Agama Tao 640 SM dan Konghucu 551 SM

xxx neraka dan tepat di kehidupan ini, begitu pula dengan surga. Surga dan neraka adalah keadaan pikiran. 35 Bila semua bentuk keinginan dibasmi, daya kemampuan kamma berhenti bekerja, maka seorang terlepas dari lingkaran kelahiran dan kematian dan mencapai nibbana, yaitu tujuan hidup paling puncak dan berkah yang paling tinggi. Dalam lingkaran kelahiran ini manusia akan melewati 31 alam kehidupan. Kelahiran bisa terjadi di alam yang lain berdasarkan pada karma baik atau buruk dari makhluk yang bersangkutan. Jika manusia telah melenyapkan semua kotoran batin, meraka tidak akan terlahir kembali di salah satu dari 31 alam tersebut. 36 Perbedaan yang sangat tajam antara moksa dan nibbana adalah bahwa konsep moksa dalam Hindu masih terdapat unsur jiwa atau roh manusia yang nantinya akan bersatu dengan Brahman, tetapi dalam Buddha tidak dikenal istilah jiwa, karena yang ada hanyalah pikiran atau kesadaran semata. Walaupun begitu salah satu persamaannya adalah tentang konsep surga dan neraka yang merupakan keadaan perasaan dan pikiran seseorang bukan sebuah tempat tersendiri.

c. Agama Tao 640 SM dan Konghucu 551 SM

Ajaran Konghucu maupun Tao tidak ada penjelasan yang detail tentang konsep eskatologinya seperti neraka, surga, dan kebangkitan. dalam ajaran Tao, tidak ada sedikitpun ajaran tentang kematian, surga, neraka, dan kebangkitan. Sama halnya dengan ajaran Konghucu. Salah 35 Ven. Narada Mahathera, Sang Buddha dan Ajaran-Ajarannya Bagian II Jakarta: Yayasan Dhammadipa Arama, 1992, h.188. 36 Cornelis Wowor, Hukum Kamma Buddhis Jakarta: CV. Mitra Kencana Buana, 2004, h. 91-99. xxxi seorang murid Konghucu pernah bertanya tentang kehidupan setelah mati, dan jawabannya: pelajarilah dirimu terlebih dahulu, nanti kamu akan mengetahui seperti apa kehidupan setelah mati itu. 37 Berdasarkan penjelasan Khonghucu ini, banyak orang menganggap bahwa Khonghucu tidak bicara tentang kehidupan setelah mati. Keduanya hanya mengajarkan untuk selalu ingat kepada roh leluhur dengan cara mendoakan dan menghormatinya. Kepercayaan orang China tentang banyak dewa dan leluhur yang harus dihormati telah lama berurat berakar. Seiring dengan berjalannya waktu dan persinggungan dengan berbagai macam agama dan kepercayaan lain, kepercayaan orang China terhadap neraka dan surga mulai menghinggapi kehidupan mereka. Hal ini bisa dilihat dari berbagai ukiran di beberapa klenteng yang memperlihatkan begitu ganasnya neraka. Kasus lain di Indonesia adalah bahwa orang China percaya kalau orang yang mati tidak langsung masuk surga tapi terlebih dahulu masuk ke neraka untuk mempertanggungjawabkan dosa-dosa mereka. Setelah dosa mereka terhapus, baru mereka masuk ke surga atau terlahir kembali untuk memperbaiki kesalahan mereka di dunia. Mereka menganggap bahwa surga tidak ubahnya seperti dunia saat ini. Orang yang mati juga membutuhkan peralatan-peralatan seperti rumah, perabotan rumah, kendaraan, uang, hiburan, dan sebagainya. Neraka memiliki susunan struktur pemerintahan seperti yang ada di dunia. Jika di dunia memiliki penguasa, maka di neraka juga memiliki 37 M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Konghucu di Indonesia Jakarta: Pelita Kebajikan, 2005, h. 54-59. xxxii penguasa. Raja atau penguasanya dikenal Yen Lo Wang dan dia mempunyai pegawai-pegawai. Para pegawai Yen Lo Wang ini digambarkan sebagai orang yang memiliki wajah menakutkan atau menyeramkan. Ada yang mukanya seperti anjing, kerbau, kambing, monyet dan yang menakutkan lainnya. Hal yang sungguh menggelikan adalah bahwa kasus suap ternyata tidak sekedar terjadi di dunia, karena mereka meyakini bahwa kasus suap atau sogok berlaku di sana. Mereka yang mati dapat dimudahkan atau diringankan hukumannya di neraka dengan memberi suap kepada para pegawai neraka. Biasanya alat sogoknya adalah semangka. 38 Dari seluruh konsep eskatologi agama-agama di atas, penulis merangkum konsep eskatologi ke dalam dua bentuk. Pertama, konsep eskatologi yang berdiri sendiri, artinya konsep eskatologi dalam suatu agama tertentu tidak dipengaruhi oleh ajaran agama manapun. Kedua, konsep eskatologi yang telah terpengaruh oleh ajaran agama lainnya. Ini disebabkan oleh pertemuan secara langsung di antara satu agama dengan agama lainnya di masa silam. 38 M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 7-14. xxxiii

BAB III GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI

ZAMAN AKHIR OSZA A. Sejarah Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir OSZA

1. Perkembangan Keagamaan di Amerika

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir OSZA berakar pada suasana dan iklim keagamaan di wilayah timur-laut Amerika Serikat pada awal abad ke-19. Pada abad 18, semangat dan mutu kehidupan rohani dapat dikatakan sangat merosot. Revolusi dan perang kemerdekaan yang berpuncak pada tahun 1770-an dan 80-an serta berlanjut hingga tahun 1810-an, telah mengakibatkan kehidupan beragama berada pada titik terendah sepanjang sejarah bangsa Amerika. 39 Masyarakat Amerika merasa gelisah dan tidak puas dengan realitas yang penuh dengan kekejaman dan pergolakan, sehingga mereka menginginkan tempat baru atau tanah yang sempurna untuk kehidupan mereka. Kecenderungan ini ditambah dengan adanya perbudakan, keinginan untuk mendapatkan hak-hak yang sesuai, dan mempertahankan diri dari perang. Mereka bercita-cita mendapatkan harapan yang lebih baik dan sempurna. 40 Sebagai respon terhadap keadaan ini, terjadi kebangunan rohani di sana-sini. Pada abad ke-18 terjadi gelombang kebangunan pertama dengan 39 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996, h. 346. 40 Clifton E, Olmstead, History of Religion in The United States New York: Prentice Hall, Inc., 1960, h. 334-335.