Gambaran Umum Lokasi Penelitian Analisis Bivariat

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan beralamat di Jl. Kapten Muslim No. 79 Medan merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan kelas madya plus yang berstatus swasta milik Yayasan Sitanggang Purba dengan usaha pelayanan kesehatan yang mencakup pemeliharaan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan. RSU Sari Mutiara Medan berasal dari praktek bidan berijazah yang berdiri mulai tanggal 23 September 1963, dan kemudian pada tanggal 11 Januari 1969 berubah menjadi klinik bersalin Sitanggang. Selanjutnya pada tanggal 23 Februari 1974 menjadi Rumah Sakit Bersalin Sitanggang dan baru tanggal 31 Maret 1978 statusnya berubah menjadi Rumah Sakit Umum Sitanggang. Sehubungan dengan Surat Pengumuman Di. Jen. Yan. Kes. Depkes RI tanggal 5 Februari 1987 No. 098Yan.MedSK87, RSU Sitanggang berganti nama menjadi RSU Sari Mutiara Medan yang diresmikan oleh Kakanwil tepatnya tanggal 8 Januari 1988. RSU Sari Mutiara Medan mempunyai visi mencapai pelayanan yang berkualitas nasional” dengan misi memberikan pelayanan yang bermutu, nyaman dan terjangkau masyarakat. Universitas Sumatera Utara

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan masa kerja. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan Kepala Keluarga dan Pendapatan Keluarga No Karakteristik Responden n 1 Umur 21 – 30 tahun 70 80,5 31 – 40 tahun 17 19,5 2 Jenis Kelamin Laki-laki 8 9,2 Perempuan 79 90,8 3 Status Perkawinan Belum Menikah 52 59,8 Menikah 35 40,2 4 Pendidikan Terakhir D-III Keperawatan 46 52,9 S-1 Keperawatan 41 47,1 5 Masa Kerja 5 tahun 63 72,4 ≥ 5 tahun 24 27,6 Jumlah 87 100,0 Berdasarkan tabel 4.1. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 21 – 30 tahun dengan jumlah 70 orang 80,5. Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 79 orang 90,8. Berdasarkan status perkawinan, sebagian besar berstatus belum menikah dengan jumlah 52 orang 59,8. Berdasarkan pendidikan diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan D-III Keperawatan dengan jumlah 46 orang 52,9. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan masa kerja diketahui bahwa sebagian besar responden telah bekerja selama dengan jumlah 36 orang 58,0. Berdasarkan pendapatan keluarga diketahui bahwa 5 tahun dengan jumlah 63 orang 72,4. 4.2.2. Gambaran Pengetahuan Responden Gambaran pengetahuan responden diketahui dengan menggunakan 15 item pertanyaan dengan kategori jawaban benar dan salah. Gambaran pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 4.2. di bawah ini. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Pertanyaan Benar Salah n n 1 Definisi infeksi nosokomial 82 94,3 5 5,7 2 Sumber infeksi nosokomial 69 79,3 18 20,7 3 Penularan infeksi nosokomial melalui kontak langsung dengan penderita penyakit 76 87,4 11 12,6 4 Penularan infeksi nosokomial dari peralatan di rumah sakit yang tidak steril 80 92,0 7 8,0 5 Pencegahan infeksi nosokomial dengan mencuci dengan sabun dan mensterilkan alat yang sudah digunakan 70 80,5 17 19,5 6 Perawat harus menggunakan sarung tangan sekali pakai bila menangani pasien 59 67,8 28 32,2 7 Pemakaian masker dan sarung tangan bila mengganti balutan pada saat melakukan prosedur steril oleh perawat yang demam ringan 66 75,9 21 24,1 8 Teknik mencuci tangan yang benar 76 87,4 11 12,6 9 Mencuci tangan sebelum masuk ke ruang isolasi 69 79,3 18 20,7 10 Mencuci tangan saat meninggalkan ruang isolasi 72 82,8 15 17,2 11 Penggunaan sarung tangan dan masker saat melakukan tindakan isolasi 64 73,6 23 26,4 12 Penggunaan sarung tangan bila ruangan perawatan terpapar materi infeksi 78 89,7 9 10,3 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Lanjutan No Pertanyaan Benar Salah n n 13 Sarung tangan yang digunakan harus steril 58 66,7 29 33,3 14 Penggunaan sarung tangan bila ada luka pada kulit pasien 68 78,2 19 21,8 15 Pengunaan sarung tangan saat pemasangan infus 55 63,2 32 36,8 Berdasarkan tabel 4.2. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab benar untuk semua item pertanyaan. Pada pertanyaan tentang definisi infeksi nosokomial sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 82 orang 94,3, tentang sumber infeksi nosokomial sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 69 orang 79,3, tentang penularan infeksi nosokomial melalui kontak langsung dengan penderita penyakit sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 76 orang 87,4. Pada pertanyaan tentang penularan infeksi nosokomial dari peralatan di rumah sakit yang tidak steril sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 80 orang 92,0, tentang pencegahan infeksi nosokomial dengan mencuci dengan sabun dan mensterilkan alat yang sudah digunakan sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 70 orang 80,5, tentang perawat harus menggunakan sarung tangan sekali pakai bila menangani pasien sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 59 orang 67,8. Pada pertanyaan tentang pemakaian masker dan sarung tangan bila mengganti balutan pada saat melakukan prosedur steril oleh perawat yang demam ringan sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 66 orang 75,9, tentang teknik Universitas Sumatera Utara mencuci tangan yang benar sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 76 orang 87,4, tentang mencuci tangan sebelum masuk ruang isolasi sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 69 orang 79,3. Pertanyaan tentang mencuci tangan saat meninggalkan ruang isolasi sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 72 orang 82,8, tentang penggunaan sarung tangan dan masker saat melakukan tindakan isolasi sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 64 orang 73,6, tentang penggunaan sarung tangan bila ruangan perawatan terpapar materi infeksi sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 78 orang 89,7. Pertanyaan tentang sarung tangan yang digunakan harus steril sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 58 orang 66,7, tentang penggunaan sarung tangan bila ada luka pada kulit pasien sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 68 orang 78,2 dan tentang penggunaan sarung tangan saat pemasangan infus sebagian besar menjawab benar dengan jumlah 55 orang 63,2. Berdasarkan jawaban dari pertanyaan variabel pengetahuan di atas maka pengetahuan dapat dikategorikan menjadi : Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Pengetahuan n 1 Baik 70 80,5 2 Kurang 17 19,5 Jumlah 87 100,0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.3. di atas diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden sebagian besar pada kategori baik dengan jumlah 70 orang 80,5.

4.2.3. Gambaran Sikap Responden

Gambaran sikap responden diketahui dengan menggunakan 15 item pernyataan dengan kategori jawaban sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Gambaran sikap responden dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Sikap Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Pernyataan SS S TS STS n n n n 1 Infeksi nosokomial tidak dapat dicegah 0,0 4 4,6 80 92,0 3 3,4 2 Infeksi nosokomial hanya diderita oleh pasien 1 1,1 23 26,4 63 72,4 0,0 3 Infeksi nosokomial dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita 3 3,4 65 74,7 18 20,7 1 1,1 4 Infeksi nosokomial dapat menular melalui peralatan yang digunakan 0,0 60 69,0 27 31,0 0,0 5 Mencuci alat yang sudah digunakan dengan sabun dan disterilkan dengan alat steril dapat mencegah penularan infeksi nosokomial 2 2,3 58 66,7 27 31,0 0,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Lanjutan No Pernyataan SS S TS STS n n n n 6 Perawat dapat menggunakan sarung tangan berkali-kali bila menangani pasien 1 1,1 52 59,8 34 39,1 0,0 7 Perawat yang demam ringan tidak perlu memakai masker dan sarung tangan bila mengganti balutan pada saat melakukan prosedur steril 0,0 36 41,4 50 57,5 1 1,1 8 Teknik akseptik merupakan teknik mencuci tangan yang benar 4 4,6 72 82,8 11 12,6 0,0 9 Mencuci tangan sebelum masuk ke ruang isolasi diperlukan untuk mengurangi resiko infeksi untuk klien tanpa memandang jenis sistem isolasi 1 1,1 68 78,2 18 20,7 0,0 10 Perawat tidak perlu mencuci tangan saat meninggalkan ruangan isolasi 0,0 15 17,2 71 81,6 1 1,1 11 Menurut Anda, apakah perawat harus menggunakan sarung tangan dan masker saat melakukan tindakan isolasi 0,0 62 71,3 25 28,7 0,0 12 Perawat tidak perlu menggunakan sarung tangan bila memasuki ruangan perawatan yang beresiko terpapar materi infeksi 0,0 9 10,3 78 89,7 0,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Lanjutan No Pernyataan SS S TS STS n n n n 13 Sarung tangan yang digunakan oleh perawat harus steril 0,0 58 66,7 28 32,2 1 1,1 14 Perawat harus menggunakan sarung tangan bila ada luka atau goresan pada kulit pasien. 1 1,1 67 77,0 19 21,8 0,0 15 Pada saat pemasangan infus harus menggunakan sarung tangan 0,0 55 63,2 32 36,8 0,0 Berdasarkan tabel 4.4. di atas diketahui bahwa untuk pernyataan tentang infeksi nosokomial tidak dapat dicegah sebagian besar menjawab tidak setuju dengan jumlah 80 orang 92,0. Pernyataan tentang infeksi nosokomial hanya diderita oleh pasien sebagian besar responden menjawab tidak setuju dengan jumlah 63 orang 72,4. Pernyataan tentang infeksi nosokomial dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 65 orang 74,7. Pernyataan tentang infeksi nosokomial dapat menular melalui peralatan yang digunakan sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 60 orang 69,0. Pernyataan tentang mencuci alat yang sudah digunakan dengan sabun dan disterilkan dengan alat steril dapat mencegah penularan infeksi nosokomial sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 58 orang 66,7. Pernyataan tentang perawat dapat menggunakan sarung tangan berkali-kali bila menangani pasien sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 52 orang 59,8. Pernyataan tentang perawat yang Universitas Sumatera Utara demam ringan tidak perlu memakai masker dan sarung tangan bila mengganti balutan pada saat melakukan prosedur steril sebagian besar menjawab tidak setuju dengan jumlah 50 orang 57,5. Pernyataan tentang teknik akseptik merupakan teknik mencuci tangan yang benar sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 72 orang 82,8. Pernyataan tentang mencuci tangan sebelum masuk ke ruang isolasi diperlukan untuk mengurangi resiko infeksi untuk klien tanpa memandang jenis sistem isolasi sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 68 orang 78,2. Pernyataan tentang perawat tidak perlu mencuci tangan saat meninggalkan ruangan isolasi sebagian besar menjawab tidak setuju dengan jumlah 71 orang 81,6. Pernyataan tentang perawat harus menggunakan sarung tangan dan masker saat melakukan tindakan isolasi sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 62 orang 71,3. Pernyataan tentang perawat tidak perlu menggunakan sarung tangan bila memasuki ruangan perawatan yang beresiko terpapar materi infeksi sebagian besar menjawab tidak setuju dengan jumlah 78 orang 89,7. Pernyataan tentang sarung tangan yang digunakan oleh perawat harus steril sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 58 orang 66,7. Pernyataan tentang perawat harus menggunakan sarung tangan bila ada luka atau goresan pada kulit pasien sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 67 orang 77,0 dan pernyataan tentang pada saat pemasangan infus harus menggunakan sarung tangan sebagian besar menjawab setuju dengan jumlah 55 orang 63,2. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jawaban dari variabel sikap di atas maka sikap dapat dikategorikan menjadi positif dan negatif seperti pada tabel 4.5. berikut ini : Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Sikap Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Sikap n 1 Positif 63 72,4 2 Negatif 24 27,6 Jumlah 87 100,0 Berdasarkan tabel 4.5. di atas diketahui bahwa tingkat sikap responden sebagian besar pada kategori positif dengan jumlah 63 orang 72,4.

4.2.4. Gambaran Kepatuhan Responden

Gambaran kepatuhan responden diketahui dengan menggunakan 12 item pertanyaan dengan kategori jawaban ya dan tidak. Gambaran kepatuhan responden dapat dilihat pada tabel 4.6. di bawah ini. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Pertanyaan Ya Tidak n n 1 Pihak rumah sakit memberikan pengarahan untuk menggunakan APD sebelum melaksanakan kegiatan 34 39,1 53 60,9 2 Pemberitahuan manfaat dan resiko dari pemakaian APD 36 41,4 51 58,6 3 Pengarahan yang diberikan dapat dipahami dengan baik 34 39,1 53 60,9 4 Intruksi tertulis dengan jelas dan mudah dilaksanakan interpretasi 46 52,9 41 47,1 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Lanjutan No Pertanyaan Ya Tidak n n 5 Ada teguran langsung dari pihak RS ketika anda tidak menggunakan APD pada saat melakukan tindakan 41 47,1 46 52,9 6 Teman selalu mengingatkan untuk menggunakan APD 30 34,5 57 65,5 7 Mengikuti anjuran untuk menggunakan APD 25 28,7 62 71,3 8 Ada perbedaan pemakaian APD saat melakukan tindakan terhadap pasien dengan penyakit tertentu 48 55,2 39 44,8 9 Pihak RS menyediakan tempat penyimpanan APD yang sedang dan sudah terpakai secara khusus di ruangan 21 24,1 66 75,9 10 Termotivasi menggunakan APD saat melakukan tindakan keperawatan 49 56,3 38 43,7 11 Berusaha menyediakan sendiri perlengkapan perlindungan diri bila persediaan di RS sudah habis atau tidak ada 4 4,6 83 95,4 12 Pihak RS memberikan penghargaan reward kepada perawat yang menggunakan APD 6 6,9 81 93,1 Berdasarkan tabel 4.6. di atas diketahui bahwa untuk pertanyaan tentang pihak rumah sakit memberikan pengarahan untuk menggunakan APD sebelum melaksanakan kegiatan sebagian besar responden menjawab tidak dengan jumlah 53 orang 60,9. Pertanyaan tentang pemberitahuan manfaat dan resiko dari pemakaian APD sebagian besar menjawab tidak dengan jumlah 51 orang 58,6. Pertanyaan tentang pengarahan yang diberikan dapat dipahami dengan baik sebagian besar menjawab tidak dengan jumlah 53 orang 60,9. Pertanyaan tentang intruksi tertulis dengan jelas dan mudah dilaksanakan interpretasi sebagian besar menjawab ya dengan jumlah 46 orang 52,9. Pertanyaan tentang ada teguran langsung dari pihak RS ketika anda tidak Universitas Sumatera Utara menggunakan APD pada saat melakukan tindakan sebagian besar menjawab tidak dengan jumlah 46 orang 52,9. Pada pertanyaan tentang teman selalu mengingatkan untuk menggunakan APD sebagian besar menjawab tidak dengan jumlah 57 orang 65,5. Pertanyaan tentang mengikuti anjuran untuk menggunakan APD sebagian besar menjawab tidak dengan jumlah 62 orang 71,3. Pertanyaan tentang ada perbedaan pemakaian APD saat melakukan tindakan terhadap pasien dengan penyakit tertentu sebagian besar menjawab ya dengan jumlah 48 orang 55,2. Pertanyaan tentang pihak RS menyediakan tempat penyimpanan APD yang sedang dan sudah terpakai secara khusus di ruangan sebagian besar menjawab tidak dengan jumlah 66 orang 75,9. Pertanyaan tentang termotivasi menggunakan APD saat melakukan tindakan keperawatan sebagian besar menjawab ya dengan jumlah 49 orang 56,3. Pertanyaan berusaha menyediakan sendiri perlengkapan perlindungan diri bila persediaan di RS sudah habis atau tidak ada sebagian besar menjawab tidak dengan jumlah 83 orang 95,4 dan pertanyaan tentang pihak RS memberikan penghargaan reward kepada perawat yang menggunakan APD sebagian besar menjawab tidak dengan jumlah 81 orang 93,1. Berdasarkan jawaban tersebut maka kepatuhan responden dapat dibedakan menjadi patuh dan tidak patuh seperti pada tabel 4.7. di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Distribusi Kategori Kepatuhan Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Kepatuhan n 1 Patuh 32 36,8 2 Tidak patuh 55 63,2 Jumlah 87 100,0 Berdasarkan tabel 4.7. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden tidak patuh dengan jumlah 55 orang 63,2.

4.2.5. Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri

Gambaran penggunaan alat pelindung diri APD dapat dilihat dengan menggunakan 2 item pertanyaan. Gambaran penggunaan APD responden dapat dilihat pada tabel 4.8. di bawah ini. Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Pertanyaan Ya Tidak n n 1 Menggunakan masker pada saat menangani pasien yang terindikasi beresiko menular 21 24,1 66 75,9 2 Menggunakan sarung tangan saat melakukan tindakan keperawatan 36 41,4 51 58,6 Berdasarkan tabel 4.8. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab tidak pada pertanyaan tentang menggunakan masker pada saat menangani pasien yang terindikasi beresiko menular dengan jumlah 66 orang 75,9, Menggunakan sarung tangan saat melakukan tindakan keperawatan dengan jumlah 51 orang 58,6. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jawaban responden di atas maka penggunaan APD dibedakan menjadi 2, yaitu menggunakan APD dan tidak menggunakan APD. Responden dikategorikan menggunakan APD jika menggunakan APD secara lengkap masker dan sarung tangan saat melayani pasien, sedangkan tidak menggunakan APD jika responden responden tidak menggunakan APD atau hanya menggunakan salah satu APD. Kategori penggunaan APD dapat dilihat pada tabel 4.9. di bawah ini. Tabel 4.9. Distribusi Kategori Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Penggunaan APD n 1 Menggunakan 21 24,1 2 Tidak menggunakan 66 75,9 Jumlah 87 100,0 Berdasarkan tabel 4.9. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden tidak menggunakan APD dengan jumlah 66 orang 75,9.

4.3. Analisis Bivariat

4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan APD seperti pada tabel 4.10. di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10. Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Pengetahuan Penggunaan APD p Value OR Ya Tidak Jumlah n n n 1 Baik 18 25,7 52 74,3 70 100,0 0,753 1,615 2 Kurang 3 17,6 14 82,4 17 100,0 Jumlah 21 24,1 66 75,9 87 100,0 Berdasarkan tabel 4.10. di atas diketahui bahwa perawat yang berpengetahuan baik sebanyak 18 orang 25,7 menggunakan APD dan 52 orang 74,3 tidak menggunakan APD, sedangkan perawat yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang 17,6 menggunakan APD dan 14 orang 82,4 tidak menggunakan APD. Dari hasil analisis uji fisher exact test antara pengetahuan dengan penggunaan APD diperoleh nilai p = 0,753 dan OR = 1,615, Karena nilai p 0,753 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan APD. 4.3.2. Hubungan Sikap dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara sikap dengan penggunaan APD seperti pada tabel 4.11. di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Tabulasi Silang Sikap dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Sikap Penggunaan APD P Value OR Ya Tidak Jumlah n n n 1 Positif 19 30,2 44 69,8 63 100,0 0,048 4,750 2 Negatif 2 8,3 22 91,7 24 100,0 Jumlah 21 24,1 66 75,9 87 100,0 Berdasarkan tabel 4.11. di atas diketahui bahwa perawat yang bersikap positif sebanyak 19 orang 30,2 menggunakan APD dan 44 orang 69,8 tidak menggunakan APD, sedangkan perawat yang bersikap negatif sebanyak 2 orang 8,3 menggunakan APD dan 22 orang 91,7 tidak menggunakan APD. Dari hasil analisis uji fisher exact test antara sikap dengan penggunaan APD diperoleh nilai p = 0,048 dan OR = 4,750, Karena nilai p 0,048 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan penggunaan APD dengan OR = 4,750 yang berarti bahwa perawat yang bersikap positif cenderung akan menggunakan APD 4,750 kali dibanding perawat yang bersikap negatif. 4.3.3. Hubungan Kepatuhan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara kepatuhan dengan penggunaan APD seperti pada tabel 4.12. di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Tabulasi Kepatuhan Sikap dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Kepatuhan Penggunaan APD P Value OR Ya Tidak Jumlah n n n 1 Patuh 14 43,8 18 56,2 32 100,0 0,001 5,333 2 Tidak Patuh 7 12,7 48 87,3 55 100,0 Jumlah 21 24,1 66 75,9 87 100,0 Berdasarkan tabel 4.12. di atas diketahui bahwa perawat yang patuh sebanyak 14 orang 43,8 menggunakan APD dan 18 orang 56,2 tidak menggunakan APD, sedangkan perawat yang tidak patuh sebanyak 7 orang 12,7 menggunakan APD dan 48 orang 87,3 tidak menggunakan APD. Dari hasil analisis uji chi-square antara kepatuhan dengan penggunaan APD diperoleh nilai p = 0,001 dan OR = 5,333, Karena nilai p 0,001 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan dengan penggunaan APD dengan OR = 5,333 yang berarti bahwa perawat yang patuh cenderung akan menggunakan APD 5,333 kali dibanding perawat yang tidak patuh. 4.4. Analisis Multivariat Untuk mengetahui faktor yang paling memengaruhi penggunaan APD di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan maka dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda dengan menggunakan metode backward wald, yaitu mengeluarkan variabel yang tidak memenuhi untuk dimasukkan dalam analisis multivariat satu persatu secara bertahap. Universitas Sumatera Utara Sebelum melakukan penganalisisan atau pemodelan secara multivariat, maka terlebih dahulu dilakukan seleksi bivariat untuk menentukan variabel independen yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam analisis multivariat, Variabel independen akan disebut memenuhi syarat untuk dimasukkan pada analisis multivariat, jika nilai probabilitasnya p0,25, Variabel yang masuk dalam analisis multivariat dapat dilihat pada tabel 4.13. berikut ini : Tabel 4.13. Hasil Seleksi Bivariat antara Pengetahuan, Sikap dan Kepatuhan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 No Variabel p Value Keterangan 1 Pengetahuan 0,753 0,25 sehingga tidak dimasukkan dalam analisis multivariat 2 Sikap 0,048 0,25 sehingga dimasukkan dalam analisis multivariat 3 Kepatuhan 0,001 0,25 sehingga dimasukkan dalam analisis multivariat Berdasarkan tabel 4.13. di atas diketahui bahwa variabel yang tidak masuk dalam pemodelan multivariat adalah variabel pengetahuan. Selanjutnya variabel yang masuk dalam pemodelan multivariat dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda dengan menggunakan metode backward wald, Variabel yang memiliki probabiliti p 0,05 pada penganalisisan multivariat akan dipertahankan untuk menghasilkan pemodelan. Hasil akhir dari analisis multivariat dapat dilihat pada tabel 4.14. di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14. Hasil Akhir Analisis Multivariat Pengaruh Perilaku dan Kepatuhan terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014 Variabel B p value Exp B Overall Percentage Sikap 1,405 0,084 4,075 75,9 Kepatuhan 1,586 0,004 4,886 Konstanta -13,739 Pada tabel 4.14. di atas merupakan hasil akhir analisis multivariat dengan uji regresi logistik dan dikethaui bahwa variabel kepatuhan menjadi variabel yang paling berpengaruh terhadap penggunaan APD dengan nilai OR 4,886 yang berarti perawat yang patuh cenderung akan menggunakan APD 4,886 dibanding perawat yang tidak patuh. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa overall percentage sebesar 75,9 yang berarti bahwa sikap positif dan patuh dapat memengaruhi penggunaan APD sebesar 75,9, sedangkan 24,1 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perawat yang berpengetahuan baik sebanyak 18 orang 25,7 menggunakan APD dan 52 orang 74,3 tidak menggunakan APD, sedangkan perawat yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang 17,6 menggunakan APD dan 14 orang 82,4 tidak menggunakan APD. Dari hasil analisis uji fisher exact test antara pengetahuan dengan penggunaan APD diperoleh nilai p = 0,753 dan OR = 1,615, Karena nilai p 0,753 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan APD. Sebagian besar perawat di RS Sari Mutiara Medan berpengetahuan baik. Namun pengetahuan perawat yang baik tidak berhubungan dengan penggunaan APD. penelitian ini sejalan dengan Fahmi 2012 yang mendapatkan bahwa sebagian besar perawat di RS berpengetahuan baik. Pengetahuan yang dimiliki perawat dipengaruhi oleh karakteristik responden yang meliputi pendidikan dan masa kerja. Pada penelitian ini perawat di RS Sari Mutiara Medan berpendikan D-III dan S-1 dengan masa kerja. Masa kerja perawat di RS Sari Mutiara Medan lebih dari 1 tahun bahkan ada 24 orang 27,6 yang telah bekerja lebih dari 5 tahun. Pendidikan yang tinggi dan masa kerja yang lama dapat berpengaruh terhadap pengetahuan perawat tentang penggunaan APD. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai

14 122 86

Supervisi Kepala Ruangan dan Kepatuhan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan

9 64 94

Pengaruh Pengawasan Dan Kepatuhan Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Sakit Umum Daerah Kisaran

19 151 144

Karakteristik Penderita Pneumonia Pada Balita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Sipirok Kabupaten Tapanuli Tapanuli Selatantahun 2001-2005

0 20 96

Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan Tahun 2001-2003

0 39 94

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku - Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Kepatuhan Perawat terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sari Mutiara Medan Tahun 2014

0 1 34

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Kepatuhan Perawat terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sari Mutiara Medan Tahun 2014

0 0 7

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014

0 0 18

Supervisi Kepala Ruangan dan Kepatuhan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan

1 1 20

PENGARUH PENGAWASAN DAN KEPATUHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KISARAN TESIS

0 1 16