2.4.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi terjadinya Infeksi Nosokomial
Faktor-faktor yang memengaruhi proses infeksi menurut Darmadi 2008 adalah: petugas kesehatan, peralatan medis, lingkungan, makanan dan minuman,
penderita lain, pengunjung atau keluarga. 1.
Petugas kesehatan Petugas kesehatan khususnya perawat dapat menjadi sumber utama tertapar
infeksi yang dapat menularkan berbagai kuman ke pasien maupun tempat lain karena perawat rata-rata setiap harinya 7-8 jam melakukan kontak langsung
dengan pasien. Salah satu upaya dalam pencegahan infeksi nosokomial yang paling penting adalah perilaku cuci tangan karena tangan merupakan sumber
penularan utama yang paling efisien untuk penularan infeksi nosokomial. Perilaku mencuci tangan perawat yang kurang adekuat akan memindahkan
organisme – organisme bakteri pathogen secara langsung kepada hopes yang menyebabkan infeksi nosokomial di semua jenis lingkungan pasien.
2. Lingkungan
Lingkungan rumah sakit yang tidak bersih juga bias menyebabkan infeksi nosokomial sebab mikroorganisme penyebab infeksi bias tumbuh dan
berkembang pada lingkungan yang tidak bersih. 3.
Peralatan medis Peralatan medis yang dimaksud adalah alat yang digunakan melakukan tindakan
keperawatan, misalnya jarum, kateter, kassa, instrument, dan sebagainya. Bila
Universitas Sumatera Utara
peralatan medis tidak dikelola kebersihan dan kesterilannya maka akan menyebabkan infeksi nosokomial.
4. Makanan atau minuman
Hidangan yang disajikan setiap saat kepada penderita apakah sudah sesuai dengan standart kebersihan bahan yang layak untuk dikonsumsi bila tidak bersih
itu juga akan menyebabkan infeksi terutama pada saluran pencernaan yang sedang mengalami iritasi.
5. Penderita lain
Keberadaan penderita lain dalam satu kamar atau ruangan atau bangsal perawatan dapat merupakan sumber penularan.
6. Pengunjung
Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam lingkungan rumah sakit, atau sebaliknya, yang dapat ditularkan dari dalam rumah
sakit ke luar rumah sakit. Menurut Shetty 2009 bakteri dapat menyebabkan infeksi nosokomial dengan
beberapa cara : 1.
Flora tetap atau sementara pada pasien endogen Bakteri yang merupakan flora normal dapat menyebabkan infeksi oleh karena
adanya perpindahan dari habitat alami ke luar, misalnya pindah kesaluran kemih, atau adanya kerusakan jaringan luka, atau tidak adekuat pemberian antibiotik
sehingga diikuti adanya pertumbuhan kuman yang berlebihan C. difficile, Yeast spp.
Universitas Sumatera Utara
2. Flora dari pasien atau petugas rumah sakit exogen
Bakteri dapat berpindah diantara pasien : a.
Melalui kontak langsung diantara pasien tangan, air ludah atau cairan tubuh lainnya
b. Melalui udara melalui ludah atau debu yang sudah terkontaminasi oleh
bakteri pasien . c.
Melalui petugas yang terkontaminasi melalui perawatan pasien, misalnya handuk, pakaian, hidung dan tenggorokan, yang kemudian menjadi carrier
sementara atau permanen, yang kemudian mentransmisikan bakteri kepasien lainnya melalui kontak langsung ketika merawat. CDC memperkirakan
sekitar 36 infeksi nosokomial infeksi dapat dicegah bila semua petugas kesehatan diberikan pedoman khusus dalam pengkontrolan infeksi ketika
merawat pasien. d.
Melalui objek-objek yang terkontaminasi oleh pasien, termasuk peralatan, tangan petugas, tamu atau sumber linkungan lain, misalnya air, cairan
lainnya, makanan. 3.
Flora yang berasal dari lingkungan kesehatan. Beberapa tipe organisme dapat bertahan dengan baik pada lingkungan rumah
sakit, misalnya didalam air, area yang lembab, dan kadang – kadang pada produk yang steril atau desinfektan, misalnya Pseudomonas, Acinobacter,
mycobacterium.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Saene 2005 faktor faktor yang memengaruhi berkembangnya infeksi nosokomial :
1. Antimikroba
Sebelum diperkenalkan pelatihan dasar mengenai kebersihan dan pemberian antimikroba, hampir semua infeksi dirumah sakit berasal dari sumber luar yang
patogen misalnya penyakit yang ditularkan melalui makanan atau udara, gangren, tetanus atau yang lainnya, atau disebabkan oleh mikroorganisme yang
bukan flora normal dari pasien misalnya tuberculosis. Perkembangan terapi antibiotik sebagai terapi infeksi bakteri digunakan untuk menurunkan angka
kematian dari berbagai penyakit infeksi. Hampir semua infeksi yang didapatkan dirumah sakit disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya sering terdapat
pada populasi umum, misalnya pada pasien – pasien dirumah sakit misalnya S. aureus, Staphylococcus Coagulase Negative, Enterococci, Enterobacteriaceae.
2. Kerentanan pasien
Faktor – faktor yang berpengaruh pada keadaan ini adalah umur, status imun, penyakit yang mendasarinya, serta intervensi dari terapi. Pasien yang mengalami
penyait kronik seperti tumor ganas, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, atau AIDS, mempunyai kerentanan yang meningkat terhadap infeksi opurtunistik.
3. Faktor lingkungan
Pasien dengan infeksi atau dengan carrier mikroorganisme patogenik merupakan sumber potensial infeksi terhadap pasien atau pekerja dirumah sakit. Adanya
kondisi seperti ini di dalam rumah sakit, sering mengakibatkan transmisi bakteri
Universitas Sumatera Utara
dari satu unit ke unit lainnya. Mikrobial mungkin mengkontaminasi alat alat, bahan bahan yang kemudian kontak terhadap pasien.
4. Resistensi bakteri
Banyak pasien yang menerima terapi antimikroba. Melalui seleksi dan adanya perubahan elemen resistensi genetik, antibiotic menjadi emergensi dimana
banyak strain bakteri yang resisten terhadap berbagai antimikroba. Resistensi strain bakteri menjadi menetap dan dapat berkembang menjadi endemik di rumah
sakit. Banyak strain Pneumococci, Staphylococci, Enterococci dan tuberculosis resisten terhadap hampir semua antimikroba yang sebelumnya efektif digunakan
sebagai terapi
2.4.4. Jenis Infeksi Nosokomial