Kesimpulan Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Upaya Pencegahan Kerusakan Lingkungan Dalam Bidang Pertambangan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara

118 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaturan yang dikeluarkan pemerintah dalam pencegahan pencemaran lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia dilakukan dengan sistem kebijakan terpadu antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus dapat menjamin terlaksananya Pasal 33 UUD 1945 bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pembagian tugas dan wewenang pemerintah pusat dan daerah dalam pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup baik dilakukan sesuai dengan asas desentralisasi. Pengaturan pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia yang dikeluarkan oleh pemerintah menggunakan beberapa Instrumen yang mencakup : Instrumen perencanaan Bab III Pasal 5 UUPPLH, Instrumen pemanfaatan Bab IV Pasal 12 UUPPLH, Instrumen pengendalian dalam pencegahan Bab V Pasal 14 UUPPLH, Instrumen pengendalian dalam penanggulangan Pasal 53 UUPPLH, Instrumen pengendalian dalam pemulihan Pasal 54 UUPPLH, Instrumen pemeliharaan Bab VI Pasal 57 UUPPLH, Instrumen pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha danatau kegiatan, Instrumen Universitas Sumatera Utara penegakan hukum administrasi, penegakan hukum perdata, dan penegakan hukum pidana. 2. Tanggung jawab perusahaan dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup dikaitkan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dibagi menjadi dua yaitu tanggung jawab sosial dan tanggung jawab mutlak. Tanggung jawab sosial meliputi program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR. Sedangkan tanggung jawab mutlak menekankan bahwa seharusnya perusahaan melakukan pengelolaan SDA dengan baik dan dapat dengan mutlak diminta pertangungjawabannya jika terjadi kerusakan terhadap lingkungan hidup. Dalam pengelolaan tersebut haruslah dilakukan koordinasi dan kemitraan dengan pihak-pihak yang terkait untuk mewujudkan integrasi dan sinkronisasi antara ekonomi, sosial, lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan baiknya menerapkan beberapa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yaitu : Prinsip keadilan antar generasi, Prinsip keadilan intragenerasi, Prinsip pencegahan dini, Prinsip perlindungan keragaman hayati, Prinsip internalisasi biaya lingkungan. 3. Penerapan prinsip pembangunan perkelanjutan sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan hidup di bidang pertambangan ditinjau dari Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara sudah tersirat pada beberapa pasal dalam undang-undang ini. Berkelanjutan dalam pertambangan tidak berarti bahwa kegiatan tersebut dapat dilakukan terus menerus. Pada Pasal 2 dan 3 UU Minerba menyatakan keberpihakan pada kepentingan nasional dan prinsip keberlanjutan dan berwawasan lingkungan. Universitas Sumatera Utara Dengan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana yang telah diatur oleh UU Minerba serta aturan turunannya dimulai dari tahap perencanaan, penetapan wilayah tambang Pasal 9 sampai dengan Pasal 13, permohonan izin usaha pertambangan Pasal 73, ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan Pasal 96 huruf a, keselamatan operasi pertambangan Pasal 96 huruf b, pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan Pasal 140, upaya pemurnian hasil tambang Pasal 102 dan Pasal 103, termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang Pasal 99 dan Pasal 100 , upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara Pasal 96 huruf d, dan pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan Pasal 96. Konsep keberlanjutan dalam industri ini diarahkan pada upaya untuk memaksimalkan manfaat pertambangan dan pada saat yang sama mampu meningkatkan keberlanjutan ekologi dan sosial sehingga sektor pertambangan berkonstribusi tidak hanya bagi pembangunan sekarang tetapi juga sampai di masa mendatang.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batu Bara

0 40 103

Tinjauan Hukum Mengenai Tanggung Jawab Perusahaan Pertambangan Terhadap Lahan Bekas Tambang Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara Juncto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pen

0 6 1

PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 4 12

SKRIPSI PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

2 10 13

PENDAHULUAN PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 3 26

PENUTUP PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 3 7

Tinjauan Yurudis Pertanggungjawaban Hasil Pemeriksaan dari Segi Hukum Sebagai Bagian dari Studi Kelayakan Dihubungkan dengan Penerbitan Ijin Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

1 1 34

PENAMBANGAN ILEGAL DI DESA JENDI KABUPATEN WONOGIRI BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 0 12

Undang-undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara - Repositori Universitas Andalas

0 0 87

PENERAPAN SANKSI HUKUM IZIN PERTAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA ABSTRAK - PENERAPAN SANKSI HUKUM IZIN PERTAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BA

0 0 5