Kelenteng Upacara sacapme pada masyarakat Tionghoa

72 mengadakan upacara menjemur naga yang dibuat dari tanah liat untuk membalas dendam atau mendemo sang Naga yang tidak mau menurukan hujan.

3.4 Kelenteng

Nama Kelenteng sekarang ini sudah dirubah menjadi Vihara yang sebenarnya merupakan sebutan bagi rumah ibadah agama Buddha. Hal ini terjadi sejak pemerintah tidak mengakui keberadaannya agama Kong Hu Chu sebagai agama. Sedangkan sebutan nama Kelenteng itu sendiri, bukannya berasal dari bahasa China, melainkan berasal dari bahasa Jawa, yang diambil dari perkataan “kelintingan” – lonceng kecil, karena bunyi-bunyian inilah yang sering keluar dari Kelenteng, sehingga mereka menamakannya Kelenteng. Orang Tionghoa sendiri menamakan Kelenteng itu, sebagai Bio baca Miao. Wen Miao adalah bio untuk menghormati Confucius dan Wu Miao adalah untuk menghormati Guan Gong. Universitas Sumatera Utara 73 Gambar 2 Suasana diluar kelenteng Universitas Sumatera Utara 74 Gambar 3 Ibadah di Depan Dewi Kwan In Universitas Sumatera Utara 75 Gbr.4 Lilin Sembahyang Universitas Sumatera Utara 76 Gambar.5 Lampion merah digantung selama perayaan Tahun Baru Imlek sebagai makna keberuntungan. Universitas Sumatera Utara 77

3.5 Fungsi Upacara Sacapme Dalam Masyarakat Tionghoa

Upacara sacapme dalam masyarakat Tionghoa di kota medan memiliki dua fungsi, yaitu sebagai sarana ritual , sebagai sarana hiburan, dan sebagai presentasi Universitas Sumatera Utara 78 estetis. Ketiga fungsi upacara sacapme tersebut akan penulis jelaskan secara lengkap seperti pembahasan berikut ini:

3.5.1 Sacapme Sebagai upacara

Dalam penyajian sacapme untuk upacara terdapat beberapa fungsi, yaitu: fungsi ritual, fungsi komunikasi, fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial, fungsi reaksi jasmani, fungsi perlambangan. Dalam hal ini penulis akan menjabarkan fungsi upacara sacapme satu persatu.

3.5.1.1 Fungsi Ritual

Para tetua yang memainkan genderang dan lonceng memukul dalam keadaan trance sambil berkomunikasi dengan dewa, diyakini umatnya dapat mengantarkan permohonan maupun doa syukur kepada para dewa supaya sepanjang tahun yang akan datang umatnya akan lebih diberkati.

3.5.1.2 Fungsi Komunikasi

Universitas Sumatera Utara 79 Dengan adanya trance para tetua maka umat yang sembahyang dapat langsung berinteraksi juga dengan para dewa melalui medium para tetuanya. Lihat gambar di bawah ini: Gbr.23 tetua yang sedang berkomunikasi dengan para dewa Menurut kepercayaan orang-orang Tionghoa medan, setelah mereka berkomunikasi dengan para dewa maka diyakini sepanjang tahun mereka akan mengalami kelimpahan berkat dan terhindar dari marabahaya.

3.5.1.3 Fungsi Perlambangan

Dalam hal ini sang tetua yang mengalami trance akan diibaratkan sebagai dewa yang mampu memberikan kesejahteraan kepada umatnya jika ikut berdoa. Universitas Sumatera Utara 80

3.5.1.4 Fungsi Norma-norma sosial

Penyajian sacapme dalam upacara malam tahun baru imlek masyarakat Tionghoa yang ada di jalan pekong menunjukkan bahwa upacara sacapme dapat sebagai penghubung antara umat yang melakukan sembahyang dengan para tetua vihara maupun dengan masyarakat sekitar vihara. Hal ini menunjukkan hubungan yang harmonis dan sudah tertata dengan baik dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa di jalan Pekong kelurahan Polonia.

3.5.1.5 Fungsi Reaksi Jasmani

Dalam setiap upacara tercipta suasana kemeriahan dan semua umat dapat merasakan kemeriahan tersebut sehingga masyarakat dapat langsung berinteraksi dengan umat yang sembahyang. Terkadang masyarakat juga sering ikut berteriak- teriak untuk lebih memeriahkan suasana pada saat upacara telah selesai.

3.5.2 Sacapme Sebagai Sarana Hiburan

Dalam penyajian upacara sacapme sebagai hiburan terdapat beberapa fungsi, yaitu : fungsi penghayat estetis, fungsi pengungkapan emosional, fungsi pengesahan lembaga sosial, fungsi kesinambungan kebudayaan, fungsi Universitas Sumatera Utara 81 pengintegrasian masyarakat.Dalam hal ini penulis akan menjabarkan fungsi upacara sacapme satu persatu.

3.5.2.1 Fungsi Penghayatan Estetis

Sacapme sebagai penghayat estetis dapat dilihat dari pertunjukan upacara yang disajikan mampu mempresentasikan keindahan kesenian tradisional. Hal tersebut dilihat dari atraksi yang dilakukan para tetua yang memainkan alunan genderang dan lonceng dengan teratur dan bersemangat yang dapat menambah maraknya suasana upacara Hal ini dapat menumbuhkan minat generasi muda untuk tetap menjaga dan melestarikan kesenian tradisional yang menyimpan banyak keindahan.

3.5.2.2 Fungsi Pengungkapan Emosional

Upacara sacapme ini sangat dinanti-nanti oleh masyarakat karena pada setiap upacaranya masyarakat dapat menonton secara bebas tanpa ada batas dan hambatan. Dengan menyaksikan upacara sacapme juga dapat mengobati rasa rindu umat Tionghoa terhadap kampung halaman dan budaya asli Tionghoa.

3.5.2.3 Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial

Walaupun upacara sacapme merupakan kesenian tradisional Tionghoa, tetapi masih ada kesenian hiburannya yang dapat dilakukan diantara orang-orang yang bukan berasal dari suku Tionghoa. Misalnya saja Barongsai dapat ditampilkan Universitas Sumatera Utara 82 pada saat peresmian gedung atau tempat, dan pada peringatan Hari Besar Nasional, menyambut para petinggi Negara dan Pemerintahan.

3.5.2.4 Fungsi Kesinambungan Kebudayaan

Masyarakat Tionghoa yang terdapat jalan pekong kelurahan polonia adalah masyarakat yang tetap ingin mempertahankan kebudayaannya, oleh sebab itulah masyarakat Tionghoa tersebut melestarikan kebudayaan mereka dengan cara mendirikan balai kesenian Tionghoa yang bertempat di vihara itu juga untuk melatih dan mendidik generasi muda agar lebih mencintai budayanya sendiri. Masyarakat Tionghoa melakukan pertunjukan kesenian lainnya diberbagai acara.

3.5.2.5 Fungsi Pengintegrasian Masyarakat

Secara keseluruhan upacara sacapme mampu menghidupkan suasana lebih meriah dan semarak. Hal ini dapat terlihat dari antusias para masyarakat yang menyaksikan upacara sacapme. Mereka merasa sangat terhibur karena atraksi yang dilakukan oleh para pemain musiknya maupun yang sembahyang. Upacara sacapme juga mampu menyatukan masyarakat menjadi satu kelompok yang mencintai budayanya. Universitas Sumatera Utara 83

BAB IV DESKRIPSI UPACARA SACAPME

SEMBAHYANG MALAM TAHUN BARU GONG XI FAT CAI

4.1 Upacara sacapme pada masyarakat Tionghoa

Secara umum upacara sacapme adalah upacara penyambutan malam tahun baru Gong Xi Fat Cai Imlek masyarakat Tionghoa pada umumnya.Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal ke lima belas pada saat bulan purnama. Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúx ī yang berarti malam pergantian tahun. Di Indonesia, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Cina sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang sebelum 1873. Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Universitas Sumatera Utara 84 negara-negara lain atau daerah dengan populasi Han Cina yang signifikan, Tahun Baru Cina juga dirayakan, dan telah, pada berbagai derajat, menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut. Pada dasarnya Upacara Sacapme dalam masyarakat Tionghoa mempunyai beberapa tahapan yang akan dijelaskan oleh penulis yang dilaksanakan di vihara. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam upacara Sacapme masyarakat Tionghoa adalah sebagai berikut: 1 Menyiapkan persembahan yaitu para masyarakat yang ingin sembahyang membawa persembahannya sesuai dengan kemampuannya ke vihara dan diletakkan diatas meja persembahan; 2 Menyiapkan Hio dupa dan uang kertas persembahan yaitu umat yang telah membawa persembahan makanan menyiapkan persembahan Hio untuk para Dewa yang akan dibakar pada saat malam pergantian tahun; 3 Memanggil para Dewa yaitu para tetua-tetua di vihara yang telah ditentukan memanggil para Dewa dengan cara trance dan membunyikan lonceng dan gendrang secara bersamaan tepat pada saat pergantian tahun; 4 Kemudian para tetua yang telah bersiap memulai memukul lonceng serta gendrang sambil mengucapkan mantra yang berguna untuk memanggil Dewa masuk ke dalam dirinya sehingga ia para tetua dalam keadaan trance dan bisa sebagai media komunikasi antar umat kepada Dewa; 5 Berikutnya setelah para tetua dalam keadaan trance, umat yang ingin berkomunikasi dengan para tetua dapat langsung berdoa untuk meminta agar disampaikan kepada Dewa; 6 Pada saat itu umat yang telah selesai berdoa langsung membakar hio dan dupa persembahan di luar vihara maupun di dalam vihara. Biasanya hio-hio kecil yang Universitas Sumatera Utara 85 dibakar akan diletakkan di dalam vihara maupun di pintu masuk, sementara hio yang berukuran besar akan diletakkan di luar vihara; 7 Menjelang tengah malam dan selesai pembakaran hio, umat yang selesai berdoa maupun memberi persembahan akan memasang bunyi-bunyian seperti mercon-mercon kecil sebagai ekspresi kegembiraan karena memasuki tahun baru. Ada beberapa manfaat upacara Sacapme di vihara menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa yang ada di kota Medan, yaitu: 1 sebagai sarana pelestarian budaya Tionghoa yang semakin lama semakin pudar dan bahkan hilang.; 2 memupuk rasa kebersamaan umat dalam melaksanakan hari besarnya di tempat ibadah; 3 sebagai sarana sosialisai kepada masyarakat non-Tionghoa untuk dapat mengenal hari raya tahun baru masyarakat Tionghoa di sekitarnya; 4 upacara Sacapme merupakan waktu untuk menunjukan rasa syukur kepada Dewa atas berkah yang sudah diberi sepanjang tahun yang sudah dilewati. Dalam upacara Sacapme masyarakat Tionghoa kota Medan terdapat dua jenis perbedaan yaitu: 1. Upacara Sacapme yang dilakukan di rumah Upacara ini biasanya dilakukan di depan rumah dengan membakar hio dan meletakkan persembahan makanan di meja persembahan untuk diberikan kepada Dewa. 2. Upacara Sacapme yang dilakukan di Vihara Upacara ini dilakukan secara bersama-sama oleh umat yang sembahyang di vihara dan masyarakat yang tinggal disekitar vihara tersebut. Universitas Sumatera Utara 86

4.2 Pendukung Pelaksanaan Upacara Sacapme