tersebut secara sederhana tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mengandung unsur persuasi, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu
pemahaman dan pengaruh, mau melakukan suatu perintah, bujukan, dan sebagainya.
2. Persuasi dalam Kegiatan Komunikasi
Pada dasarnya, Public Relation merupakan aktivitas persuasi yang
dilakukan terhadap publik internal dan publik eksternal sebuah institusi. Dalam
melakukan kegiatan komunikasi, seorang humas yang bersangkutan melakukan kegiatan persuasi bujukan dan sering dikatakan bahwa sebenarnya kegian humas
sama dengan kegiatan pembujuk atau persuader. Artinya, bagi humas bahwa melakukan persuasi tersebut merupakan tujuan dari proses komunikasi yang
dilakukan dan persuasi komunisuasi itu merupakan proses belajar yang bersifat emosional atau perpindahan anutan dari hal yang lama ke hal yang baru melalui
penanaman suatu pengertian dan pemahaman.
9
Bettinghaus dan Taylor mendefinisika n persuasi sebagai “tindakan yang
disengaja untuk mempengaruhi perilaku melalui komunikasi”. Sebelumnya, Brembeck dan Howell mendefinisikannya sebagai “usaha sadar untuk mengubah
pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang ke arah tujuan yang ditetapkan”. Namun, keduanya kemudian mengubah pendapatnya menjadi
“communication intended to influence choice komunikasi yang dimaksudkan untuk memengaruhi pilihan orang”.
10
9
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007 h.. 40.
10
Emeraldy Chatra dan Rulli Nasrullah, Public Relation Strategi Kehumasan dalam Menghadapi Krisis. Bandung: PT Salamadani Pustaka Semesta, 2008 h. 139.
Persuasi merupakan salah satu kunci sukses praktisi kehumasan dalam setiap aktivitas komunikasinya. Dengan persuasi, praktisi kehumasan lebih
berpeluang mencapai tujuan-tujuan seperti dikemukakan Bettinghaus dan Taylor, yaitu merubah opini, mengubah persepsi, mengubah keadaan emosi dan
mengubah perilaku fisik.
11
Apapun yang dilakukan praktisi kehumasan untuk memulihkan kepercayaan, membangun citra atau membangun kepercayaan, pada
dasarnya adalah upayanya memengaruhi publik.
12
Menurut Otto Lerbinger di dalam bukunya Design for persuasive communication, ada beberapa model untuk merekaya persuasi, antara lain sebagai
berikut:
13
a. Stimulus respons
Model persuasi ini cara yang paling sederhana, yaitu berdasarkan konsep asosiasi.
b. Kognitif
Model ini berkaitan dengan nalar, pikiran dan rasio untuk peningkatan pemahaman, mudah mengerti, dan logis bisa diterima. Dalam melakukan
persuasi pada posisi ini, komunikator dan komunikan lebih menekankan penjelasan yang rasional dan logis. Artinya, ide atau informasi yang
disampaikan tersebut tidak bisa diterima sebelum dieknakan alasan yang wajar. c.
Motivasi Motivasi yaitu persuasi dengan model membujuk seseorang agar mau
mengubah opininya atau agar kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi
11
Ibid., h. 139
12
Ibid., h. 156
13
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation, h. 41.
dengan menawarkan sesuatu ganjaran tertentu. Dengan memotivasi melalui pujian, hadiah, dan iming-iming janji tertentu memalui berkomunikasi, maka
lambat-laun orang bersangkutan bisa mengubah opininya. d.
Sosial Model persuasi ini menganjurkan pada pertimbangan aspek sosial dari
publik atau komunikan, artinya pesan yang disampaikan itu sesuai dengan status sosial yang bersangkutan sehingga proses komunikasi akan lebih mudah
dilakukan.
e. Personalitas
Model persuasi disini memperhatikan karakteristik pribadi sebagai acuan untuk melihat respon dari khalayak tertentu.
B. Humas