Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Audit

6 penekanan khusus mengenai skeptisisme profesional tersebut dalam SAS No. 99. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai “Pengaruh Pengalaman, Pelatihan dan Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan” .

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, penulis mencoba membahas dan membatasi permasalahan. Adapun perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian kecurangan? 2. Apakah pelatihan auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian kecurangan? 3. Apakah skeptisisme profesional auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian kecurangan? 4. Apakah pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian kecurangan?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini antara lain : 7 a. Untuk menguji secara empiris mengenai pengaruh pengalaman auditor terhadap pendeteksian kecurangan. b. Untuk menguji secara empiris mengenai pengaruh pelatihan auditor terhadap pendeteksian kecurangan. c. Untuk menguji secara empiris mengenai pengaruh skeptisisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan. d. Untuk menguji secara empiris mengenai pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan. 2. Manfaat Penelitian a. Memberikan kontribusi pada pengembangan teori auditing, terutama kajian mengenai pendeteksian kecurangan yang terjadi pada perusahaan oleh auditor eksternal. b. Memberikan pemahaman dan kesadaran mengenai pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap kemampuan auditor untuk dapat mendeteksi kecurangan. c. Dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap kemampuan auditor untuk mendeteksi kecurangan. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit

1. Definisi Audit Pengertian audit yang terdapat dalam report of the Comittee on Basic Auditing Concept of the American Accounting Association Accounting Review, vol. 47 dalam Boynton, Johnson dan Kell 2006:4 adalah sebagai berikut: Audit is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users. Sedangkan definisi audit yang dikemukakan oleh Elder, Beasley dan Arens 2008:4 adalah: Audit is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person. Dari kedua definisi di atas dapat diperoleh pengertian bahwa kegiatan pemeriksaan akuntansi audit merupakan suatu proses sistematis yang berupa rangkaian langkah atau prosedur logis, berkerangka dan terorganisasi untuk dapat mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit. Pengumpulan bukti audit tersebut dilakukan secara objektif dan dengan sikap yang profesional dan independen, lalu auditor tersebut harus dapat menilai kesesuaian antara laporan keuangan yang dikeluarkan oleh 9 perusahaan yang diaudit dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan temuan dan bukti audit yang berhasil dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor. Setelah auditor tersebut memberi penilaian atas kesesuaian laporan keuangan auditee dengan standar keuangan yang berlaku, maka kemudian auditor akan menyampaikan hasil laporan auditnya kepada pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan seperti kreditor, investor, maupun para pemegang saham. 2. Jenis-Jenis Audit Boynton, Johnson dan Kell 2006:5 membagi jenis-jenis audit menjadi 3 bagian, yaitu: a. Audit Laporan Keuangan Financial Statement Audit Audit Laporan Keuangan Financial Statement Audit berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan- laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum Generally Accepted Accounting Principles. b. Audit Kepatuhan Compliance Audit Audit kepatuhan compliance audit berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk meneteapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. Kriteria yang ditetapkan dalam audit jenis ini berasal dari berbagai sumber. Sebagai 10 contoh, manajemen dapat mengeluarkan kebijakan atau ketentuan yang berkenaan dengan kondisi kerja, partisipasi dalam program pensiun, serta pertentangan kepentingan. c. Audit Operasional Operational Audit Audit operasional Operational Audit atau audit manajemen Management Audit adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Bayangkara, 2008:2 Ketiga jenis audit yang disebutkan di atas pada dasarnya memiliki kegiatan inti yang sama, yaitu untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara fakta yang terjadi dengan standar yang telah ditetapkan. Audit laporan keuangan financial statement audit menetapkan tingkat keseuaian antara laporan keuangan dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan PSAK, audit kepatuhan compliance audit menetapkan tingkat kesesuaian antara suatu pelaksanaan dan kegiatan pada perusahaan dengan peraturan yang berlaku seperti peraturan pemerintah, ketetapan manajemen atau peraturan lainnya, sedangkan audit operasional operational audit menetapkan tingkat kesesuaian antara operasional usaha pada bagian tertentu di perusahaan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang telah ditetapkan manajemen. 11 3. Tujuan Pemeriksaan Akuntansi Audit Tujuan pemeriksaan akuntansi sebagaimana yang dijelaskan oleh Bayangkara 2008:7 adalah sebagai berikut: Audit keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan manajemen telah disusun melalui proses akuntansi yang berlaku umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi keuangan perusahaan pada tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada periode tersebut. Dari hasil audit ini kemudian akuntan auditor memberikan opini sebagai tanda pengesahan atas laporan tersebut, untuk dapat digunakan oleh sebagian besar pemakai laporan keuangan. Sedangkan menurut AICPA dalam SAS No. 1, tujuan pemeriksaan akuntansi adalah: The objective of the ordinary examination of financial statement by the independent auditor is the expression of an opinion on the fairness with which they present, in all material respects, financial position, results of operations, and cash flows in conformity with generally accepted accounting principles. Jadi, tugas utama auditor eksternal adalah untuk dapat membuat penilaian mengenai laporan keuangan perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan juga untuk memberi penilaian bahwa laporan keuangan tersebut telah bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan error maupun kecurangan fraud. 4. Jenis-Jenis Auditor Secara umum Elder, Beasley dan Arens 2008:14 mengklasifikasikan auditor menjadi 4 jenis, yaitu: a. Akuntan Publik Terdaftar Akuntan publik menjual jasa terutama dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya juga menjual jasanya 12 sebagai konsultasi pajak, konsultan di bidang manajemen, penyusunan sistem akuntansi serta penyusunan laporan keuangan. b. Auditor Pemerintah Auditor pemerintah merupakan auditor yang bekerja pada pemerintah yang tugasnya tidak berbeda dengan tugas Kantor Akuntan Publik KAP. Selain mengaudit informasi laporan keuangan seringkali melakukan evaluasi efisiensi dan efektifitas operasi sebagai program pemerintah dan BUMN. c. Auditor Pajak Auditor pajak merupakan auditor-auditor khusus dalam Kantor Akuntan Publik KAP dan penyidikan pajak Karipka yang mempunyai tanggung jawab melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan d. Auditor Intern Auditor intern merupakan auditor yang bekerja di satu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan menejemen perusahaan. Auditor intern wajib memberikan informasi yang berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan. Perbedaan antara keempatnya terletak pada tugas dan tempat kerja dimana auditor tersebut bekerja, auditor yang bekerja untuk suatu perusahaan disebut auditor internal, auditor yang bekerja pada lembaga 13 pemerintahan disebut auditor pemerintah, auditor yang bekerja sebagai lembaga tersendiri disebut auditor eksternal, sedangkan auditor yang bertugas untuk melakukan penyidikan pajak disebut auditor pajak.

B. Pengalaman, Pelatihan dan Skeptisisme Profesional Auditor

Dokumen yang terkait

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

Pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman dan skeptisme profesional auditor terhadap pendekteksian kecurangan : studi empiris beberapa kantor akuntan publik di dki jakarta

2 24 126

Pengaruh etika, Indenpendensi, pengalaman, dan keahlian auditor terhadap opini audit : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

3 14 155

Analisis pengaruh profesionalisme, independensi, keahlian, dan pengalaman auditor dalam mendeteksi kekeliruan (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

0 4 118

Pengaruh pengalaman auditor terhadap keahlian auditor dalam mengaudit perusahaan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 5 92

Pengaruh Pengalaman, Independensi dan Skeptisme Profesional, Auditor terhadap Pendeteksian Kecurangan (Studi Empiris pada KAP di Wilayah Jakarta)

9 46 147

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157

Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Auditor dan Kode Etik terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

2 15 98

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, INDEPENDENSI, TEKANAN WAKTU, DAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN (FRAUD) (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Semarang)

2 7 171

PENGARUH PENGALAMAN, PELATIHAN PROFESIONAL DAN TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR PEMULA. (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta).

0 4 168