atau orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib Universitas Sumatera Utara memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan. 85 Ditegaskan kembali dalam Pasal 3 tentang asas pengelolaan lingkungan hidup bahwa pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia. Sedangkan penjelasannya mengatakan bahwa pengertian pelestarian mengandung makna tercapainya kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang dan peningkatan kemampuan tersebut. Hanya dalam lingkungan yang serasi dan seimbang dapat dicapai kehidupan yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut diatas, undang- undang ini mengandung pengertian bahwa pembangunan yang berwawasan lingkungan hanyalah satu bagian dari pembangunan yang berkesinambungan lihat Pasal 1 angka 13 atau sebagai penunjang dari pembangunan yang berkesinambungan lihat Pasal 3. 86 Dalam perkembangan selanjutnya UULH dicabut dan digantikan dengan UUPLH. Dalam undang-undang ini digunakan sebuah istilah baru yaitu pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup, yang tidak lagi membedakan antara pembangunan berkelanjutan dan pembangun berwawasan lingkungan seperti pada undang-undang sebelumnya. 2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 85 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 4 tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ,Bab III, Pasal 7. 86 H. Abdurrahman, “Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan SDA Indonesia”, Makalah Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan HAM RI , 14-18 Juni 2011, hlm. 15 . Universitas Sumatera Utara Konsideran UUPLH antara lain menjelaskan tentang mengapa kita harus melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup seperti pada pertimbangan huruf b, bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan. 87 Penegasan tersebut diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berkaitan erat dengan pendayagunaan SDA sebagai suatu aset mewujudkan kesejahteraan rakyat. 88 Dalam pertimbangan huruf c berikutnya ditegaskan bahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi selaras dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. 89 Rumusan tentang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup diperkenalkan di dalam undang-undang ini Pasal 1 angka 3. Disebutkan dalam ketentuan tersebut bahwa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke dalam proses 87 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, bagian konsideran menimbang huruf b. 88 H. Abdurrahman, Op. Cit., hlm. 16. 89 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup , bagian konsideran menimbang huruf c. Universitas Sumatera Utara pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan. Selanjutnya dalam undang-undang ini dibedakan antara asas keberlanjutan sebagai asas pengelolaan lingkungan hidup dan pembangunan berwawasan lingkungan hidup sebagai suatu sistem pembangunan. 90 Landasan filosofi tentang konsep pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam rangka pembangunan ekonomi juga diterapkan dalam UUPPLH. Hal ini penting dalam pembangunan ekonomi nasional karena persoalan lingkungan kedepan semakin komplek dan syarat dengan kepentingan investasi. Karenanya persoalan lingkungan adalah persoalan kita semua, baik Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 3 yang menyatakan: “pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Perlu diingat bahwa aspek keberlanjutan dan berwawasan lingkungan bukan hanya terdapat dalam aspek ekonomi saja tetapi juga dimensi kehidupan manusia yang lain termasuk aspek sosial budaya, ekologis, kesejahteraan sosial pada umumnya. Keseimbangan antara aspek-aspek tersebut yang kemudian dapat saling mendorong agar terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan di Indonesia. 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 90 H. Abdurrahman, Op. Cit., hlm. 17. Universitas Sumatera Utara pemerintah, dunia investasi maupun masyarakat pada umumnya. 91 Asas-asas dalam perlindungan dan pengelolaan menurut undang-undang ini terdapat 14 asas. Diantaranya terdapat juga asas kelestarian dan keberlanjutan, maksud dari asas ini adalah bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Dalam UUPPLH asas keberlanjutan dan keterpaduan dibedakan, asas keterpaduan adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait. Seperti yang diamanatkan dalam bagian menimbang huruf b dari UUPPLH bahwa pembangunan ekonomi nasional diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 92 a. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup; Strategi pembangunan memadukan beberapa aspek untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup seperti aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalamnya. Hal ini dituangkan dalam pengertian pembangunan berkelanjutan dalam Pasal 1 angka 3. Tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam undang-undang ini adalah : b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia; 91 Analisis Filosofi UU Nomor 32 Tahun 2009, https:gagasanhukum. wordpress.com20091119analisis-filosofi-uu-nomor-32-tahun-2009 diakses pada tanggal 06 Februari 2016. 92 H. Syamsul Arifin, Hukum Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia Jakarta : Sofmedia, 2014, hlm. 74. Universitas Sumatera Utara c. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem; d. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup; e. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup; f. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan; g. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia; h. mengendalikan pemanfaatan SDA secara bijaksana; i. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan j. mengantisipasi isu lingkungan global. Dapat dilihat dari point-point tujuan tersebut bahwa adanya prinsip pembangunan berkelanjutan dan wawasan lingkungan yang diterapkan dalam UUPPLH. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan dalam UUPPLH meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Mulai dari tahap perencanaan saja sudah seharusnya penerapan prinsip pembangunan yang memperhatikan antar generasi ini diperhatikan. Pemerintah melakukan perencanaan perlindungan dan pelaksanaan lingkungan hidup melalui inventarisasi lingkungan hidup, penetapan wilayah ekoregion, dan penyusunan RPPLH. RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah. Sebelum RPPLH disusun, pemanfaatan SDA dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Universitas Sumatera Utara dengan memperhatikan: 93 a. keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup;

b. keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan

c. keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan pemerintah dapat menerapkan beberapa instrumen-instrumen seperti yang diatur dalam undang-undang ini. Salah satu instrumen tersebut seperti KLHS, hal ini diperlukan sebagai sebuah instrumen tools dalam rangka self assessment untuk melihat sejauh mana kebijakan, rencana dan program diusulkan oleh pemerintah danatau pemerintah daerah telah mempertimbangkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan diharapkan kebijakan, rencana, dan program yang dihasilkan dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah menjadi lebih baik. Penetapan UUPPLH ini sebagai upaya untuk memastikan adanya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup sedini mungkin yaitu melalui dari tingkat kebijakan, rencana dan program pembangunan, maupun pada kajian lingkungan hidup bagi kegiatan atau usaha yang melakukan eksploitas terhadap SDA, melalui mekanisme AMDAL. 4. Produk hukum perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup diluar UUPPLH Pembangunan berkelanjutan sudah seharusnya diterapkan dalam setiap produk hukum yang ada, termasuk juga seperti peraturan pemerintah, keputusan 93 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,Bab IV, Pasal 12 . Universitas Sumatera Utara menteripresiden dan juga pada peraturan-peraturan daerah. Adapun beberapa peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup lain diluar UUPPLH yang dilihat pemahaman prinsip pembangunan berkelanjutan adalah seperti pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Adipura. Pelaksanaan adipura ditujukan untuk membangun kepemimpinan pemerintah daerah dan mendorong masyarakat ikut berpartisipatif melestarikan dan mengelola lingkungan hidup untuk mewujudkan kota-kota yang berkelanjutan, baik secara ekologis, sosial dan ekonomi melalui penerapan tata pemerintahan yang baik. 94 Pembangunan berkelanjutan telah diwacanakan dalam beberapa pertemuan dan konfrensi internasional, pada hakikatnya semuanya itu merupakan upaya untuk memberikan perlindungan terhadap SDA dan lingkungan hidup sebagai Berdasarkan pemahaman yang kita dapat dari peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada walaupun berbeda penyebutan tetapi pada dasarnya apa yang menjadi focus pembangunan berkelanjutan tetaplah sama. Tujuan ini menunjukkan bahwa setiap peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, baik pusat maupun daerah difokuskan untuk pembangunan kota-kota yang berkelanjutan baik secara ekologis, sosial dan ekonomi sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

C. Prinsip – Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dokumen yang terkait

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batu Bara

0 40 103

Tinjauan Hukum Mengenai Tanggung Jawab Perusahaan Pertambangan Terhadap Lahan Bekas Tambang Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara Juncto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pen

0 6 1

PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 4 12

SKRIPSI PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

2 10 13

PENDAHULUAN PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 3 26

PENUTUP PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 3 7

Tinjauan Yurudis Pertanggungjawaban Hasil Pemeriksaan dari Segi Hukum Sebagai Bagian dari Studi Kelayakan Dihubungkan dengan Penerbitan Ijin Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

1 1 34

PENAMBANGAN ILEGAL DI DESA JENDI KABUPATEN WONOGIRI BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 0 12

Undang-undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara - Repositori Universitas Andalas

0 0 87

PENERAPAN SANKSI HUKUM IZIN PERTAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA ABSTRAK - PENERAPAN SANKSI HUKUM IZIN PERTAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BA

0 0 5