4
BAB II LANDASAN TEORI
Dasar teori penukar panas tiga saluran ini telah diberikan oleh C.L. Ko dan Wedekind, dimana mereka memperoleh distribusi temperatur secara aksial
sepanajang pipa dan perhitugan ε-NTU pada penukar panas. Sebelum membahas
tentang analisa penukar kalor yang diperoleh oleh mereka, maka diberikan dasar teori perpindahan panas konveksi pada pipa anulus yang diperoleh oleh Kays,
yang mana digunakan dalam penentuan koefisien perpindahan panas konveksi pada anulus dan sebagai dasar untuk memperoleh nilai ε-NTU secara teoritis.
2.1 Alat Penukar Kalor
Alat penukar kalor merupakan suatu peralatan dimana terjadi suatu perpindahan panas kalor antara dua buah fluida atau lebih yang memiliki
perbedaan temperature yaitu fluida yang bertemperature tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah, perpindahan panas tersebut terjadi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Banyak jenis Heat Exchanger yang dibuat dan digunakan dalam pusat
pembangkit tenaga, unit pendingin, unit produksi udara, proses di industri, sistem turbin gas, dan lain lain. Dalam heat exchanger tidak terjadi pencampuran seperti
dalam halnya suatu mixing chamber. Suatu heat exchanger terdiri dari elemen penukar kalor yang disebut sebagai
inti atau matrix yang berisikan di dinding penukar panas, dan elemen distribusi fluida seperti tangki, nozzle masukan, nozzle keluaran, pipa-pipa, dan lain-lain.
Biasanya, tidak ada pergerakan pada bagian-bagian dalam heat exchanger. Namun, ada perkecualian untuk regenerator rotary dimana matriksnya digerakan
berputar dengan kecepatan yang dirancang. Dinding permukaan heat exchanger adalah bagian yang bersinggungan langsung dengan fluida yang mentransfer
panasnya secara konduksi. Hampir disemua heat exchanger, perpindahan panas didominasi oleh
konveksi dan konduksi dari fluida panas ke fluida dingin, dimana keduanya
Universitas Sumatera Utara
5
dipisahkan oleh dinding. Perpindahan panas secara konveksi sangat dipengaruhi oleh bentuk geometri heat exchanger dan tiga bilangan tak berdimensi, yaitu
bilangan Reynold, bilangan Nusselt dan bilangan Prandtl fluida. Besar konveksi yang terjadi dalam suatu double-pipe heat exchanger akan berbeda dengan cros-
flow heat exchanger atau compact heat exchanger atau plate heat exchanger untuk berbeda temperatur yang sama. Sedang besar ketiga bilangan tak
berdimensi tersebut tergantung pada kecepatan aliran serta property fluida yang meliputi massa jenis, viskositas absolut, panas jenis dan konduktivitas panas.
2.2 Klasifikasi Alat Penukar Kalor
Alat penukar kalor Heat Exchanger secara tipikal diklasifikasikan berdasarkan susunan aliran flow arrangement dan tipe konstruksi.
a. Berdasarkan arah aliran fluida, heat exchanger dapat dibedakan menjadi :
1. Heat Exchanger dengan aliran searah co-currentparallel flow
Pertukaran panas jenis ini, kedua fluida dingin dan panas masuk pada sisi heat exchanger yang sama, mengalir dengan arah yang sama, dan keluar pada sisi
yang sama. Karakter heat exchanger jenis ini, temperatur fluida dingin yang keluar dari heat exchanger T
co
tidak dapat melebihi temperatur fluida panas yang keluar T
ho
, sehingga diperlukan media pendingin atau media pemanas yang banyak. Berikut merupakan gambar aliran searah :
Gambar 2.1 parallel flow
Sumber : Franks.P.Incropera, 1996
2. Heat Exchanger dengan aliran berlawanan arah counter-current flow
Universitas Sumatera Utara
6
Heat Exchanger jenis ini memiliki karakteristik; kedua fluida panas dan dingin masuk ke Heat exchanger dengan arah berlawanan, mengalir dengan arah
berlawanan dan keluar Heat exchanger pada sisi yang berlawanan. Berikut merupakan gambar aliran berlawanan arah.
Gambar 2.2 Counter flow
Sumber : Franks.P.Incropera, 1996
3. Heat Exchanger dengan aliran menyilang cross flow
b. Berdasarkan proses perpindahan kalor, heat exchanger dapat dibedakan
menjadi 1.
Aliran Campuran Fluida yang mengalir didalam tabung digunakan untuk memanaskan,
sedangkan fluida yang dipanaskan dialirkan menyilang berkas tabung. Aliran yang menyilang berkas tabung disebut arus campuran karena dapat bergerak
dengan bebas selama proses perpindahan panas.
Gambar 2.3 tidak bersirip dengan satu fluida campur
Sumber : Franks.P.Incropera, 1996
Universitas Sumatera Utara
7
Dalam aliran campuran terdapat beberapa tipe, yaitu :
Immiscible fluids
Gas liquid
Liquid vapor
2. Aliran Tak Campuran
Untuk penukaran kalor ini, fluida pemanas dan fluida yang akan dipanaskan terkurung didalam saluran-saluran sehingga fluida tidak dapat
bergerak bebas selama proses perpindahan kalor. fluida disebut fluida tak campur karena sirip-sirip menghalangi gerakan fluida dalam satu arah y gerak tersebut
melintang ke arah aliran utama x.
Gambar 2.4 bersirip dengan kedua fluidanya tidak campur
Sumber : Franks.P.Incropera, 1996 Pada aliran tidak campuran terdapat beberapa tipe aliran, yaitu :
Tipe dari satu fase
Tipe dari banyak fase
Tipe yang ditimbun storage type
Tipe fluidized bed
c. Berdasarkan jumlah laluan fluida, heat exchanger dapat dibedakan menjadi
1. Shell Pass atau lintasan shell
Universitas Sumatera Utara
8
Yang dimaksud dengan pass shell adalah laluan yang dilakukan fluida mulai dari saluran masuk, melewati bahagian dalam shell dan mengelilingi tabung
dan keluar dari tabung. Apabila laluan ini dilakukan satu kali maka disebut 1pass shell.
2. Tube Pass atau lintasan tube
Yang dimaksud tube pass atau lintasan tube adalah laluan yang dilakukan fluida mulai dari saluran masuk dan keluar melalui pipa tube disebut 1 pass tube.
Apabila fluida itu membelok lagi kedalam tube sehingga terjadi dua kali laluan fluida dalam tube maka disebut 2 pass tube. Biasanya pass shell itu lebih sedikit
bila dibandingkan dengan pass tube, beberapa contoh dari jumlah laluan heat exchanger dapat dilihat di bawah ini :
Laluan 1-1
Yang dimaksud laluan 1-1 adalah aliran fluida panas dalam kondisi 1 pass shell dan tube dalam kondisi 1 pass tube. Secara sederhana konstruksinya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.5 Alat penukar kalor 1-1 pass
Sumber : Yunus. A. Chengel, 2003
Aliran fluida sebelah shell akan berbelok-belok mengikuti sekat-sekat yang ada, Jumlah sekat yang dipasang akan mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi.
Laluan 1-2
Yang dimaksud laluan 1-2 adalah aliran didalam shell 1 pass, dan aliran fluida pada sisi tube 2 pass. Untuk memperoleh laluan 2 pass pada sisi tube
dipergunakan floating heat seperti gambar di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
9
Gambar 2.6 Alat penukar kalor 1-2 pass
Sumber : Yunus. A. Chengel, 2003 Selain laluan 1-1, 1-2 masih ada juga laluan 1-4 pass, 1-6 pass dan 1-8 pass. Pada
dasarnya, prinsip yang digunakan sama dengan laluan 1-1, 1-2 pass dan semua jenis ini hampir sering di pakai oleh pabrik-pabrik.
d. Berdasarkan jumlah laluan fluida, heat exchanger dapat dibedakan menjadi
1. Dua jenis fluida 2. Tiga jenis fluida atau lebih
e. Berdasarkan kontruksi, heat exchanger dapat dibedakan menjadi
1. Konstruksi tabung tubular
Tube ganda double tube
Konstruksi shell and tube, Sekat plat plate baffle, Sekat batang rod
baffle
Konstruksi tube spiral 2.
Konstruksi tipe pelat
Tipe pelat
Tipe lamella
Tipe spiral
Tipe pelat koil 3.
Konstruksi dengan luas permukaan Diperluas extended surface
Sirip pelat plate fin
Sirip tube tube fin
Heat pipe wall
Ordinary separating wall
Universitas Sumatera Utara
10
4. Konstruksi regeneratif
Tipe rotary
Tipe disk piringan
Tipe drum
Tipe matrik tetap Untuk semua jenis apat penukar kalor diatas terdapat suatu terminologi
yang telah distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut yang dikeluarkan oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan Tubular
Exchanger Manufacture’s Association TEMA. Standarisasi tersebut bertujuan untuk melindungi para pemakai dari bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena
alat ini beroperasi pada temperature dan tekanan yang tinggi. Didalam standar mekanik TEMA, terdapat tiga macam kelas heat Exchanger,
yaitu : 1. Kelas R, yaitu untuk peralatan yang bekerja dengan kondisi berat, misalnya
untuk industri minyak. 2. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada segi
ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum industri. 3. Kelas B, yaitu alat yang biasa digunakan pada proses kimia.
2.3 Kegunaan Beberapa Jenis Alat Penukar Kalor