Hubungan ASI Eksklusif dengan Kejadian Campak Gambar 6.13. Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Campak Gambar 6.14.

6.2.4. Hubungan ASI Eksklusif dengan Kejadian Campak Gambar 6.13.

Diagram Bar Prevalens Rate Campak Pada Anak Balita Berdasarkan ASI Eksklusif di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2010 Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate campak pada anak tidak mendapat ASI Eksklusif adalah 29,49, sedangkan prevalens rate pada anak yang mendapat ASI Eksklusif adalah 32,35. Ratio Prevalens = 0,911 95 CI : 0,503 – 1,652. Berdasarkan hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0,936, hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ASI Eksklusif dengan kejadian campak pada anak Dari nilai 95 CI tersebut dapat disimpulkan bahwa ASI Eksklusif bukan merupakan faktor risiko. Hal ini kemungkinan disebabkan karena anak balita tersebut pernah mendapatkan susu formula yang memiliki kandungan kolostrum. Walaupun kandungan kolostrum yang terbaik diperoleh dari air susu ibu tetapi sudah ada beberapa susu formula yang dilengkapi dengan kandungan kolostrum sehingga 29,49 32,35 70,51 67,65 10 20 30 40 50 60 70 80 Tidak Ya ASI Eksklusif P re v a le n s R a te Campak Tidak Campak Universitas Sumatera Utara walaupun anak tidak mendapatkan ASI Eksklusif tetapi tetap dapat memperolehnya dari susu formula.

6.2.5. Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Campak Gambar 6.14.

Diagram Bar Prevalens Rate Campak Pada Anak Balita Berdasarkan Status Imunisasi di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2010 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate campak pada anak tidak mendapatkan imunisasi adalah 37,14, sedangkan prevalens rate pada anak yang mendapatkan imunisasi adalah adalah 27,27. Ratio Prevalens = 1,362 95 CI : 0,774 – 2,395. Dari hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0,406, hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara imunisasi dengan kejadian campak pada anak. Nilai 95 CI di atas dapat disimpulkan bahwa status imunisasi bukan merupakan faktor risiko tetapi secara substansi perlu diperhitungkan sebagai faktor yang berperan dalam kejadian campak. 37,14 27,27 62,86 72,73 10 20 30 40 50 60 70 80 Tidak Ya Status Imunisasi P re v a le n s R a te Cam pak Tidak Cam pak Universitas Sumatera Utara Hal ini kemungkinan karena terdapat anak yang menderita campak sebelum menerima imunisasi sehingga imunisasi campak tidak perlu diberikan kepada anak karena ia telah mendapatkan kekebalan alamiah terhadap penyakit campak tersebut. Kemungkinan lainnya adalah adanya kesalahan diagnosa ketika menanyakan tentang kejadian campak pada responden, ataupun terjadi kegagalan imunisasi karena gagal membentuk antibodi atau tidak terjadi serokonversi setelah mendapat vaksinasi 1 dosis ataupun karena kerusakan rantai dingin. Semua orang yang belum pernah terserang penyakit ini dan mereka yang belum pernah diimunisasi serta nonresponders rentan terhadap penyakit ini.. 3 Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi di Bogor 2008 dengan menggunakan desain penelitian ekologi korelasi yang mendapatkan hasil bahwa hubungan insiden campak dengan imunisasi campak menunjukkan hubungan yang lemah r=0,240 dengan nilai p0,05 0,647 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara imunisasi campak dengan insiden campak. 51 Universitas Sumatera Utara

6.2.6. Hubungan Umur Pemberian imunisasi dengan Kejadian Campak Gambar 6.15.