dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu Wiknjosastro, 2002.
2.3.2. Penyebab dan Gejala Anemia
Anemia bisa terjadi akibat keadaan-keadaan seperti kehilangan darah karena luka berat, tindakan pembedahan, kecelakaan, menstruasi, melahirkan dan
terlalu sering donor darah. Menurunnya jumlah sel darah merah bisa juga akibat zat gizi besi digunakan untuk kepentingan lain diluar untuk pembuatan sel darah
merah. Misalnya akibat kekurangan asam lambung, penyakit pada sumsum tulang, kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan atau
memproduksi sel-sel darah merah seperti asam folat, vitamin B12, dan lainnya. Anemia juga disebabkan oleh menurunnya kualitas serta kuantitas haemoglobin
sel darah merah Moehji, S, 1998. Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun anoreksia, konsentrasi hilang, nafas pendek pada anemia parah dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan
akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Menurut Mochtar 1998, penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Kurang gizi malnutrisi
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
Universitas Sumatera Utara
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain 5.
Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.
Tanda-tanda orang terkena anemia sebagai berikut : kulit pucat terutama diujung jari, bibir, sekeliling mata dan lidah, sesak nafas selesai melaksanakan
aktifitas, pusing, nadi meningkat Supardiman, 1997.
2.3.3. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut Mochtar, 1998 :
1. Anemia Defisiensi Besi Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya
yaitu : keperluan untuk zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mghari dapat
menaikkan kadar Hb sebanyak 1 grbulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk
profilaksis anemia Saifuddin, 2002. b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat
besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua Wiknjosastro, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg 20 mg intravena atau 2 x 10 ml1M Infus Meskuler pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr Manuaba, 2001. Diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan
Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli
dapat digolongkan sebagai berikut : a. Hb 11 gr : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr : Anemia ringan c. Hb 7-8 gr : Anemia sedang
d. Hb 7 gr : Anemia berat. 2. Anemia Megaloblastik
Anemia disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B
12
. Pengobatannya : a. Asam folik 15-30 mg per hari
b. Vitamin B
12
3x1 tablet per hari c. Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan tranfusi darah.
Universitas Sumatera Utara
3. Anemia Hipoplastik Anemia disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah
merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi ekternal dan
pemeriksaan retikulosi. 4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan
kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Ada dua tipe anemia yang dikenal selama ini yaitu anemia gizi dan non gizi. Anemia gizi adalah keadaan kurang darah akibat kekurangan zat gizi yang
diperlukan dalam pembentukan serta produksi sel-sel darah merah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Sedangkan anemia non gizi akibat pendarahan seperti luka
akibat kecelakaan, menstruasi atau penyakit darah yang bersifat genesis seperti thalasemia, hemofilia dan lainnya Almatsier, 2002.
2.3.4. Efek Anemia Pada Ibu Hamil