Metode Ekstraksi TINJAUAN PUSTAKA

8 sebagai bahan bangunan rumah, getah digunakan sebagai pencahar Chong, dkk., 2008. Akar digunakan untuk mengobati sakit kepala di Nigeria.Bubuk akar ditambahkan keminuman sebagai obat untuk bronkitis Sreenivasan, 2010. Daun mempunyai senyawa polifenol tinggi yang efektif sebagai antioksidan Yin, dkk., 2013; Runnie, dkk., 2003.

2.2 Metode Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Dengan diketahui senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dengan cara ekstraksi yang tepat Depkes RI, 1995.Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara dan pelarut yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung Depkes RI, 1979. Menurut Departemen Kesehatan RI 2000, beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut yaitu: a. Cara dingin i. Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman menggunakan pelarut dengan sesekali pengadukan pada suhu kamar. Penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi. Maserasi dilakukan dengan cara masukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas 9 dengan cairan penyari secukupnya sehingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari. Enap tuangkan dan saring Depkes RI, 1979. ii. Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesan penampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1 – 5 kali bahan. b. Cara panas i. Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. ii. Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 – 50 o C. iii. Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. iv. Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 15 menit. v. Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 30 menit. 10

2.3 Toksisitas