Metode LMTD Pada Aliran Berlawanan Analisa Penukar Kalor dengan Metode ε-NTU efectivines – Number

28 Juga temperatur keluaran fluida dingin T c,o dapat lebih tinggi dibandingkan temperatur keluaran fluida panas sedangkan untuk aliran searah tidak dapat.

b. Metode LMTD Pada Aliran Berlawanan

Variasi dari temperature fluida dingin dan fluida panas pada APK dengan arah aliran berlawanan ditunjukan pada gambar dibawah ini. Pada kasus ini fluida dingin dan panas mengalir pada arah yang berlawanan. Temperatur keluaran fluida dingin dapat melebihi temperatur keluaran fluida panas, namun hal seperti ini jarang dijumpai. Normalnya temperatur keluaran fluida dingin tidak melebihi temperatur keluaran fluida panas karena hal ini tidak sesuai dengan pernyataan hukum kedua dari termodinamika. Gambar 2.27. Distribusi temperatur untuk aliran berlawanan alat peukar kalor Sumber : Franks.P.Incropera, 2003 Untuk temperatur masuk dan keluar fluida yang telah ditetapkan, harga dari LMTD untuk APK aliran berlawanan lebih besar dibandingkan dengan APK Universitas Sumatera Utara 29 aliran searah dan untuk luasan pun APK aliran berlawanan lebih kecil dibandingkan dengan APK aliran searah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan terlebih dahulu dapat ditentukan dengan persamaan LMTD untuk aliran berlawanan berikut. q= UA ΔT lm 2.14 dimana, q : laju perpindahan panas, Watt U : koefisien perpindahan panas menyeluruh, Wm 2 K A : Luas penampang pipa, m 2 ΔT lm : perbedaan temperatur rata-rata logaritma ΔT lm = ∆�₂− ��₁ ln ∆�₂ �� ₁ = ∆�₁− ��₂ ln ∆�₁ �� ₂ ΔT 1 = T ho - T ci ΔT 2 = T hi - T co Dimana, T ho : Suhu panas keluar, ⁰K T hi : Suhu panas masuk, ⁰K T co : Suhu dingin keluar, ⁰K T co : Suhu dingin keluar, ⁰K

2.7 Analisa Penukar Kalor dengan Metode ε-NTU efectivines – Number

Transfer of Unit Dalam kasus yang sederhana, dimana temperatur masukan fluida diketahui dan temperatur keluaran diketahui atau ditentukan dari persamaan neraca energi persamaan 2.4b dan 2.5b maka analisa LMTD dapat digunakan. Nilai dari ΔT m untuk penukar panas dapat ditentukan. Bagaimanapun jika hanya temperatur masukan yang diketahui, penggunaan analisa LMTD membutuhkan prosedur iterasi. Dalam banyak kasus sangat mungkin untuk menggunakan sebuah pendekatan alternatif, yaitu metode analisa ε-NTU. Dalam menjelaskan effektivitas dari sebuah penukar panas, pertama-tama harus ditentukan laju perpindahan panas maksimum yang mungkin pada penukar panas, q maks . Perpindahan panas ini dapat dicapai oleh penukar panas berlawanan Universitas Sumatera Utara 30 arah yang mempunyai panjang tak hingga. Dalam penukar panas, salah satu fluida akan mengalami perbedaan temperatur yang maksimum, T h,i - T c,i . Untuk menggambarkannya, kondisi yang dipilih untuk C c C h , pada persamaan 2.8 dan 2.9, dT c dT h . Fluida yang dingin akan mengalami perubahan temperatur yang besar, dan untuk L, akan dipanaskan hingga temperatur masukan fluida panas T c,o = T h,i . Sehingga dari persamaan 2.5b. C c C h q max = C c T h,i – T c,i Begitu juga, jika C h C c , fluida panas akan mengalami perubahan temperatur yang besar dan akan didinginkan hingga temperatur masukan fluida dingin T h,o = T c,,i . Dari persamaan 2.4b, diperoleh q max = C min T h,i – T c,i 2.15 Rasio kapasitas aliran, C min yang mana bernilai lebih kecil antara C c atau C h . Persamaan 2.15 memberikan laju perpindahan panas maksimum yang mungkin terjadi pada penukar panas. Dalam mendefinisikan efektifitas effektiveness , ε sebagai rasio laju perpindahan panas aktual untuk sebuah penukar panas dengan laju perpindahan panas maksimum yang mungkin terjadi : ε = � � ��� 2.16 Dari persamaan 2.4b, 2.5b dan 2,15, persamaan diatas menjadi : � = �ℎ �ℎ,�−�ℎ,� ���� �ℎ,�−��,� 2.17 Atau � = �� ��,�−��,� ���� �ℎ,�−��,� 2.18 Dari definisi efektifitas, yang mana tdak berdimensi, harus berada dalam jangkauan 0 ≤ ε ≤ 1. Hal ini sangat berguna, jika ε, T h,i , dan T c,i diketahui, laju perpindahan panas aktual dapat ditentukan sebagai berikut : q = ε C min T h,i – T c,i 2.19 Untuk sembarang penukar panas dapat ditunjukkan bahwa : ε = � ���,���� ����� 2.20 Universitas Sumatera Utara 31 di mana C min C maks sama dengan C c C h atau C h C c , bergantung pada besaran kapasitas laju perpindahan panas dingin dan panas. Jumlah unit perpindahan panas Numbers Transfer of Units adalah sebuah parameter tidak berdimensi yang digunakan secara luas dalam analisa penukar panas dan didefinisikan sebagai berikut : NTU = �� ���� 2.21

2.8 Distribusi Temperatur Secara Aksial dan Hubungan ε-NTU pada

Dokumen yang terkait

Analisis dan Simulasi Keefektifan Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan dengan Variasi Temperatur Air Panas Masuk Pada Kapasitas Aliran yang Konstan

2 65 102

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 56 132

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 1 21

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 0 2

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 0 16

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 0 2

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 0 3

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 0 43

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 1 3

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 1 39