Pemerintah Kota Medan- Kepala Bidang Admistrasi Perekonomian Bapak Dahlan Siregar

140 Hasil Wawancara

1. Pemerintah Kota Medan- Kepala Bidang Admistrasi Perekonomian Bapak Dahlan Siregar

 Yang terlebih dahulu masuk ke Medan itu, Indomaret mulai tahun 2009. Kemudian Alfamart, Alfamidi , lalu masuk lagi Giant.  Tugas Pengawasan dilakukan oleh Disperindag. Tahun 2008 , pemberian izin masih merupakan wewenang Disperindag, tapi di tahun 2010 wewenang tersebut diambil alih oleh BPPT, dapat kita lihat dalam peraturan baru pengganti Perwal No 20 Tahun 2011, yaitu Perwal No 47 Tahun 2012  Diatur atau tidak ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart akan tetap berdekatan secara jarak. Tujuan penghapusan peraturan tentang zonasi supaya ada kejenuhan. Kalau persaingan mereka semakin ketat, maka ritel modern semakin lama akan tutup.  Sebenarnya diharapkan kehadiran ritel modern dapat membantu pemberdayaan UMKM. Dalam Permendag, ritel harus memperhatikan dan memberdayakan UMKM. Ritel seharusnya memiliki integrasi dengan UMKM melalui pemasukan barang atau produk. Namun, kehadiran ritel malah membuat UMKM tertekan.  Ritel moden memberi pelayanan mandiri. Masyarakat juga boleh memilih ketika berbelanja. Karena mereka memberi ruangan yang nyaman bagi konsumen. Universitas Sumatera Utara 141  Pemilik modal setahu kami, tidak ada pemilik modal asing. Tapi, tentang saham saya juga kurang tahu. Kita disini mengatur tentang regulasi saja.  Masyarakat kota Medan masih bisa mengikuti hal ini. Ritel modern tetap berdiri karena masyarakat juga berbelanja disana. Masyarakat yang membuat ritel modern masih berdiri.  Di kota Medan sendiri sudah hampir semua sudut kota dibangun toko modern, khususnya minimarket.  Pengaruh pembangunan ritel modern ini kepada kondisi perekonomian adalah kepada pola konsumsi masyarakat. Terkadang konsumen jika memasuki ritel modern bisa membeli barang yang tidak ingin dibeli. Jadi, suasana ritel modern itu mempengaruhi niat beli masyarakat.  Untuk pajak sendiri diatur dan diterima oleh Pemko Medan  Kalau membahas tentang pengaruh globalisasi, pasti ada. Sekarang ini, masa-masa persaingan atau pasar bebas. Kita tidak bisa cegah itu. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kearifan lokal yang harus mengatur dan membantu produk daerah unggulan. Suka atau tidak, kita harus siap bersaing.  Produk lokal seperti kerajinan, industri tekstil atau UMKM lainnya dibantu dengan permodalan. Kemudian kita perkenalkan dengan asas perbankan. Di Medan sendiri produk yang lebih banyak itu, usaha kerajinan tangan dan produk tekstil. Universitas Sumatera Utara 142  Saya juga kurang tahu, apakah ada produk lokal yang masuk ritel modern. Tapi, Pemko mengusahakan supaya UMKM bisa bersinergi dengan ritel modern  Tentang izin pendirian kita serahkan kepada BPPT , supaya mereka dapat tegas dalam mengambil keputusan yang sudah menjadi wewenang mereka. Untuk ritel-ritel yang melanggar aturan , terlanjur sudah dibangun. Tapi, memang kurang ditindaklanjuti.  Pemko Medan juga tetap mengusahakan penataan ruang kota yang baik.  Untuk masalah minimnya integrasi UMKM dengan ritel modern, kita harapkan Disperindag bisa lebih proaktif, agar UMKM kita merasa terayomi.  Sosialiasi dilakukan oleh Disperindag dan BPPT  Program kerja dalam bidang perkonomian tetap mengacu pada perhatian pada usaha masyarakat terkhusus UMKM. Medan tetap mengandalkan UMKM. Kalau pembangunan untuk kota, Medan memang sudah kota perdagangan. Daerah yang masih jarang seperti Medan Utara sudah mulai kita bangun. Salah aksi juga terhadap pusat pasar tradisional seperti relokasi pedagang dari Jalan Sutomo.  Untuk kebijakan ekonomi politik, kita fokus di harga pasar. Sehingga masyarakat punya daya beli, karena harga bisa dijangkau. Kita punya analisis terhadap inflasi namanya Tinjauan Inflasi Daerah. Selain daripada itu, kita ikuti dari kebijakan nasional. Universitas Sumatera Utara 143  Kalau pasar stabil, investor juga mudah tertarik dalam penanaman modal. Jadi, kita berusaha untuk menjaga kestabilan pasar.

2. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu- Kabag Tata Usaha Bapak M. Syafruddin