2.4.2. Antioksidan Alami
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal dari tumbuhan yaitu tokoferol, vitamin C, betakaroten, flavonoid,dan senyawa fenolik.
Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan. Antioksidan alami tersebar di beberapa
bagian tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji dan serbuk sari Pratt et al, 1992.
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,
tokoferol dan asam - asam organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol
dan kalkon. Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain - lain.
2.4.3. Pengaruh Antioksidan
Antioksidan dalam makanan dapat didefinisikan sebagai zat yang mampu menunda, memperlambat atau mencegah pengembangan ketengikan dan rasa dalam makanan
atau kerusakan lainnya akibat oksidasi. Antioksidan menunda pergembangan aroma- tak sedap dengan memperpanjang periode induksi. Penambahan antioksidan setelah
akhir periode ini cenderung tidak efektif dalam memperlambat pengembangan ketengikan.
Antioksidan dapat menghambat atau memperlambat oksidasi dalam dua cara: baik dengan peredaman radikal bebas, dalam hal ini senyawa tersebut digambarkan
sebagai antioksidan primer,atau dengan mekanisme yang tidak melibatkan peredaman radikal bebas langsung, dalam hal ini senyawa tersebut adalah antioksidan sekunder.
Antioksidan primer termasuk senyawa fenolik. Komponen ini dikonsumsi selama periode induksi. Antioksidan sekunder beroperasi dengan berbagai mekanisme
Universitas Sumatera Utara
termasuk mengikat ion logam, peredaman oksigen, mengubah hidroperoksida untuk spesi non-radikal, menyerap radiasi UV atau menonaktifkan oksigen singlet.
Biasanya, antioksidan sekunder hanya menunjukkan aktivitas antioksidan ketika komponen minor keduanya ada. Hal ini dapat dilihat dalam kasus eksekusi
agen seperti asam sitrat yang efektif hanya di hadapan ion logam, dan mengurangi agen seperti asam askorbat yang efektif dalam kehadiran tokoferol atau antioksidan
primer lainnya Pokorny, 2001.
2.4.4. 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil DPPH
DPPH merupakan singkatan umum untuk senyawa kimia organik yaitu 2,2-diphenyl- 1-picrylhydrazil. DPPH adalah bubuk kristal berwarna gelap terdiri dari molekul
radikal bebas yang stabil. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik pada suhu -20°C DPPH mempunyai berat molekul 394.32 dengan rumus molekul C
18
H
12
N
5
O
6
, larut dalam air dan rumus molekul pada gambar 2.6 Molyneux, 2004.
Gambar 2.7. Rumus Bangun DPPH
Pengukuran aktivitas antioksidan dapat dilakukan beberapa cara. Salah satu metode pengukuran yang sering digunakan adalah metode DPPH. DPPH merupakan
suatu radikal bebas yang stabil kerena mekanisme delokalisasi elektron bebas oleh molekulnya, sehingga molekul ini tidak mengalami reaksi dimerisasi yang sering
terjadi pada sebagian besar radikal bebas lainnya. Delokalisasi juga memberikan efek warna ungu yang dalam pada panjang gelombang 517 nm dalam pelarut etanol. Zat
ini berperan sebagai penangkap elektron atau penangkap radikal hidrogen bebas. Hasilnya adalah molekul yang bersifat stabil. Jika suatu senyawa antioksidan
Universitas Sumatera Utara
direaksikan dengan zat ini maka senyawa antioksidan tersebut akan menetralkan radikal bebas dari DPPH Bintang, 2010.
Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan inkubasi DPPH dengan minyak atsiri antioksidan selama 30 menit sehingga menghasilkan larutan ungu yang
lebih memudar kemudian dilakukan pengukuran panjang gelombang pada 517 nm. Aktivitas antioksidan diperoleh dari nilai absorbansi yang selanjutnya akan
digunakan untuk menghitung persentase inhibis 50 IC
50
yang menyatakan konsentrasi senyawa antioksidan yang menyebabkan 50 dari DPPH kehilangan
karakter radikal bebasnya. Semakin tinggi kadar senyawa antioksidan dalam sampel maka akan semakin rendah nilai IC
50
. Hasil yang dituliskan berupa IC
50
, yang merupakan suatu konsentrasi sampel antioksidan yang diuji mampu melakukan
peredaman 50 terhadap radikal DPPH dalam jangka waktu tertentu Mosquera, 2007.
2.5. Antibakteri