Penentuan Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Pada Pipa

64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Pada Pipa

Dalam pengujian alat penukar panas ini aliran yang terjadi merupakan aliran laminar dan profil temperatur telah berkembang penuh dengan fluks panas konstan, sehingga dalam penentuan nilai koefisien perpindahan panas konveksi pada pipa diperoleh melalui interpolasi Tabel 2.2, dengan asumsi yang dilakukan adalah : 1. Tidak adanya perpindahan panas dari kawat tembaga dalam pipa dengan ukuran diameter 6,35 mm atau pada persamaan 2.3b, nilai q i ” sama dengan nol dan persamaan 2.3a dianggap sama dengan nol. 2. Tidak adanya perpindahan panas dari sisi luar pada pipa luar diameter 12,7 mm karena pipa luar diisolasi secara sempurna atau dianggap dinding mengalami adiabatik, sehingga proses perpindahan panas benar-benar terjadi pada ketiga pipa tersebut. 3. Perpindahan panas pada pipa tengah diameter 9,53 mm, perbedaan temperatur antara sisi luar dan dalam dianggap sama pada titik z = 0, sehingga perbandingan q i ” q o ” adalah perbandingan h i h o. Dari asumsi-asumsi diatas menghasilkan nilai-nilai sebagai berikut : Dengan menginterpoolasi pada Tabel 2.2 atau grafik pada Gambar 2.23 maka di peroleh nilai Nu oo dan Nu ii berikut r = r 3 r 4 = 0,329 maka, Nu oo = 4,933 r = r 1 r 2 = 0,872 maka, Nu ii = 5,53 Dengan memperhatikan asumsi-asumsi pada point 1 dan 2 maka dengan persamaan 2.3a dan 2.3b diperoleh Nu o = Nu oo = 4,933 Nu i = Nu ii = 5,5 Universitas Sumatera Utara 65 Koefisien perpindahan panas konveksi rata-rata pada pipa dalam Ch 3 dan luar Ch 2 , adalah h 2i = 2318.05 Wm 2 o K h 30 = 884,655 Wm 2 o K Bilangan nusselt pada sisi dalam Nu ii dan sisi luar Nu oo pada pipa tembaga yang berada di tengan channel 1 diasumsikan masing-masing dinding dalam Ch 3 dan luar dipanaskan atau didinginkan secara terpisah adalah D 1i = 0,00806 m D 1o = 0,00935 m Maka perbandingan D 1i D 1o = 0,856, kemudian kita peroleh nilai Nu ii dan Nu oo dengan cara menginterpolasi pada Tabel 2.2 atau grafik pada Gambar 2.23 maka kita peroleh, hasil interpolasi sebagai berikut : Nu ii = 5,7 dan Nu oo = 5,2 Koefisien yang berpengaruh influnce coefficient Ɵ i dan Ɵ o Ɵ i = 0,4 dan Ɵ o = 0,31 Perbandingan antara fluks panas pada sisi luar dengan sisi dalam maupun sebaliknya, dapat diperoleh denggan persamaan 2.1a dan 2.1b, maka diperoleh q o ” q i ” dan q i ” q o ”, yaitu : q o ” q i ” = 2,598 dan q i ” q o ” = 0,384917 Bilangan Nusselt untuk masing-masing sisi diperoleh dari Persamaan 2.3a dan 2.3b, sebagai berikut : Nu o = 5,87886 dan Nu i = -142,86 Untuk bilangan Nusselt di dalam Nu i diperoleh negatif hanya karena perhitungan matematis dimana q o ” q i ” Ɵ i lebih besar dari pada 1, sedangkan pada implementasinya dalam penentuaan koefisien perpindahan panas konveksi dianggap sama. Koefisien perpindahan panas konveksi rata-rata pada sisi dalam dan luar sebagai berikut : h i = 27436, 6 Wm 2 . K dan h o = 2614, 283 Wm 2 . K Universitas Sumatera Utara 66 Kemudian hasil perhitungan koefisien perhitungan panas konveksi diatas digunakan dalam penentuan nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh pada masing-masing sisi saluran. Koefisien perpindahan panas menyeluruh, U ditentukan dari persamaan berikut : 1 U = 1 hi + Dout 2k ln � Dout Din � + 1 ho � Dout Din � 4.1 Di mana : k = konduktifitas pipa, Wm o K D out = Diameter luar pipa, m D in = Diameter dalam pipa, m h i = koefisien perpindahan panas konveksi bagian dalam dinding pipa, Wm 2 o K h o = koefisien perpindahan panas konveksi pada bagian luar dinding pipa, Wm 2 o K Maka diperoleh nilai koefisien perpindahan panas untuk masing-maisng pada pipa tengah saluran 2, sebagai berikut : U 12 P 12 L = 39,8 W o K U 13 P 13 L = 15,264 W o K

4.2 Pengolahan Data dan Analisa Hasil Ekperimen dan Perhitungan Teoritis

Dokumen yang terkait

Analisis dan Simulasi Keefektifan Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan dengan Variasi Temperatur Air Panas Masuk Pada Kapasitas Aliran yang Konstan

2 65 102

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 56 132

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 1 21

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 0 2

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 0 16

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 0 2

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 0 3

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 0 43

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 1 3

Analisa Perfomansi Alat Penukar Kalor Tiga Saluran Satu Laluan Dengan Aliran yang Terbagi Dalam Konfigurasi Aliran Berlawanan Arah dan Searah

0 1 39