Konstribusi Sektor Pertambangan bagi Pembangunan

92 BAB IV PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI BIDANG PERTAMBANGAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

A. Konstribusi Sektor Pertambangan bagi Pembangunan

Aktivitas pertambangan seringkali menjadi sorotan masyarakat, seringnya hal ini menjadi bahan perdebatan sengit ketika pertambangan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional tetapi aktivitas pertambangan juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan . Kontribusi pertambangan diantaranya penerimaan negara tahun 2009 tidak kurang dari Rp 51 triliun yang disumbangkan sebagai penerimaan langsung dari subsektor pertambangan umum yang terdiri dari penerimaan negara bukan pajak sekitar Rp 15 triliun dan sisanya dari penerimaan pajak; sektor investasi tahun 2009 sekitar US 1,8 miliar terutama dari perusahan kontrak karya , perjanjian kerja pengusahaan pertambangan batubara dan badan usaha milik negara; penyerapan tenaga kerja langsung dari perusahaan pertambangan; neraca perdagangan melalui ekspor komoditi mineral dan batubara; serta kontribusi bagi pembangunan daerah yang bersumber dari dana bagi hasil royalti pertambangan dan dana pengembangan masyarakat community development dari perusahaan kontrak Universitas Sumatera Utara karya, perjanjian kerja pengusahaan pertambangan batubara dan badan usaha milik negara. 126 Masa orde baru selama 32 tahun dan masa reformasi sekarang ini, konstribusi sektor pertambangan terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat sangat besar dan terus menerus mengalami peningkatan. Subsektor migas merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia sebab hampir 70 devisa negara dihasilkan dari subsektor migas. Kontribusi migas Sektor pertambangan selain memberikan dampak positif bagi pembangunan perekonomian di Indonesia, juga memiliki dampak negatif. Menutup mata akan hal ini memang tidak dapat dilakukan, tetapi pertambangan bukanlah seperti kutukan yang harus dibenci. Melainkan halnya seperti karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada bangsa ini yang dalam pengelolaannya harus dilakukan dengan usaha yang baik pula. Untuk itu perlunya suatu pengelolaan sumber daya tambang yang dapat menjamin hasil tambang masih dapat dinikmati tidak hanya dalam jangka waktu singkat tetapi juga hingga ke generasi yang akan datang. Potensi konstribusi sektor pertambangan terhadap pembangunan dan perekonomian sudah dimulai sejak masa penjajahan Belanda, namun konstribusi tersebut hanya sebatas kepentingan penjajah. Demikian pula ketika masa penjajahan Jepang konstribusi sektor pertambangan dijadikan keuntungan bagi para penjajah. Pada masa itu konstribusi sektor pertambangan tersebut tidak dapat dinikmati oleh penduduk Indonesia. 126 Optimalisasi Sektor Pertambangan Melalui UU Minerba, http:esdm.go.idberita44- batubara3206-optimalisasi-sektor-pertambangan-melalui-uu-minerba.html diakses pada tanggal 17 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara tersebut masih akan dapat dipertahankan dalam beberapa rencana pembangunan lima tahun, walaupun dimasa mendatang cadangannya terus menipis. Bahkan telah ada upaya untuk mengganti migas dengan energi lainnya yang terbarukan. 127 Tantangan yang harus dihadapi untuk memnuhi harapan itu adalah upaya pencarian bahan galian yang berkualitas dan memilki prospek pengusahaan. 128 Terjadinya krisis moneter di Indonesia berpengaruh kepada berbagai sektor industri di Indonesia. Gejolak moneter merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi negara, sanggung tidak sanggup harus dihadapi. Dalam kondisi yang demikian, usaha peningkatan ekspor berbagai komiditas dapat menjadi salah satu alternatif sumber pemasukan pendapatan negara yang dapat menyelamatkan perekonomian negara. Termasuklah komiditas bahan galian yang dapat menghasilkan devisa. Daya nilai ekspor komoditas bahan galian seperti, minyak dan gas bumi, emas, tembaga, nikel, timah, batubara dan bauksit dapat dijadikan andalan untuk memperkecil defisa berjalan. Mengingat pada umumnya bahan galian di Indonesia berorientasi ekspor, maka gejolak moneter di sektor pertambangan tidak terlalu berpengaruh terhadap minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Daya tarik lainnya adalah potensi bahan galian Indonesia, jaminan kepastian hukum, insentif perpajakan, dan pelayanan birokrasi. 129 127 Bambang Dwiyanto, “Prospek dan Kendala Pengembangan sumber Daya Kelautan Dalam PJPT II Forum Pendapat”, Majalah Pertambangan dan Energi, Edisi Desember 1997, Jakarta, hlm. 42. 128 H. Abrar Saleng, Hukum Pertambangan Yogyakarta : UIII Press, 2004, hlm. 198. 129 H. Abrar Saleng, Ibid., hlm. 199. Universitas Sumatera Utara Dapat dikatakan walaupun terjadi krisis moneter pembangunan dan pengembangan sektor pertambangan dan energi tetap berjalan dan tidak banyak terpengaruh krisis tersebut. Pembangunan sektor pertambangan dan energi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung program industrialisasi melalui penyediaan bahan baku industri dan sumber energi di dalam negeri, meningkatkan penerimaan negara dari devisa dan membuka seluas-luasnya kesempatan berusaha dan lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. 130 Sektor Pertambangan juga memiliki konstribusi yang besar bagi pembangunan daerah. Dengan adanya pengusahaan tambang di daerah, maka akan terbentuk juga pengembangan wilayah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah kegiatan pengusahaan pertambangan. Pengembangan wilayah usaha mikro masyarakat lingkar tambang akan membawa pengaruh terhadap Penggunaan sumber daya mineral dan energi merupakan salah satu modal dasar bangsa, diarahkan agar dapat menjadi pendorong utama bagi pembangunan ekonomi. Perolehan nasional dari sektor pertambangan bersifat multidimensional, yaitu sektor pertambangan sebagai penyedia bahan baku bagi industri, mampu menyediakan sumber energi primer bagi industrilisasi dalam negeri. Selain itu, sektor pertambangan juga dapat meningkatkan penerimaan negara dan devisa, membantu pemerataan pembangunan, membuka seluas-luasnya kesempatan berusaha dan bekerja serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. 130 Ibid. Universitas Sumatera Utara perekonomian daerah, sebab masyarakat pencari kerja dan pelaku ekonomi akan tertarik ke wilayah pertumbuhan yang baru. Lambat laun jasa-jasa lainnya akan tumbuh, baik jasa yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan pertambangan. Usaha mikro yang berada pada lingkar tambang juga lambat laun akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat sekitar, sehingga masyarakat akan memiliki jiwa usaha serta kemampuan yang baru dengan adanya usaha-usaha di wilayah tersebut. Oleh karena itu, bukan hanya pengembangan wilayah juga pengembangan kegiatan ekonomi menjadi relatif lebih berkembang dan tumbuh mandiri. Perkembangan sektor ekonomi dimaksudkan sebagai pendukung kebutuhan dasar para pekerja perusahaan pertambangan. Sebab akan lebih efesien apabila segala kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan dasar para pekerja tersedia di wilayah yang sama dengan wilayah tempat usaha pertambangan berada. Seperti yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia Company berupa pengembangan wilayah timika terpadu dan kota baru yang asri Kuala Kencana. Pengembangan lain yang dilakukan industry usaha tambang seperti pembangunan sarana jalan, pembangunan PLTA, air bersih, dan rumah sakit umum yang dilakukan oleh PT. International Nickel Indonesia . 131 131 H. Abrar Saleng, Ibid., hlm. 201. Program local and community development yang dilakukan dengan adanya pengusahaan pertambangan terhadap pembangunan masyarakat dan daerah setempat dapat dilihat banyak contoh lainnya pada usaha-usaha pertambangan di daerah-daerah lain selain beberapa contoh yang telah disebutkan. Universitas Sumatera Utara Potensi sektor pertambangan yang cenderung meningkat untuk berkembang pada masa mendatang akan semakin diarahkan bagi peningkatan ekonomi nasional serta peningkatan sistem yang mandiri, professional, dan tangguh terhadap pengaruh lingkungan global dan regional. Kondisi nasional sendiri menuntut beberapa hal, antara lain seperti penegakkan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan, kepedulian terhadap lingkungan, pengembangan pola pengusahaan pertambangan, peningkatan sumber daya manusia, keterkaitan industri dengan pertambangan yang dapat saling menunjang, dan upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosail terutama bagi masyarakat lingkar tambang. 132 Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDA tambang bahan galian yang terdapat di dalam bumi Indonesia. Perkembangan yang demikian diharapkan dapat menciptakan keselarasan antara perkembangan pembangunan nasional dan daerah. Keselarasan tersebut juga diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan lingkungan hidup wilayah sekitar tambang.

B. Pengelolaan Berkelanjutan Usaha Pertambangan

Dokumen yang terkait

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batu Bara

0 40 103

Tinjauan Hukum Mengenai Tanggung Jawab Perusahaan Pertambangan Terhadap Lahan Bekas Tambang Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara Juncto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pen

0 6 1

PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 4 12

SKRIPSI PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

2 10 13

PENDAHULUAN PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 3 26

PENUTUP PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 3 7

Tinjauan Yurudis Pertanggungjawaban Hasil Pemeriksaan dari Segi Hukum Sebagai Bagian dari Studi Kelayakan Dihubungkan dengan Penerbitan Ijin Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

1 1 34

PENAMBANGAN ILEGAL DI DESA JENDI KABUPATEN WONOGIRI BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 0 12

Undang-undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara - Repositori Universitas Andalas

0 0 87

PENERAPAN SANKSI HUKUM IZIN PERTAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA ABSTRAK - PENERAPAN SANKSI HUKUM IZIN PERTAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BA

0 0 5