perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercipta suatu kepercayaan dan
citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan.
30
Dalam arti lebih umum atau luas, kampanye public relations tersebut memberikan penerangan terus menerus serta pengertian dan memotivasi
masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai
publisitas dan citra yang positif.
31
Melakukan kampanye untuk membangun suatu saling pengertian dan pemahaman melalui persuasi dari khalayak sasaran.
2. Strategi Kampanye Humas
Strategi didefinisikan sebagai metode penggunaan unsur-unsur strategis untuk mencapai tujuan-tujuan spesifik yang telah ditetapkan. Metode yang tepat
dan sesuai dengan kondisi yang dihadapi adalah syarat bagi tercapainya tujuan. Strategi pada hakikatnya adalah suatu perencanaan planning dan manajemen
management untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut:
32
a. Bagaimana mengubah sikap how to change the attitude
b. Mengubah opini to change the opinion
c. Mengubah perilaku to change behaviour
30
Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Kritis dan Pemulihan Citra, h. 66.
31
Ibid., h. 66
32
Ibid., h. 37
Strategi adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program atau kampanye. Strategi adalah faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun,
ide utama, dan pemikiran dibalik program taktis.
33
Tujuan tak dapat dicapai tanpa ada strategi ji
tu untuk mencapainya. Istilah “strategi” sendiri dalam kamus Webster New World Dictionary, strategi dimaknai sebagai the science of planning
and directing military operations, skill in managing or planning, esp. by using stratagems, a stratagem, plan, etc.
34
Strategi menghasilkan gagasan dan konsepsi yang dikembangkan oleh para praktisi. Menangani masalah komunikasi para perencana dihadapkan pada
sejumlah persoalan, terutama dalam kaitannya dengan strategi penggunaan sumber daya komunikasi yang tersedia untuk mencapai sasaran yang ingin
dicapai. Rogers memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang
lebih besar melaui transfer ide-ide baru.
35
Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton membuat definisi dengan menyatakan “Strategi komunikasi adalah
kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran media, penerima sampai pada pengaruh efek yang dirancang
untuk mencapai tujuan ya ng optimal.”
36
Setiap politisi dan organisasi politik bisa segera menetapkan langkah strategis yang utama, selain mengukur diri dengan analisis SWOT Strengths
–
33
Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations. Bandung : Erlangga, 2004 h. 98.
34
Alfan Alfian, Menjadi Pemimpin Politik Perbincangan Kepemimpinan dan Kekuasaan. Jakarta: PT Gramedia Pustakan Utama, 2002 h. 301.
35
Hafied Cangara, Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi. h. 236.
36
Ibid., h. 236.
Weakness – Opportunities – Threats adalah pengumpulan informasi secara
objektif.
37
Dalam konteks kampanye, yang dipertanyakan bagaimana kekuatan media komunikasi yang sudah dimiliki, berapa banyak wartawan dan artis yang bisa
menjadi mitra, berapa banyak jurkam juru kampanye yang sudah terlatih, berapa banyak tokoh-tokoh masyarakat yang bisa digalang sebagai pengumpul
suara vote getter dan semacamnya. Peluang atau kesempatan yang bisa diperoleh untuk mendukung kampanye harus dianalisis, misalnya adanya kader yang
menduduki jabatan penting baik disektor swasta maupun di bidang pemerintahan dan legislatif yang bisa memberikan dukungan dana.
Peristiwa dalam proses komunikasi kampanye melibatkan konseptor coneption skill, teknisi komunikasi technical skill dan komunikator dengan
segala kemampuan komunikasi communication skill untuk mempengaruhi komunikan dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam
bentuk perencanaan yang taktis dan strategik untuk mencapai tujuan tertentu. 3.
Metode dan Teknik Kampanye Humas
Metode kampanye humas dilakukan secara berencana, sistematis, memotivasi, psikologis, dan dilakukan berulang-ulang serat kontinu repetition
and continue. Sebaliknya, jika kampanye tersebut dilakukan secara insidentil atau hanya dilakukan sekali, tertentu, dan terbatas, maka hal ini jelas tidak
bermanfaat atau kurang berhasil untuk menggolkan suatu tema, materi, dan tujuan dari kampanye.
37
Ibid., h. 303.
Dalam kampanye tidak terlepas dari komunikasi yang bersifat membujuk persuasif dan mendidik edukatif, yaitu berupaya untuk mengubah perilaku,
sikap berindak, tanggapan, persepsi, hingga membentuk opini publik yang positif dan mendukung atau yang menguntungkan segi citra dan sebagainya. Dalam
berkomunikasi atau menyampaikan pesan message, misalnya melalui teknik periklanan advertising sebagai alatnya tool of PR Campaign dan rencana
media plan rencana pemasangan iklan promosi, baik di media cetak maupun media elektronik, akan menjamin untuk “penyampaian pesan-pesan iklan” sebagai
sarana komunikasi yang efektif, seperti yang diungkapkan dalam patah: right people in the place and the right time, and the right choise.
38
Dikaitkan dengan cara atau metode kampanye PR tersebut di atas, dalam buku Propoganda Salah Satu Bentuk Konumikasi Massa, yang diterbitkan Alumni
– Bandung, 1991, Drs. R.A. Sentosa Satropoetra mendefinsikan atau mengartikan bahwa kampanye, yaitu “Suatu kegiatan komunikasi antara komunikator
penyebar pesan kepada komunikan penerima pesan yang dilakukan secara intensif dalam jangka waktu tertentu, secara
berencana dan berkesinambungan”.
39
Jika ditarik inti pokok dari definisi di atas, pada dasarnya bahwa kampanye itu unsurnya antara lain sebagai berikut.
40
a. Ada kegiatan atau suatu proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu
kampanye. Berisikan rencana, tematopikisu, budget dana, dan fasilitas.
38
Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Kritis dan Pemulihan Citra, h. 69.
39
Ibid., h.70.
40
Ibid., h. 70.
b. Komunikator, merupakan orang yang menyampaikan suatu pesan yang hendak
disampaikan kepada pihak lain. Oleh karena itu, teknik berkomunikasi adalah suatu cara, kita atau seni dalampenyampaian pesan melalui kampanye yang
dilakukan sedemikian rupa oleh komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu terhadap komunikannya.
Kesiapan sebagai komunikator dalam melakukan penggiatan kampanye itu harus memiliki kewibawaan dan etos kerja yang tinggi. Oleh karena itu,
persyaratan sebagai komunikator tersebut di atas akan terkait dengan;
41
1. Kemampuan communication skill
2. Kepentingan competence
3. Imajinatif, inovatif, kreatifitas, dan lain sebagainya
4. Kejujuran integrity
5. Iktikad baik atau kemauan baik good will
6. Karakter pribadi yang kuat good character
7. Dapat dipercaya dan diandalkan credibilitas and favorable
8. Penguasaan materi product knowledge cukup baik untuk disampaikan ke
publiknya.
Ada pepatah latin mengungkapkan persyaratan sebagai komunikator yang handal itu: “Qui ascendit sine labore des cendit sine honore” Siapa yang naik
panggung tanpa persiapan, maka turun pun tanpa kehormatan. Risiko berkampanye berhadapan langsung dengan masyarakat yang bersifat heterogen
41
Ibid., h. 71.
atau massal, bisa menimbulkan, yaitu contagion mentale atau semacam wabah mental yang kadangkala bersifat kejam.
42
Untuk berhasilnya suatu persuasi dalam berkampanye melalui berbagai teknik agar dalam penyampaian pesan message kepada audiensinya cukup
efektif, antara lain beberapa teknik kampanye yang lazim dipergunakan dalam kegiatan humas, yaitu sebagai berikut:
43
a. Partisipasi participasing
Partisipasi, yaitu teknik yang mengikutsertakan partisipasi atau peran serta komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang
sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerja sama, dan tolerensi.
b. Assosiasi association
Association, yaitu menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau obyek yang tengah ramai atau sedang “in” dibicarakan
agar dapat memancing perhatian masyarakat. c.
Teknik integratif integrative Teknik ini bagaimana untuk menyatukan diri komunikator kepada
khalayaknya secara komunikatif dengan mengucapkan kata- kata” “kita, kami,
Anda sekalian atau untuk Anda, dan sebagainta, yang artinya mengandung makna bahwa yang dismpaikan pihak komunikator bukan untuk kepentingan
dirinya atau perusahaannya, atau bukan untuk mengambil keuntungan sepihak, tetapi mengambil manfaat secara bersama, demi untuk kepentingan bersama.
42
Ibid., h. 71.
43
Ibid., h. 71
d. Teknik ganjaran pay off technique
Teknik ganjaran bermaksud untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu ganjaran pay off
atau menjanjikan sesuatu dengan “iming-iming hadiah”, dan lain sebagainya dengan dua kemungkinan:
1 Bisa berupa benefit manfaat, kegunaan, dan sebagainya
2 Bisa berupa ancaman, kekhawatiran, dan suatu yang menakutkan
Bedanya, untuk pertama adalah berupaya menumbuhkan kegairahan dan menitikberatkan emosional emotional appeal dan yang kedua, yakni
untuk membangkitkan rasa takut, ketegangan, atau kekhawatiran bila hal tersebut atau tertentui bisa terjadi di kemudian hari.
e. Tekhnik penataan patung es icing technique
Hal ini merupakan suatu upaya dalam menyampaikan pesan message suatu kampanye sedemikian rupa sehingga enak dilihat, didengar, dibaca,
dirasakan dan sebagainya. Icing technique merupakan ti ice atau menata balok es yang dibentuk sedemikian rupa dan dibuat menjadi menarik, misalnya
menggambarkan sepasang pengantin, burung garuda, dibantu dengan pencahayaan yang berwarna-warni sehingga menarik perhatian. Di dalam
kampanye diperluk an suatu seni menata pesan dengan menggunaka “imbauan
emosional”. Misalnya, “Reputasi karena prestasi”, dan sebagainya. f.
Memperoleh empati empathy Suatu teknik berkampanye dalam menempatkan diri dalam posisi
komunikan, ikut merasakn dan “peduli” situasi atau kondisi pihak komunikan.
Biasanya dalam humas dikenal dengan social responsibility and humanity relations.
g. Teknik koersi atau paksaan coersion technique
Dalam komunikasi melakukan kampanye lebih menekankan suatu “paksaan” yang dapat menimbulkan rasa ketakutan atau kekhawatiran bagi
pihak komunikan yang tidak mau tunduk melalui suatu ancaman tertentu. Disamping itu, ada risiko yang dihadapi dalam berkampanye yang dapat
menggagalkan teknik persuasi atau membujuk pihak khalayak sasaran target audience, yaitu sebagai berikut :
44
1. Penyesatan suatu pengertian atau pemahaman tentang tema kampanye yang
tengah dilancarkan oleh pihak lain kompetitor. 2.
Merusak atau memalsukan isi atau materi pesan to make the message invalid. 3.
Menafsirkan suatu pesan dengan ukuran menurut pengertian atau pandangan sepihak subjective evaluation.
4. Memberikan pesan yang bahasanya terlalu sukar untuk dimengerti atau dicerna
maksud dari pesan yang hendak disampaikan itu to make the message too dificult to be understanding.
44
Ibid., h. 74
38
BAB III PROFIL OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Partai
1. Partai Persatuan Pembangunan PPP
Partai Persatuan Pembangunan PPP berdiri dan dideklarasikan di Jakarta, 5 Januari 1973, sebagai hasil fusi dari partai-partai politik yang berasaskan Islam.
Terdiri dari: Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia dan Partai Islam PERTI. Dengan demikian PPP merupakan
wadah perjuangan umat Islam untuk menegakkan demokrasi serta mewujudkan keadilan sosial dalam negara Kesatuan Republik Indonesia.
1
Sebelum mendaftar kembali di Lembaga Pemilihan Umum sebagai peserta Pemilu 1999, PPP dalam perjalanannya telah melakukan muktamar sebanyak 4
kali dan pernah melakukan perubahan lambang partai dari gambar Ka’bah Pemilu 1977
– 1982 menajdi gambar Bintang Pemilu 1987 – 1997 karena mengacu pada UU No. 31987, yang mensyaratkan bagi peserta Pemilu harus
berasaskan Pancasila.
2
Setelah melaksanakan Muktamar IV di Jakarta, 29 November – 2
Desember 1998, Muktamar mengamanatkan PPP kembali ke asas Islam, maka lambang partai pun ke gambar KA’bah. Hasil muktamar lainnya, adalah
1
Tim Litbang Kompas, Partai Partai Politik Indonesia. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 1999, h. 161.
2
Ibid., h. 161