52
2.5 Agama
Di Indonesia, umumnya orang menganggap bahwa orang Tionghoa itu memeluk agama Buddha. Memang di negara Cina sebagian besar rakyatnya
memeluk agama Buddha, Kung Fu-tse dan Tao, Kristen, Katolik, atau Islam.
2.6 Hari Raya Orang Tionghoa Di Indonesia
Tahun baru imlek atau tahun baru tradisional orang Cina yang berdasarkan sistem penanggalan bulan, kini di negara Cina disebut Pesta Musim Semi. Dengan
pesta ini dirayakan hidupnya kembali dari alam semesta, sesudah berada dalam keadaan mati selama musim dingin yang gelap dan suram itu. Tahun baru Imlek ini
di Indonesia oleh sebagian orang dirayakan. Pada hari itu dilakukan Sembahyang Tahun Baru di kuil atau dimuka meja abu. Sembahyang tahun baru ini harus
diselenggarakan dengan sebersih-bersihnya. Bukan saja bersih lahir, melainkan juga bersih batin.
2.7 Adaptasi
Di dalam masa pembangunan ini, patutlah kita memikirkan untuk mengerahkan segala potensi yang ada pada bangsa Indonesia. Di dalam
menghadapi suku-suku-bangsa dan golongan minoritas yang banyak terdapat di Indonesia ini, pemerintah Indonesia perlu memperhatikan potensi-potensi yang ada
pada suku-suku-bangsa atau golongan-golongan Tionghoa di Indonesia. Masalah yang pertama-tama dihadapi adalah masalah integrasi dari golongan itu. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
53 penting untuk menjamin kerja sama yang harmonis antara golongan ini dengan
orang Indonesia lainnya. Di Indonesia, proses integrasi antara suku-suku bangsa memang sudah
dimulai, tetapi masih terlampau lambat, antara lain karena kurang pengetahuan dan toleransi terhadap kebudayaan dari suku-bangsa atau golongan lain yang dihadapi
dan karena perasaan superioritet pada individu-individu dari satu golongan terhadap golongan yang lain.
Di dalam pengerahan potensi dari tiap-tiap suku-bangsa atau golongan maka haruslah kita melihat potensi yang ada pada mereka. Golongan keturunan Tionghoa
di Indonesia dapatlah kita anggap mempunyai suatu bagian besar di antara mereka, yang memiliki kepandaian dalam perdagangan. Kepandaian itu perlulah kita
manfaatkan dalam sektor-sektor pembangunan ekonomi sekarang ini. Sifat keuletan dalam berusaha adalah memang suatu sifat yang dinilai tinggi di antara pedagang-
pedagang keturunan Tionghoa itu. Sifat inilah perlu diperdalami dan di-contoh. Reformasi yang digulirkan pada 1998 telah banyak menyebabkan
perubahan bagi kehidupan warga Tionghoa di Indonesia. Walau belum 100 perubahan tersebut terjadi, namun hal ini sudah menunjukkan adanya tren
perubahan pandangan pemerintah dan warga pribumi terhadap masyarakat Tionghoa. Bila pada masa Orde Baru aksara, budaya, ataupun atraksi Tionghoa
dilarang dipertontonkan di depan publik, saat ini telah menjadi pemandangan umum hal tersebut dilakukan. Di Medan, Sumatera Utara, misalnya, adalah hal
yang biasa ketika warga Tionghoa menggunakan bahasa Hokkien ataupun
Universitas Sumatera Utara
54 memajang aksara Tionghoa di toko atau rumahnya. Selain itu, pada Pemilu 2004
lalu, kandidat presiden dan wakil presiden Megawati-Wahid Hasyim menggunakan aksara Tionghoa dalam selebaran kampanyenya untuk menarik minat warga
Tionghoa.
2.8 Organisasi Sosial