7. Status Gizi 8. ASI Eksklusif

Pemberian imunisasi pada umur 8-9 bulan diprediksi dapat menimbulkan serokonversi pada sekurang-kurangnya 85 bayi dan dapat mencegah sebagian besar kasus dan kematian. Dengan pemberian satu dosis vaksin campak, insidens campak dapat diturunkan lebih dari 90. Namun karena campak merupakan penyakit yang sangat menular, masih dapat terjadi wabah pada anak usia sekolah meskipun 85-90 anak sudah mempunyai imunitas. 24 Sebuah penelitian kohort yang dilakukan terhadap 627 siswa di Arkansas mendapatkan bahwa anak yang tidak mendapatkan vaksinasi berisiko 20 kali untuk terkena campak daripada anak yang memiliki riwayat vaksinasi pada usia 15 bulan atau lebih. 25 Berdasarkan penelitian I Made Suardiyasa di kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah menyebutkan bahwa anak yang tidak diimunisasi berisiko 29 kali untuk terkena campak dibanding anak yang mendapat imunisasi. 30

a.7. Status Gizi

Kejadian kematian karena campak lebih tinggi pada kondisi malnutrisi, tetapi belum dapat dibedakan antara efek malnutrisi terhadap kegawatan penyakit campak dan efek yang ditimbulkan penyakit campak terhadap nutrisi yang dikarenakan penurunan selera makan dan kemampuan untuk mencerna makanan. Scrimshaw mencatat bahwa kematian karena campak pada anak-anak yang ada di desa Guatemala menurun dari 1 menjadi 0,3 tiap tahunnya ketika anak-anak tersebut diberikan suplemen makanan dengan kandungan protein tinggi. Sedangkan pada desa yang menjadi kontrol dimana anak-anak tersebut tidak diberikan suplemen protein, Universitas Sumatera Utara angka kematian menunjukkan angka 0,7. Tetapi karena hanya 27 saja dari anak- anak tersebut yang secara teratur mengkonsumsi protein ekstra, dapat disimpulkan bahwa perubahan rate yang didapatkan pada kasus observasi tidak seluruhnya disebabkan oleh suplemen makanan. Dari sebuah studi dinyatakan bahwa elemen nutrisi utama yang menyebabkan kegawatan campak bukanlah protein dan kalori tetapi vitamin A. Ketika terjadi defisiensi vitamin A, kematian atau kebutaan menyertai penyakit campak. Apapun urutan kejadiannya, kematian yang berhubungan dengan penyakit campak mencapai tingkat yang tinggi, biasanya lebih dari 10 terjadi pada keadaan malnutrisi. 15,18 Penelitian I Made Suardiyasa di kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah menyebutkan bahwa risiko anak yang memiliki status gizi kurang untuk terkena campak adalah 5,4 kali dibanding anak dengan status gizi baik. 30 Sedangkan penelitian Sulung di Puskesmas Kori Kecamatan Kodi Utara Kabupaten Sumba Barat dengan desain cross sectional terhadap anak berumur 6 bulan -15 tahun mendapatkan hasil bahwa kejadian campak ada hubungannya dengan status gizi dimana anak dengan status gizi kurang mempunyai kemungkinan risiko 2,9 kali lebih besar untuk terkena campak. 31

a.8. ASI Eksklusif

Sebanyak lebih dari tiga puluh jenis imunoglobulin terdapat di dalam ASI yang dapat diidentifikasi dengan teknik-teknik terbaru. Delapan belas diantaranya berasal dari serum si ibu dan sisanya hanya ditemukan di dalam ASIkolostrum. Imunoglobulin yang terpenting yang dapat ditemukan pada kolostrum adalah IgA, tidak saja karena konsentrasinya yang tinggi tetapi juga karena aktivitas biologiknya. Universitas Sumatera Utara IgA dalam kolostrum dan ASI sangat berkhasiat melindungi tubuh bayi terhadap penyakit infeksi. Selain daripada itu imunoglobulin G dapat menembus plasenta dan berada dalam konsentrasi yang cukup tinggi di dalam darah janinbayi sampai umur beberapa bulan, sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis penyakit. Adapun jenis antibodi yang dapat ditransfer dengan baik melalui plasenta adalah difteri, tetanus, campak, rubela, parotitis, polio, dan stafilokokus. 32 Suatu penelitian dengan desain kohort yang dilakukan di Swedia mendapatkan hasil bahwa pemberian ASI selama 3 bulan dapat memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit campak dengan kata lain pemberian ASI merupakan faktor protektif terhadap kejadian campak OR = 0,69. 33

b. Agent