45 seseorang. Upacara perkawinan orang Tionghoa di Indonesia adalah tergantung
pada agama atau religinya yang dianut. Karena itu upacara perkawinan orang Tionghoa di Indonesia amat berbeda satu dengan lainnya. Upacara perkawinan
orang Tionghoa Totok berbeda pula dengan upacara perkawinan orang Tionghoa Peranakan.
Sampai pada awal abad ini perkawinan diatur oleh orang tua kedua pihak. Yang menjadi calon suami isteri tidak mengetahui calon kawan-hidupnya, mereka
baru saling melihat pada hari perkawinannya. Sekarang keadaan demikian sudah jarang terjadi.
2.3.2 Pantang Pemilihan Jodoh
Di dalam memilih jodoh orang Tionghoa peranakan mempunyai pembatasan-pembatasannya. Perkawinan terlarang adalah antara orang-orang yang
mempunyai nama keluarga, nama she, yang sama. Kini perkawinan antara orang- orang yang mempunyai nama she yang sama tetapi bukan kerabat dekat misalnya
saudara-saudara sepupu, dibolehkan. Perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita yang masih ada hubungan kekerabatan, tetapi dari generasi yang
lebih tua dilarang misalnya, seorang laki-laki kawin dengan saudara sekandung atau saudara sepupu ibunya. Sebaliknya perkawinan seorang anak perempuan
dengan seorang anggota keluarga dari generasi yang lebih tua atas, dapat diterima. Alasan dari keadaan ini ialah bahwa seorang suami tidak boleh lebih muda atau
rendah tingkatnya dari isterinya.
Universitas Sumatera Utara
46 Peraturan lain ialah seorang adik perempuan tidak boleh mendahului kakak
perempuannya kawin. Peraturan ini berlaku juga bagi saudara-saudara sekandung laki-laki, tetapi adik perempuan boleh mendahului kakak laki-lakinya kawin,
demikian juga adik laki-laki boleh mendahului kakak perempuannya kawin. Sering juga terjadi pelanggaran terhadap peraturan ini, tetapi dalam hal itu si adik harus
memberikan hadiah tertentu pada kakaknya yang didahului kawin itu. Bagi masyarakat Tionghoa terdapat anggapan bahwa seseoran itu baru dianggap
dewasa atau “mejadi orang” bila ia telah menikah, karena itu upacara perkawinan haruslah mahal, rumit, dan agung. Perkawinan adalah suatu kejadian yang
istimewa dalam kehidupan seseorang. Pelaksanaan upacara perkawinan tersebut berbeda-beda sesuai denan agama atau religi yang dianut. Dalam perkawinan
terdapat suatu pantangan, yaitu antara orang-orang yang mempunyai nama keluarga she yang sama, tidak diperbolehkan untuk menikah. Tetapi sejalan dengan
perekmbangan zaman, kini larangan ini dibolehkan tetapi dengan syarat bukan berasal dari kerabat dekat.
Perkawinan antar seorang laki-laki dengan seorang wanita yang ada hubungan kekerabaan, tetapi dari generasi yang lebih tua dilarang. Misalnya
seorang laki-laki kawin dengan saudara kandung sepupu ibunya. Sebaliknya perkawinan seorang anak perempuan dengan seorang anggota keluarga dari
generasi yang lebih tua lebih tepat diterima. Alasannya karena tingkatan suami tidak lebih muda dari tingkatan isterinya.
Universitas Sumatera Utara
47 Tempat tinggal setelah menikah bagi masyarakat Tionghoa adalah i rumah
tua si suami. Ini berkaitan dengan tradisi Tionghoa sendiri, yakni anak laki-laki tertua merupakan ahli waris dan yang akan meneruskan pemujaan terhadap arwah
leluhur, sedankn putra-putra yang lain tidak terikat dengan ketentuan tempat tinggal itu. Mereka bebas memilih sendiri, apakah ingin menetap pada keluarga isteri
uksorilokal atau keluarga sendiri virilokal atau tinggal di rumah sendiri yang baru neolokal.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka bentuk rumah tangga orang Tionghoa adalah keluarga luas, yang terbagi ke dalam dua bentuk: 1 bentuk
keluarga luas virilokal yang terdiri dari keluarga orang tua dengan hanya anak laki- laki tertua beserta istri dan anak-anaknya dan saudara-saudaranya yang belum
pernah kawin, 2 bentuk keluarga luas virilokal yang terdiri dari keluarga orang tua degan anak-anak laki-laki beserta keluarga mereka masing-masing Vasanty
1990:363.
2.3.3 Mas kawin