Gambaran histopatologi hati Pemeriksaan fungsi hati

15 terdiri dari dua segmen. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior.Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral. Menurut Syaifuddin 2006 fungsi hati adalah sebagai berikut: a. Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dan yang di simpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan. b. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urin. c. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen. d. Sekresi empedu, garam empedu di buat di hati, dibentuk dalam system retikuloendotelium, dialirkan ke empedu. e. Pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi ureum, dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin. f. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.

2.4.2. Gambaran histopatologi hati

Komponen struktur utama dari hati adalah sel hati atau hepatosit.Hepatosit tersusun berupa lempeng-lempeng yang saling berhubungan dan bercabang membentuk anyaman tiga dimensi Junqueira dan Carneiro, 2003. Hati mendapat aliran darah ganda.Vena porta membawa darah dari usus dan organ tertentu, sedangkan arteri hepatika membawa darah bersih yang mengandung oksigen.Vena porta dan arteri hepatika bercabang-cabang menuju lobus, disebut arteri atau vena interlobaris, seterusnya bercabang-cabang membentuk arteri dan vena interlobularis yang terdapat di daerah portal.Vena interlobularis memiliki cabang kecil, kadang-kadang disebut vena pembagi yang 16 merupakan sumbu asinus hati.Venula pendek berasal dari vena pembagi dan berakhir langsung pada sinusoid Delman dan Brown, 1992. Vena sentral merupakan sebuah pembuluh vena yang dikelilingi oleh sel endotel yang tersusun rapat, terletak dipusat lobulus dengan hepatosit yang tersusun secara radier kearah vena sentral Price, 1997, berperan pada proses sirkulasi dimana vena sentral menerima darah dari sinusoid-sinusoid yaitu 25 dari arteri hepatika dan 75 dari vena porta Underwood, 1997. Sinusoid merupakan pembuluh darah kapiler yang mengisi lobulus, yang membawa darah dari arteri dan vena interlobularis masuk ke sinusoid dan menuju vena sentralis.Susunan percabangan ini menjamin hepatosit memiliki permukaan yang berhadapan dengan sinusoid yang hanya dibatasi oleh ruang perisinusoid yaitu ruang sempit diantara sinusoid dan sel-sel hati.Ruang demikian tidak tampak dalam biopsy hati manusia atau hati hewan uji Delman dan Brown, 1992; Junqueira dan Carneiro, 2003.Gambar skematis struktur hati dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Gambar Skematis Struktur Hati Junqueira dan Carneiro, 2003. 17

2.4.3 Pemeriksaan fungsi hati

Tujuan pemeriksaan fungsi hati adalah untuk mengetahui ketidaknormalan fungsi hati yang dilakukan dengan menentukan kadar enzim yang terlibat di dalam proses metabolisme hati. Penetapan aktivitas enzim dalam serum yang saat ini banyak dilakukan di laboratorium klinik sebagai test rutin untuk keperluan diagnosa kerusakan hati, antara lain penentuan kadar enzim transminase yaitu Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase SGOT dan Serum Glutamat Piruvat Transaminase SGPT Kang, dkk., 2008. Transminase merupakan jenis enzim intraseluler yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan asam amino.Enzim transminase terdapat di dalam sel-sel beberapa organ seperti jantung, hati, ginjal, dan pankreas.SGOT terdapat dalam jantung, otot rangka, otak, dan ginjal sedangkan SGPT terdapat dalam sel hati Widmann, 1995. Kadar SGPT dan SGOT meningkat pada hampir semua penyakit hati.Kadar yang tertinggi ditemukan dalam hubungannya dengan keadaan yang menyebabkan nekrosis hati yang luas.Ketika sel hati mengalami kerusakan, enzim tersebut bearada dalam darah, sehingga dapat diukur kadarnya.Hal ini disebabkan karena kerusakan pada struktur dan fungsi membran sel hati. Apabila kerusakan yang ditimbulkan pada hati, kadar SGPT lebih dini dan lebih cepat meningkat dari kadar SGOT Widmann, 1995. 18

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental meliputi pengumpulan, pengolahan bahan, pembuatan ekstrak etanol daun kelapa sawit, pemeriksaan karakterisasi simplisia dan ekstrak, penyiapan hewan percobaan dan pengujian efek toksisitas. Data hasil penelitian dianalisis dengan metode One Way Analysis of Variance ANOVA. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium beaker glass, labu tentukur, gelas ukur, gelas arloji,lumpang dan alu, spatula, blender national,rotary evaporator Heidolph WB 2000, kandang mencit, tempat makan dan minum mencit, lemari pengering, neraca listrik vibra, neraca hewan Presica, pinset, oral sonde, microtube, sentrifuse velocity 18 R, mikroskop digital Boeco germany, spektrofotometer UVShimadzu, spuit one med.

3.1.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan tumbuhan, helai daun kelapa sawit.Bahan kimia yang digunakan adalah akuades, etanol 96,formalin 37, Hematoxylin, eosin,Na-CMC natrium-Carboxy Methyl Cellulose,natrium klorida 0,9,paraffin, dan xylol.