Observasi Refleksi JENIS PENELITIAN

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 3 siklus, tiap siklus terdiri satu kali pertemuan. Siklus pertama yaitu melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun tentang tema cita-citaku subtema 2 pembelajaran 2, siklus kedua yaitu melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus sebelumnya sampai mencapai indikator keberhasilan hingga siklus ketiga.

3.1.3. Observasi

Menurut Arikunto 2013:19 observasi merupakan suatu teknik yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan reflekasi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus selanjutnya Sanjaya, 2013:80. Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan scientific dan model Number Head Together dengan media audiovisual. Peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, angket, catatan lapangan, dokumen serta lembar soal dalam pengumpulan data- data di lapangan.

3.1.4. Refleksi

Menurut Arikunto 2013:19 istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia menjadi pemantulan. Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan. Refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi dengan observer yang biasanya dilakukan oleh teman sejawat. Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang Sanjaya, 2013:80. Refleksi dalam penelitian tindakan kelas mencakup analisis, sintesis, dan penelitian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Peneliti bersama tim kolaborasi mengevaluasikan proses serta hasil dari tindakan pada siklus pertama, mengidentifikasi dan mendaftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama, serta merancang perbaikan dan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.

3.2. PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 04 SEMARANG

0 38 380

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VB SDN NGALIYAN 01 SEMARANG

1 51 241

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI NGALIYAN 01 SEMARANG

1 5 372

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL INKUIRI BERBASIS AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TAMBAKAJI 03 SEMARANG

0 8 296

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI DENGAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS IV SD NGALIYAN 01 SEMARANG

0 12 357

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV B SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

0 9 199

Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Tipe Number Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Siswa Kelas IV SD N Wonosari 03 Semarang.

0 0 1