Uji Perbedaan Rata-Rata Anava Satu Jalur Uji Lanjut dengan LSD

65 Selanjutnya dilakukan uji proporsi satu pihak untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut. H : 70 .   H a : 70 .   Kriteria pengujian yaitu H ditolak jika    5 . z z . Nilai   5 . z dengan 5   dapat diperoleh dengan menggunakan daftar tabel distribusi z. Nilai   5 . z dengan 5   atau . 64 . 1 z 45 .  Dari hasil perhitungan untuk kelas eksperimen 1 diperoleh . 06 . 2  z Karena , 64 . 1 06 . 2 45 .    z z maka H ditolak. Artinya kelas eksperimen 1 yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan penerapan penilaian kinerja proyek telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dari hasil perhitungan untuk kelas eksperimen 2 diperoleh . 68 . 1  z Karena , 64 . 1 68 . 1 45 .    z z maka H ditolak. Artinya kelas eksperimen 2 yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan penerapan penilaian kinerja produk telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Perhitungn selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 57-60.

4.1.2.5 Uji Perbedaan Rata-Rata Anava Satu Jalur

Uji Perbedaan Rata-rata ANOVA Satu Arah digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data dari kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan kontrol berbeda signifikan atau tidak.. Dalam menganalisis kesamaan rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji SPSS One Way Anova dengan bantuan program SPSS 16. Kolom yang dilihat pada printout ialah kolom Sig. Jika nilai 66 yang diperoleh pada kolom Sig. 0,05 berarti H ditolak. Hasil pengujian perbedaan rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Perhitungan perbedaan rata-rata data akhir. ANOVA Nilai Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 3115.943 2 1557.971 9.411 .000 Within Groups 16886.571 102 165.555 Total 20002.514 104 Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh bahwa nilai Sig. adalah 0,000. Karena nilai Sig. 0,000 0,05, maka H o ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata data akhir dari ketiga kelas tersebut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 61.

4.1.2.6 Uji Lanjut dengan LSD

Jika H pada Anava ditolak, maka dilakukan uji lanjut. Uji lanjut dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui dari ketiga kelompok tersebut kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol, kelompok mana yang mempunyai perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah yang signifikan. Dalam penelitian ini digunakan uji LSD. Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah yang signifikan, kita dapat melihat pada hasil output analisis dengan perbandingan simultan multiple comparison pada Tabel 4.5. 67 Tabel 4.5 Perhitungan Uji Lanjut dengan LSD. I no J no Mean Difference I-J Std. Error Sig. 95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Eksp1 Eksp2 6.800 3.076 .029 .70 12.90 Kntrol 13.343 3.076 .000 7.24 19.44 Eksp2 Eksp1 -6.800 3.076 .029 -12.90 -.70 Kntrol 6.543 3.076 .036 .44 12.64 Kntrol Eksp1 -13.343 3.076 .000 -19.44 -7.24 Eksp2 -6.543 3.076 .036 -12.64 -.44 . The mean difference is significant at the 0.05 level. Berdasarkan Tabel 4.5 yang berbeda secara signifikan adalah Eks1 dan Eks2, Eks1 dan Kontrol, Eks2 dan Kontrol. Untuk mengetahui apakah kelompok Eks1 lebih baik daripada kelompok Eks2, apakah kelompok Eks1 lebih baik daripada kelompok Kontrol, dan apakah kelompok Eks2 lebih baik daripada kelompok Kontrol dapat dilihat dari dari rata-ratanya pada tabel berikut. Tabel 4.6 Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika N Mean Std. Deviation Std. Error 95 Confidence Interval for Mean Minimum Maximum Between- Component Variance Lower Bound Upper Bound Eksp1 35 76.94 11.815 1.997 72.88 81.00 53 98 Eksp2 35 70.14 11.451 1.936 66.21 74.08 51 91 Kntrol 35 63.60 15.032 2.541 58.44 68.76 15 92 Total 105 70.23 13.868 1.353 67.54 72.91 15 98 Model Fixed Effects 12.867 1.256 67.74 72.72 Random Effects 3.852 53.65 86.80 39.783 68 Pada tabel 4.6 didapat bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelas eksperimen 1 lebih baik daripada kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Jadi kelas eksperimen 1 terbaik diantara ketiganya. Atau dengan kata lain bahwa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC denngan penilaian kinerja proyek paling baik diantara model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan penerapan penilaian kinerja produk dan ekspositori. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 62.

5.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERNUANSA ETNOMATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK

3 24 356

STUDI PERBEDAAN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LC 5E DAN CIRC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS X

1 18 307

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENILAIAN SERUPA PISA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MATERI SEGIEMPAT

1 13 331

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGIEMPAT

0 46 479

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POGIL BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 15 251

KEEFEKTIFAN MODELRESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

6 26 297

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berbantuan Alat Peraga terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat Oleh: Amalia Fitri Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berban

0 0 11

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI TEKANAN

0 2 20