Gambaran Umum Responden Berdasarkan Lama Pemakaian Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Analisis Regresi Linier Berganda

Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebanyak 77 orang berusia 17-30 tahun dan terdapat 23 orang berusia 30 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah berusia 17-30 tahun.

b. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Lama Pemakaian

Tabel 4.6 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Lama Pemakaian Lama Pemakaian Jumlah orang Persentase 1 -3 bulan 13 13 4-6 bulan 20 20 6 bulan 67 67 Total 100 100 Sumber:Hasil Pengolahaan Data Primer 2017 Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang telah memakai deodorant Rexona For Men lebih dari 6 bulan sebanyak 67, pemakaian 4-6 bulan sebanyak 20 dan pemakaian 1-3 bulan sebanyak 13. Hal ini menunjukkan responden terbanyak adalah responden dengan pemakaian deodorant lebih dari 6 bulan.

c. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.7 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah orang Persentase PelajarMahasiswa 53 53 Pegawai SwastaNegeri 22 22 Wiraswasta 25 25 Total 100 100 Sumber:Hasil Pengolahaan Data Primer 2017 Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 100 responden, dimana 53 responden berasal dari pelajarmahasiswa 53, 22 responden berasal dari pegawai swasta 22 dan 25 responden berasal dari wiraswasta 25. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan responden terbanyak berasal dari pelajarmahasiswa.

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Sikap

Jawaban responden tentang variabel Sikap dapat dijelaskan pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden untuk Sikap Item SS S KS TS STS Total Rata- rata F F F F F F 1 36 36,0 54 54,0 10 10,0 0 0 0 100 100,0 4,26 2 17 17,0 23 23,0 34 34,0 18 18,0 8 8,0 100 100,0 3,23 3 9 9,0 34 34,0 40 40,0 14 14,0 3 3,0 100 100,0 3,32 4 10 10,0 35 35,0 27 27,0 21 21,0 7 7,0 100 100,0 3,20 5 14 14,0 38 38,0 31 31,0 12 12,0 5 5,0 100 100,0 3,44 6 34 34,0 46 46,0 20 20,0 0 0 0 100 100,0 4,14 Total Rata-rata 3,59 Sumber : Hasil Penelitian 2017 Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa: 1. Pada pernyataan 1 “Deodorant Rexona For Men merupakan merek terkemuka di Indonesia”, sebanyak 54 responden atau 54 paling dominan menyatakan setuju. 2. Pada pernyataan 2 “Saya percaya deodorant Rexona For Men dapat mengatasi keringat berlebihan pada ketiak”, sebanyak 34 responden atau 34 paling dominan menyatakan kurang setuju. 3. Pada pernyataan 3 “Saya menyukai deodorant Rexona For Men karena memberikan kesegaran seharian”, sebanyak 40 responden atau 40 paling dominan menyatakan kurang setuju. 4. Pada pernyataan 4 “Deodorant Rexona For Men membuat saya lebih percaya diri”, sebanyak 35 responden atau 35 paling dominan menyatakan setuju. Universitas Sumatera Utara 5. Pada pernyataan 5 ”Saya membeli deodorant Rexona For Men karena kualitasnya”, sebanyak 38 responden atau 38 paling dominan menyatakan setuju. 6. Pada pernyataan 6 ” Deodorant Rexona For Men adalah merek deodorant yang ingin saya beli”, sebanyak 46 responden atau 46 paling dominan menyatakan setuju.

4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Faktor Psikologis

Jawaban responden tentang variabel Faktor Psikologis dapat dijelaskan pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden untuk Faktor Psikologis Item SS S KS TS STS Total Rata- rata F F F F F F 7 42 42,0 50 50,0 8 8,0 0 0 100 100,0 4,34 8 7 7,0 23 23,0 42 42,0 23 23,0 5 5,0 100 100,0 3,04 9 38 38,0 41 41,0 12 12,0 9 9,0 0 0 100 100,0 4,08 10 10 10,0 23 23,0 40 40,0 19 19,0 8 8,0 100 100,0 3,08 11 48 48,0 42 42,0 8 8,0 2 2,0 0 0 100 100,0 4,36 12 30 30,0 44 44,0 16 16,0 10 10,0 0 0 100 100,0 3,94 Total Rata-rata 3,80 Sumber : Hasil Penelitian 2017 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa: 7. Pada pernyataan 7 “Saya memilih deodorant Rexona For Men karena dorongan kebutuhan agar terbebas dari bau badan”, sebanyak 50 responden atau 50 paling dominan menyatakan setuju. 8. Pada pernyataan 8 “Menurut saya deodorant Rexona For Men tahan lama setelah digunakan ke kulit ketiak”, sebanyak 42 responden atau 42 paling dominan menyatakan kurang setuju. Universitas Sumatera Utara 9. Pada pernyataan 9 “Menurut saya deodorant Rexona For Men tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya”, sebanyak 41 responden atau 41 paling dominan menyatakan setuju. 10. Pada pernyataan 10 “Pemakaian deodorant Rexona For Men dengan benar tidak merusak pakaian”, sebanyak 40 responden atau 40 paling dominan menyatakan kurang setuju. 11. Pada pernyataan 11 ”Saya menggunakan deodorant Rexona For Men dalam jangka panjang tidak berbahaya bagi kesehatan”, sebanyak 48 responden atau 48 paling dominan menyatakan sangat setuju. 12. Pada pernyataan 12 ” Saya yakin dengan manfaat yang saya peroleh setelah menggunakan deodorant Rexona For Men”, sebanyak 44 responden atau 44 paling dominan menyatakan setuju.

4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Keputusan Pembelian

Jawaban responden tentang variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden untuk Keputusan Pembelian Item SS S KS TS STS Total Rata- rata F F F F F F 13 30 30,0 44 44,0 16 16,0 10 10,0 0 100 100,0 3,94 14 43 43,0 50 50,0 7 7,0 100 100,0 4,36 15 30 30,0 61 61,0 7 7,0 2 2,0 100 100,0 4,19 16 38 38,0 52 52,0 10 10,0 0 100 100,0 4,28 Total Rata-rata 4,19 Sumber : Hasil Penelitian 2017 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa: 13. Pada pernyataan 13 “Saya menggunakan deodorant Rexona For Men karena sesuai dengan kebutuhan saya”, sebanyak 44 responden atau 44 paling dominan menyatakan setuju. 14. Pada pernyataan 14 “Saya telah mencari informasi tentang deodorant Rexona For Men sebelum membelinya”, sebanyak 50 responden atau 50 paling dominan menyatakan sangat setuju. 15. Pada pernyataan 15 “Saya membeli produk deodorant Rexona For Men karena saya mengenal deodorant tersebut dari media massa maupun media cetak”, sebanyak 61 responden atau 61 paling dominan menyatakan sangat setuju. 16. Pada pernyataan 16 “Saya yakin menggunakan deodorant Rexona For Men dibandingkan dengan deodorant merek lainnya”, sebanyak 52 responden atau 52 paling dominan menyatakan setuju.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu: 1. Pendekatan Histogram Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Pengujian Histogram Normalitas Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2017 Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. 2. Pendekatan Grafik Cara lainnya melihat uji normalitas dengan pendekatan grafik. PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu X melawan nilai- nilai yang didapat dari sampel sumbu Y. Apabila plot keduanya berbentuk linier dapat didekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Pendekatan Grafik Normalitas Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2017 Pada Gambar 4.3 scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. 3. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov Dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov Smirnov yaitu apabila nilai value pada kolom Asymp. Sig lebih besar dari level of significant α = 5, maka tidak mengalami gangguan distribusi normal serta nilai Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Uji Normalitas Pendekatan Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1,51580424 Most Extreme Differences Absolute ,051 Positive ,051 Negative -,033 Kolmogorov-Smirnov Z ,512 Asymp. Sig. 2-tailed ,956 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber:Hasil pengolahan SPSS for Windows 2017 Menurut Situmorang dan Lufti 2014:121 bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig 2-tailed lebih besar dari nilai signifikan 0,05, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,956 dan diatas nilai signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dari Tabel 4.11 yaitu 0,512 dan lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu variabel pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Universitas Sumatera Utara heteroskedastisitas Situmorang 2014:122. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Pendekatan Grafik

Heterokedastisitas dapat dilihat melalui gambar scatter plot. Gambar scatter plot dapat mengindikasi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas. Apabila grafik tidak membentuk pola yang jelas maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Gambar 4.4 Pendekatan Grafik Heteroskedastisitas Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2017 Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada Universitas Sumatera Utara sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.

2. Uji Glejser

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. b. Jika nilai signifikansi 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas Tabel 4.12 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,236 ,908 ,260 ,796 SIKAP -,014 ,035 -,043 -,409 ,684 FAKTOR PSIKOLOGIS ,055 ,035 ,167 1,579 ,118 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2017 Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel independen adalah 0,684, dan 0,118, atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari Sikap, dan Faktor Psikologis signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent.

4.4.3 Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan Universitas Sumatera Utara oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian multikoliniearitasdapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 4,067 1,513 2,689 ,008 SIKAP ,132 ,058 ,182 2,289 ,024 ,897 1,115 FAKTOR PSIKOLOGIS ,432 ,059 ,588 7,372 ,000 ,897 1,115 a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2017 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa: a. Nilai VIF dari Sikap dan Faktor Psikologis adalah 1,115 lebih kecil atau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. b. Nilai Tolerance Sikap dan Faktor Psikologis adalah 0,897 lebih besar dari 0,1 Tolerance 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruhhubungan antara variabel independent Sikap dan Faktor Psikologis dan variabel dependent Keputusan Pembelian akan digunakan analisis regresi linier berganda multiple regression analysis. Peneliti menggunakan bantuan Universitas Sumatera Utara program software SPSS for Windows untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, dengan menggunakan metode Enter. Tabel 4.14 Metode Enter Variables EnteredRemoved a Model Variables Entered Variables Removed Method 1 FAKTOR PSIKOLOGIS, SIKAP b . Enter a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN b. All requested variables entered. Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2017 Tabel 4.11 menunjukkan variables enteredremoved menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif yaitu sebagai berikut: 1. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel bebas yaitu Sikap X 1 , dan Faktor Psikologis X 2 . 2. Tidak ada variabel bebas yang dikeluarkan removed. 3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. Tabel 4.15 Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4,067 1,513 2,689 ,008 SIKAP ,132 ,058 ,182 2,289 ,024 FAKTOR PSIKOLOGIS ,432 ,059 ,588 7,372 ,000 a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2017 Persamaan Regresi Linier Berganda dapat diperoleh dari Tabel 4.12 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e = 2.187 + 0,316 X 1 + 0,261 X 2 + e Keterangan : Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta b 1, b 2 = Koefisien Linear Berganda X 1 = Sikap X 2 = Faktor Psikologis e = Standard Error Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa : 1. Konstanta a = 2.187, menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas Sikap dan Faktor Psikologis = 0 maka Keputusan pembelian Y akan tetap sebesar 4,067. 2. Koefisien b 1 X 1 = 0,316, menunjukkan bahwa variabel Sikap berpengaruh positif terhadap Keputusan pembelian. Dengan kata lain jika variabel Sikap ditingkatkan sebesar satu satuan maka Keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,132. 3. Koefisien b 2 X 2 = 0,261, menunjukkan bahwa variabel faktor psikologis berpengaruh positif terhadap Keputusan pembelian. Dengan kata lain jika variabel faktor psikologis ditingkatkan sebesar satu satuan maka Keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,432. Universitas Sumatera Utara

4.6 Pengujian Hipotesis