118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaturan yang dikeluarkan pemerintah dalam pencegahan pencemaran lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia dilakukan dengan
sistem kebijakan terpadu antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus dapat menjamin terlaksananya Pasal 33 UUD 1945 bahwa bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pembagian tugas dan
wewenang pemerintah pusat dan daerah dalam pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup baik dilakukan sesuai dengan asas desentralisasi. Pengaturan
pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia yang dikeluarkan oleh pemerintah menggunakan beberapa Instrumen yang mencakup : Instrumen
perencanaan Bab III Pasal 5 UUPPLH, Instrumen pemanfaatan Bab IV Pasal
12 UUPPLH, Instrumen pengendalian dalam pencegahan Bab V Pasal 14 UUPPLH, Instrumen pengendalian dalam penanggulangan Pasal 53
UUPPLH, Instrumen pengendalian dalam pemulihan Pasal 54 UUPPLH, Instrumen pemeliharaan Bab VI Pasal 57 UUPPLH, Instrumen pengawasan
terhadap ketaatan penanggung jawab usaha danatau kegiatan, Instrumen
Universitas Sumatera Utara
penegakan hukum administrasi, penegakan hukum perdata, dan penegakan hukum pidana.
2. Tanggung jawab perusahaan dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup dikaitkan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dibagi menjadi dua yaitu
tanggung jawab sosial dan tanggung jawab mutlak. Tanggung jawab sosial meliputi program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR. Sedangkan
tanggung jawab mutlak menekankan bahwa seharusnya perusahaan melakukan pengelolaan SDA dengan baik dan dapat dengan mutlak diminta
pertangungjawabannya jika terjadi kerusakan terhadap lingkungan hidup. Dalam pengelolaan tersebut haruslah dilakukan koordinasi dan kemitraan
dengan pihak-pihak yang terkait untuk mewujudkan integrasi dan sinkronisasi antara ekonomi, sosial, lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan
perusahaan baiknya menerapkan beberapa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yaitu : Prinsip keadilan antar generasi, Prinsip keadilan
intragenerasi, Prinsip pencegahan dini, Prinsip perlindungan keragaman hayati, Prinsip internalisasi biaya lingkungan.
3.
Penerapan prinsip pembangunan perkelanjutan sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan hidup di bidang pertambangan ditinjau dari Undang –
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara sudah tersirat pada beberapa pasal dalam undang-undang ini. Berkelanjutan
dalam pertambangan tidak berarti bahwa kegiatan tersebut dapat dilakukan terus menerus. Pada Pasal 2 dan 3 UU Minerba menyatakan keberpihakan pada
kepentingan nasional dan prinsip keberlanjutan dan berwawasan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana yang telah diatur oleh UU Minerba serta aturan turunannya dimulai dari tahap
perencanaan, penetapan wilayah tambang Pasal 9 sampai dengan Pasal 13, permohonan izin usaha pertambangan Pasal 73, ketentuan keselamatan dan
kesehatan kerja pertambangan Pasal 96 huruf a, keselamatan operasi pertambangan Pasal 96 huruf b, pengelolaan dan pemantauan lingkungan
pertambangan Pasal 140, upaya pemurnian hasil tambang Pasal 102 dan Pasal 103, termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang Pasal 99 dan Pasal
100 , upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara Pasal 96 huruf d, dan pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan Pasal
96. Konsep keberlanjutan dalam industri ini diarahkan pada upaya untuk memaksimalkan manfaat pertambangan dan pada saat yang sama mampu
meningkatkan keberlanjutan ekologi dan sosial sehingga sektor pertambangan berkonstribusi tidak hanya bagi pembangunan sekarang tetapi juga sampai di
masa mendatang.
B. Saran