4. Hukum simetris 1 : Kecuali gigi molar maksila, orifisi saluran akar memiliki
jarak yang sama dari garis yang ditarik dari arah mesial-distal melalui bagian tengah lantai kamar pulpa.
5. Hukum simetris 2 : Kecuali gigi molar maksila, orifisi dari saluran akar terletak
pada garis yang tegak lurus dengan garis yang ditarik dari arah mesial-distal sepanjang bagian tengah dari lantai kamar pulpa.
6. Hukum perubahan warna: Lantai kamar pulpa selalu berwarna lebih gelap
dibanding dinding kamar pulpa. 7.
Hukum lokasi orifisi 1: Orifisi dari saluran akar selalu terletak pada pertemuan antara dinding dan lantai kamar pulpa.
8. Hukum lokasi orifisi 2: Orifisi dari saluran akar terletak pada sudut yang
dibentuk pada pertemuan antara dinding dan lantai kamar pulpa. 9.
Hukum lokasi orifisi 3: Orifisi dari saluran akar terletak pada terminus dari
developmental fusion line
akar. Dalam sebagian besar kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar,
namun akar berbentuk oval dapat memiliki lebih dari satu saluran akar.
11,12
Morfologi ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
5
2.3 Klasifikasi Bentuk Saluran Akar
Morfologi saluran akar adalah morfologi yang sangat kompleks dan sangat bervariasi. Saluran akar dapat bercabang, terbagi dan bergabung kembali. Ada
beberapa klasifikasi saluran akar, seperti klasifikasi Weine, Vertucci, Gulabivala, Kartal dan Yanikoglu, Sert dan Bayirli, dan lain-lain
11-13
Klasifikasi- klasifikasi ini melihat bentuk saluran akar per akar.
15
Dari beberapa klasifikasi tersebut, klasifikasi Vertucci merupakan klasifikasi yang umum digunakan dalam penelitian.
5,8,15
2.3.1 Klasifikasi Wein
Pada tahun 1969, Weine dkk membuat sistem klasifikasi pertama dari satu akar yang memiliki lebih dari satu saluran dengan menggunakan akar mesiobukal gigi
Universitas Sumatera Utara
molar satu maksila.
13
Weine mengkategorikan sistem saluran akar dalam empat tipe seperti terlihat pada Gambar 4.
19,20
i. Tipe I: Satu saluran mulai dari kamar pulpa hingga ke apeks 1.
ii. Tipe II: Dua saluran yang terpisah dari kamar pulpa dan bersatu pada apeks 2-
1. iii.
Tipe III: Dua saluran yang terpisah mulai dari kamar pulpa hingga apeks 2. iv.
Tipe IV: Satu saluran mulai dari kamar pulpa dan terpisah pada apeks 1-2.
Gambar 4. Klasifikasi saluran akar menurut Weine
20
2.3.1 Klasifikasi Vertucci
Vertucci 1984 dengan menggunakan gigi yang dijernihkan dan dilakukan pewarnaan pada saluran akar mengidentifikasi delapan tipe konfigurasi saluran akar
Gambar 5:
11-13
i. Tipe I: Saluran tunggal yang membentang dari kamar pulpa hingga ke apeks 1.
ii. Tipe II: Dua saluran akar yang terpisah dari kamar pulpa tetapi bersatu
membentuk satu saluran menuju apeks 2-1. iii.
Tipe III: Satu saluran mulai dari kamar pulpa kemudian bercabang dua dan bersatu kembali menuju apeks 1-2-1
iv. Tipe IV: Dua saluran yang terpisah mulai dari kamar pulpa hingga apeks 2
Universitas Sumatera Utara
v. Tipe V: Satu saluran yang keluar dari kamar pulpa namun berpisah menjadi dua
saluran dengan foramen apikal yang berbeda 1-2 vi.
Tipe VI: Dua saluran akar yang terpisah mulai dari kamar pulpa kemudian bersatu di tengah dan berpisah kembali menuju apeks dengan foramen apikal yang
berbeda 2-1-2 vii.
Tipe VII: Satu saluran akar yang meninggalkan kamar pulpa, berpisah dan bersatu dan kemudian berpisah kembali menjadi dua bagian pada apeks 1-2-1-2.
viii. Tipe VIII: Tiga saluran akar yang terpisah mulai dari kamar pulpa hingga apeks
3
Gambar 5. Klasifikasi saluran akar menurut Vertucci
11
2.3.2 Klasifikasi Gulabivala
Pada tahun 2001, Gulabivala melakukan penelitian terhadap gigi molar mandibula dan mengungkapkan tujuh konfigurasi tambahan yang tidak terdapat
dalam klasifikasi Vertucci Gambar 6:
11,12
i. Tipe I
: Tiga saluran akar yang terpisah dari kamar pulpa kemudian bersatu membentuk satu saluran pada apeks 3-1.
Universitas Sumatera Utara
ii. Tipe II
: Tiga saluran yang terpisah dari kamar pulpa kemudian bergabung membentuk dua saluran pada apeks 3-2.
iii. Tipe III : Dua saluran yang terpisah dari kamar pulpa kemudian berpisah
membentuk tiga saluran pada apeks 2-3. iv.
Tipe IV : Dua saluran yang terpisah dari kamar pulpa, bersatu pada bagian tengah akar, kemudian berpisah dan bersatu kembali membentuk satu saluran pada
apeks 2-1-2-1. v.
Tipe V : Empat saluran yang terpisah dari kamar pulpa dan bersatu
membentuk dua saluran pada apeks 4-2. vi.
Tipe VI : Empat saluran yang terpisah mulai dari kamar pulpa hingga apeks 4.
vii. Tipe VII : Lima saluran yang terpisah mulai dari kamar pulpa tetapi bersatu
membentuk empat saluran yang berbeda pada apeks 5-4.
Gambar 6. Klasifikasi saluran akar menurut Gulabivala
11
Salah satu penelitian mengenai variasi saluran akar yang dilakukan oleh Vertucci pada tahun 1984 ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2.
11,12
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Klasifikasi dan persentase saluran akar gigi permanen rahang atas oleh Vertucci pada tahun 1984
11,12
Gigi Jumlah
Gigi Tipe I
1 Tipe II
2-1 Tipe III
1-2-1 Jumlah
Saluran dengan
Satu Saluran
pada Apeks
Tipe IV
2 Tipe V
1-2 Tipe
VI 2-1-2
Tipe VII
1-2-1- 2
Jumlah Saluran
dengan Dua
Saluran pada
Apeks Tipe
VIII 3
Jumlah Saluran
dengan Tiga
Saluran pada
Apeks
Insisivus sentralis
100 100
100 Insisivus
lateralis 100
100 100
Kaninus 100
100 100
Premolar satu
400 8
18 26
62 7
69 5
5 Premolar
dua 200
48 22
5 75
11 6
5 2
24 1
1 Molar satu
Mesiobukal 100
45 37
82 18
18 Distobukal
100 100
100 Palatal
100 100
100 Molar dua
Mesiobukal 100
71 17
88 12
12 Distobukal
100 100
100 Palatal
100 100
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Klasifikasi dan persentase saluran akar gigi permanen rahang bawah oleh Vertucci pada tahun 1984
11,12
Gigi Jumlah
Gigi Tipe I
1 Tipe II
2-1 Tipe III
1-2-1 Jumlah
Saluran dengan
Satu Saluran
pada Apeks
Tipe IV
2 Tipe V
1-2 Tipe
VI 2-1-2
Tipe VII
1-2-1- 2
Jumlah Saluran
dengan Dua
Saluran pada
Apeks Tipe
VIII 3
Jumlah Saluran
dengan Tiga
Saluran pada
Apeks
Insisivus sentralis
100 70
5 22
97 3
3 Insisivus
lateralis 100
75 5
18 98
2 2
Kaninus 100
78 14
2 94
6 6
Premolar satu
400 70
4 74
1,5 24
25,5 0,5
0,5 Premolar
dua 400
97,5 97,5
2,5 2,5
Molar satu Mesial
100 12
28 40
43 8
10 59
1 1
Distal 100
70 15
85 5
8 2
15 Molar dua
Mesial 100
27 38
65 26
9 35
Distal 100
92 3
95 4
1 5
Universitas Sumatera Utara
2.4 Gigi Molar Satu Mandibula Permanen