BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemangi Ocimum basilicum ditanam untuk diambil daunnya sebagai lalapan dan di budidayakan di daerah sekitar laut tengah Aljazar, Maroko, Prancis Selatan dan
Kepulauan Reunio. Di Indonesia kemangi dikenal dengan beberapa nama daerah seperti selasih,telasih Minang, Surawung Jawa Barat. Tanaman tidak berkayu
dengan tinggi 60 cm, tersebar di dataran rendah daerah tropis dan subtropis Harris, 1987.
Tanaman kemangi termasuk ke dalam genus Ocimum dan famili Labiatae sering digunakan sebagai obat tradisional dan penghasil minyak atsiri essential oil.
Karena fungsinya yang beragam tersebut kemangi sering disebut dengan tanaman serbaguna. Tanaman ini bersifat polymorphis atau banyak bentuk sehingga sering
menyulitkan dalam bidang taksonomi Kardinan, 2005. Daun kemangi juga mengandung komponen non gizi antara lain senyawa
flavonoid dan eugenol, arigin, anetol, boron, dan minyak atsiri. Flavonoid dan eugenol berperan sebagai antioksidan, yang dapat menetralkan kolesterol dan bersifat
antikanker Kurniasih, 2000. Antioksidan memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan antioksidan dalam menangkap radikal bebas. Tubuh manusia tidak punya cadangan antioksidan berlebih maka tubuh membutuhkan
antioksidan Sunarni, 2005. Antioksidan alami dapat diperoleh dari buah dan sayuran. Tumbuh-tumbuhan diketahui kaya akan antioksian misalnya vitamin C dan
E, beta karoten dan flavonoid Astuti, 2004. Kemangi memiliki kandungan senyawa - senyawakimia yang dapat bersifat
antiseptik, anti-inflamasi,antifungal, dan antibakterial, seperti kandungan tanin.
Universitas Sumatera Utara
Kemangi dapat digunakan untuk berbagai penyakit seperti : penghilang bau mulut, sariawan, penyakit panu, menurunkan kadar gula, membunuh bakteri
Djojoseputro, 2012. Penelitian terhadap minyak atsiri daun kemangi telah dilakukan oleh
Evitriwulan 2012 yaitu menganalisis komponen senyawa kimia minyak atsiri daun kemangi Ocimum basiliccum L dan sifat antimikrobanya dimana minyak atsirinya
diinkorporasi pada film galaktomanan. Ardiana 2013 melakukan penelitian mengenai formulasi Mouthwash minyak
atsiri daun kemangi Ocimum basilicum L serta uji antibakteri dan Antibiofilm terhadap bakteri Streptoccocus Mutans secara In Vitro. Dan memberikan hasil positif
pada bakteri tersebut, Agustine 2013 meneliti tentang Aktivitas antioksidan dan Antibakteri
ekstrak polar dan non polar biji Selasih Ocimum Sactum Lim. Akan tetapi penelitian terhadap komponen minyak atsiri tanaman kemangi
masih dijumpai pada daunnya saja, berdasarkan hal tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia
Minyak Atsiri Bunga Kemangi Ocimum basilicum L Serta Uji Aktivitas Antibakteri Dan Antioksidan
1.2 Permasalahan