17
pelayanan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan dan lain-lain. Aspek ekonomi berkaitan dengan upaya memerangi kemiskinan, mengubah pola
produksi dan konsumsi ke arah yang seimbang dan lain-lain. Kegiatan pembangunan dianggap berkelanjutan jika kegiatan tersebut
secara ekonomis, ekologis, dan sosial bersifat berkelanjutan. Berkelanjutan secara ekonomis jika suatu kegiatan pembangunan dapat membuahkan pertumbuhan
ekonomi, pemeliharaan kapital, dan penggunaan sumber daya serta investasi secara efisien. Berkelanjutan secara ekologis jika kegiatan pembangunan tersebut
dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati.
Sementara itu, keberlanjutan secara sosial bahwa suatu kegiatan pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil-hasil pembangunan, mobilitas
sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan Rokhmin Dahuri, 2003: 1.
2.2.3. Menekankan Partisipatori
Pembangunan masyarakat harus selalu mencoba memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan agar setiap orang dalam masyarakat bisa terlibat aktif
dalam proses dan kegiatan masyarakat. Lebih banyak anggota masyarakat yang berpartisipasi aktif, lebih banyak cita-cita yang dimiliki masyarakat dan proses
yang melibatkan masyarakat akan dapat direalisasikan. Hal ini tidak menekankan bahwa setiap orang harus berpatisipasi dengan cara yang sama. Masyarakat
berbeda-beda karena mereka memiliki keterampilan, keinginan, dan kemampuan yang berbeda-beda. Kerja kemasyarakatan yang baik akan memberikan rangkaian
Universitas Sumatera Utara
18
kegiatan partisipatori yang seluas mungkin dan akan membenarkan persamaan bagi semua anggota masyarakat yang secara aktif terlibat Zubaedi, 2013: 51.
Pembangunan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat melalui penekanan partisipasi secara efektif dalam melibatkan masyarakat. Hal ini terlihat
dalam proses keterlibatan dalam mengidentifikasi masalah hingga perencanaan, dari pengorganisasian dan pelaksanaan sampai pemantauan dan evaluasi.
2.2.4. Mengembangkan Modal Sosial
Menurut sejumlah literatur, keberadaan aksi-aksi pembangunan alternatif antara lain melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sangat
penting untuk menyempurnakan keterbatasan dan kekurangan dari model pembangunan pro pertumbuhan cenderung bercorak simplistis. Salah satu
indikasinya adalah penekanannya pada upaya-upaya akumulasi modal fisik physical capital secara sentralistik dan cenderung mengabaikan aspek
keterkaitannya dengan kapital-kapital yang lain seperti modal alami natural capital, modal manusia human capital, dan modal sosial social capital.
Ketidaksinambungan antarkapital telah melahirkan multikritis dalam pembangunan selamai ini Grace A.J. Rumagit, 2002: 6.
Untuk mengatasi krisis tersebut membutuhkan upaya sinergis-kolaboratif dari berbagai pihak dalam mengembangkan berbagai sumber daya modal yang
kita miliki. Disinilah letak urgensinya upaya-upaya CU dalam merancang dan melaksanakan program bersama warga masyarakat. Melalui upaya pengembangan
kapital sosial social capital CU Karya Murni ternyata menjadi faktor krusial dalam menentukan keberhasilan pembangunan disamping ketiga kapital lainnya.
Universitas Sumatera Utara
19
Selama ini pendekatan model alternatif pembangunan yang dipilih dilaksanakan melalui strategi reaktualisasi pembangunan sosial. Strategi ini
dilakukan untuk mereduksi berbagai ketimpangan yang terjadi, khusunya ketimpangan personal yang terjadi di masyarakat melalui reaktualisasi modal
sosial secara sinergis dan simultan dengan modal fisik, modal manusia, dan modal alamiah.
Serangkaian aksi pengembangan masyarakat yang di lakukan patut diapreasi secara positif karena menunjukkan kesadaran dari elemen civil society
dalam berbagai peran membangun kualitas hidup masyarakat kurang mampu. Berikut ini model-model reaktualisasi pembangunan sosial:
1. Model Social action
Model social action memekankan pada gerakan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara partisipatif collective action. Aktivitas pengembangan
masyarakat dilakukan seharusnya dikenal sebagai gerakan moral yang lebih mengutamakan pengembangan kualitas modal sosial seperti: kepatuhan pada
sistem norma norms, tata nilai values, sikap attitudes, keyakinan beliefs, budaya bernegara civic culture, saling percaya social-trust, solidaritas dalam
bekerja sama solidarity cooperation, perilaku dalam bekerja sama cooperative behavior, peran dan aturan main roles and rules, jaringan kerja networks,
hubungan interpersonal interpersonal relationship, tata cara dan keteladanan procedures and precedents, organisasi sosial social oraganization, keterkaitan
horizontal dan vertikal horizontal and vertical linkages.
Universitas Sumatera Utara
20
Pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat merupakan upaya strategis dalam mempercepat
peningkatan modal sosial masyarakat. Dalam pendekatan partisipatif ini setiap warga dari kelompok sasaran program selalu diikutsertakan dalam merencanakan,
melaksanakan, menikmati, dan melestarikan program Zubaedi, 2013: 160. 2. Model Sustainable
Aktivitas pengembangan masyarakat dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek kesinambungan sustainable. Kesinambungan disini dimaksudkan
sebagai upaya-upaya pengembangan kehidupan masyarakat yang menekankan pada intervensi modal sosial, modal manusia, modal fisik, dan modal alamiah
environment secara sinergis dan berimbang. Modal sosial social capital perlu dipupuk mengingat ia menjadi salah satu
faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi masyarakat Dr. Ir. Arif Daryanto, M.Ec., 2004. Investasi dalam modal sosial dalam bentuk pendidikan,
pelatihan, dan kesehatan menghasilkan sumber pertumbuhan yang tidak kalah pentingnya dengan investasi pada modal fisik.
Menurut sejumlah studi, peranan modal sosial tidak kalah pentingnya dengan infrastruktur ekonomi lainnya, sehingga upaya untuk membangun modal
sosial perlu diprioritaskan. Pembentukan modal sosial dapat menyumbang pada pembangunan ekonomi karena adanya jaringan networks, norma norms, dan
kepercayaan trust didalamnya yang menjadi kolaborasi koordinasi dan kooperasi sosial untuk kepentingan bersama Zubaedi, 2013: 161.
2.3. Pengertian Sosial Ekonomi