Pilihan Masyarakat terhadap ritel

219 sampel memilih Pilihan D Masyarakat lebih memilih ritel modern sebagai tempat berbelanja.

8. Pilihan Masyarakat terhadap ritel

No Jenis Pekerjaan Responden Pilihan Masyarakat Terhadap Ritel Ritel Tradisional Ritel Modern 1. PelajarMahasiswa 26 28 2. Pegawai Swasta 10 2 3. Pegawai Negeri Sipil 3 1 4. Wiraswasta 9 5 5. BuruhTani 3 6. Ibu Rumah Tangga 5 3 7. TNI 1 8. Pensiunan 1 9. SPG 2 1 Total 59 41 100 Kesimpulan : dari sampel yang ada 59 yang memilih untuk menggunakan ritel tradisional, dan 41 yang memilih untuk menggunakan ritel modern. Dari data kuantitatif, yang ditampilkan maka analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut : 1. Dari sampel yang ada 99 merupakan pengguna kedua ritel, baik tradisional maupun modern, yang berarti mayoritas sampel tidak hanya berbelanja di salah satu ritel. 2. Frekuensi berbelanja di kedua ritel berbeda tipis. yang mayoritas adalah frekuensi 1-2 kaliminggu, selisih 1. Ritel Modern 79, Ritel Tradisional 78 3. Mayoritas sampel memilih ritel tradisional karena harga bisa ditawar 4. Mayoritas sampel memilih ritel modern karena tempat yang nyaman Universitas Sumatera Utara 220 5. Persepsi mayoritas sampel terhadap maraknya pembangunan ritel modern adalah menjadikan masyarakat lebih memilih ritel modern sebagai tempat berbelanja. 6. Mayoritas sampel menjatuhkan pilihan kepada ritel tradisional, namun pilihan kepada ritel modern juga perlu dipertimbangkan sebab selisihnya tidak terlalu kentara. Maka, dari analisa data di atas, hipotesis kualitatif yakni Ritel modern yang berkembang bebas, menjadikan masyarakat masyarakat yang konsumtif , adalah positifbenar. Karena dari sampel yang diteliti, hampir keseluruhan 99 tidak hanya mengonsumsi ritel tradisional, tapi juga ritel modern. Faktanya, masyarakat dari kelas ekonomi manapun menggunakan jasa kedua ritel. Yang menjadi intervening variable faktor yang meng-interven adalah: a Kenyamanan menjadi alasan bagi seseorang untuk datang berbelanja ke ritel modern, serta yang tidak dapat dipungkiri adalah pelayanan mandiri yang diberikan oleh ritel modern. Pada akhirnya, jasa ritel tradisional, kurang cukup untuk memuaskan niat konsumsi pembeli. b Pasar tradisional juga menawarkan sistem tawar yang tidak dapat ditolak oleh masyarakat. Universitas Sumatera Utara 117

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Di era globalisasi pergaulan antar bangsa semakin kental, dan batas antar negara hampir tidak ada artinya. Pengaruh globalisasi memungkinkan hilangnya berbagai halangan dalam menjadikan dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain serta menghasilkan dunia tunggal. Globalisasi menunjukkan terus meningkatnya integrasi atas ekonomi-ekonomi nasional menuju pasar- pasar internasional yang semakin luas dan integratif. Maka bukan tidak mungkin setiap regulasi yang ada di negara-negara mengarah kepada terciptanya pasar bebas. Semakin bebas pasar, semakin meningkat pula permintaan dan penawaran akan barang dan jasa, sehingga kondisi ini membutuhkan wadah yang dapat menampungnya. Ritel adalah salah satu wadah di mana proses permintaan dan penawaran bergulir dengan arus yang lancar. Maraknya pembangunan ritel modern mengindikasikan bahwa industri ini memang menjanjikan keuntungan yang besar. Dan Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia merupakan ladang yang potensial untuk membangun bisnis waralaba. Dengan terbitnya Keputusan Presiden No 99 Tahun 1998, membuka pintu masuk bagi para peritel asing. Ritel tradisional yang berada di wilayah pedesaan maupun pemukiman rakyat pun terkena imbasnya dengan berhadapan Universitas Sumatera Utara