direaksikan dengan zat ini maka senyawa antioksidan tersebut akan menetralkan radikal bebas dari DPPH Bintang, 2010.
Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan inkubasi DPPH dengan minyak atsiri antioksidan selama 30 menit sehingga menghasilkan larutan ungu yang
lebih memudar kemudian dilakukan pengukuran panjang gelombang pada 517 nm. Aktivitas antioksidan diperoleh dari nilai absorbansi yang selanjutnya akan
digunakan untuk menghitung persentase inhibis 50 IC
50
yang menyatakan konsentrasi senyawa antioksidan yang menyebabkan 50 dari DPPH kehilangan
karakter radikal bebasnya. Semakin tinggi kadar senyawa antioksidan dalam sampel maka akan semakin rendah nilai IC
50
. Hasil yang dituliskan berupa IC
50
, yang merupakan suatu konsentrasi sampel antioksidan yang diuji mampu melakukan
peredaman 50 terhadap radikal DPPH dalam jangka waktu tertentu Mosquera, 2007.
2.5. Antibakteri
Antibakteri merupakan bahan atau senyawa yang khusus digunakan untuk kelompok bakteri. Antibakteri dapat dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu
antibakteri yang menghambat pertumbuhan dinding sel, antibakteri yang mengakibatkan perubahan permeabilitas membran sel atau menghambat
pengangkutan aktif melalui membran sel, antibakteri yang menghambat sintesis protein, dan antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat sel. Aktivitas
antibakteri dibagi menjadi 2 macam yaitu aktivitas bakteriostatik menghambat pertumbuhan tetapi tidak membunuh patogen dan aktivitas bakterisidal dapat
membunuh patogen dalam kisaran luas Brookset et al, 2005. Aktivitas potensi antibakteri dapat ditunjukkan pada kondisi yang sesuai
dengan efek daya hambatnya terhadap bakteri. Ada dua metode umum yang dapat digunakan yaitu penetapan dengan lempeng silinder atau ”lempeng” dan penetapan
dengan cara ”tabung” atau turbidimetri. Metode pertama berdasarkan difusi antibiotik dari silinder yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar padat dalam cawan petri,
Universitas Sumatera Utara
sehingga bakteri yang ditambahkan dihambat pertumbuhannya pada daerah berupa lingkaran atau ”zona” disekeliling silinder yang berisi larutan antibiotik. Metode
turbidimetri berdasarkan atas hambatan pertumbuhan biakan mikroba dalam larutan serba sama antibiotik dalam media cair yang dapat menumbuhkan mikroba dengan
cepat bila tidak terdapat antibiotik Ditjen POM, 1995. Pengujian antimikroba dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan
populasi mikroorganisme terhadap agen antimikroba. Kegunaan uji antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang efektif dan efesien. Ada dua
metode utama dalam pengujian antimikroba, yaitu:
a. Metode Difusi
Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan, metode difusi dapat dilakukan dalam 5 cara menurut Pratiwi 2005, yaitu metode disc diffusion tes
Kirby Bauer, e-test, disc-plate technique, cup-pate technique, gradient-palte technique.
Penentuan aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan metode difusi agar, diantaranya dimana menggunakan piringan yang berisi agen antimikroba, kemudian
diletakkan pada media agar yang sebelumnya telah ditanami mikroorganisme sehingga agen antimikroba dapat berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih
mengindikasi adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan agar Aziz, 2010.
b. Metode Dilusi