63
d. Koefisien X
3
b
3
= -0,396 , ini berarti bahwa variabel Kompensasi X
3
tidak berpengaruh terhadap Efektivitas Organisasi, atau dengan kata lain jika
Kompensasi X
3
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka Efektivitas Organisasi sebesar 0,666. Koefesien bernilai negatif artinya tidak terjadi hubungan antara
variabel Kompensasi dengan Efektivitas Organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero.
e. Koefisien X
4
b
4
= 0,396 , ini berarti bahwa variabel Integasi X
4
berpengaruh positif terhadap Efektivitas Organisasi, atau dengan kata lain jika Integrasi X
4
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka Efektivitas Organisasi akan bertambah sebesar 0396. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
variabel Integrasi dengan Efektivitas Organisasi, semakin meningkatnya Integrasi maka akan semakin meningkat pula Efektivitas Organisasi pada PT. Perkebunan
Nusantara III Persero.
f. Koefisien X
5
b
5
= 0,313 , ini berarti bahwa variabel PHK X
5
berpengaruh positif terhadap Efektivitas Organisasi, atau dengan kata lain jika PHK X
5
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka Efektivitas Organisasi akan bertambah sebesar 0,313. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
variabel PHK dengan Efektivitas Organisasi, semakin meningkat PHK maka akan semakin meningkat pula Efektivitas Organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara
III Persero.
Universitas Sumatera Utara
64
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Uji Signifikan Simultan Uji-F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika
F hitung F tabel pada α = 5 Ho ditolak jika F hitung
F tabel pada α = 5 Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df Pembilang = k
– 1 df Penyebut = n
– k Keterangan:
n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 100 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 7, sehingga diperoleh:
1. df pembilang = 7 – 1 = 6
Universitas Sumatera Utara
65 2. df penyebut = 100
– 7 = 93 Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat α = 5.
Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji-F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
414.103 5
82.821 10.769
.000
b
Residual 722.897
94 7.690
Total 1137.000
99 a. Dependent Variable: Efektivitas
b. Predictors: Constant, PHK, Kompensasi, Litbang, Integritas, Pengadaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil perolehan F
hitung
pada kolom F yakni sebesar 10,769 dengan tingkat signifikansi = 0.00, lebih besar dari nilai
F
tabel
yakni 3,191, dengan tingkat kesalahan α = 5, atau dengan kata lain F
hitung
F
tabel
10,769 3,191. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika F
hitung
F
tabel
dan tingkat signifikansinya 0.00 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas
Pengadaan, Pelatihan dan Pengembangan, Kompensasi, Integrasi dan PHK secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat Efektivitas
Organisasi.
4.4.2 Uji Signifikan Parsial Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial individual terhadap variasi variabel terikat. Kriteria
pengujiannya adalah:
Universitas Sumatera Utara
66 Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Ho
: b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung t tabel pada α = 5
Ho ditolak jika t hitung t tabel pada α = 5
Hasil pengujian adalah: Tingkat kesa
lahan α = 5 dan derajat kebebasan df = n-k n = jumlah sampel, n = 100
k = jumlah variabel yang digunakan, k = 7 Derajat kebebasan degree of freedom df =n-k = 100-7 = 93.
Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka t
tabel
yang digunakan adalah t
0,05
48 = 1,677
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji-t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Toleranc
e VIF
1 Constant
9.438 3.039
.144 .886
Pengadaa n
.333 .159
.170 2.099
.039 .817
1.224 Litbang
.600 .164
.293 3.648
.000 .833
1.201 Kompensa
si -.031
.107 -.025
-.292 .771
.746 1.340
Integritas .396
.117 .316
3.395 .001
.620 1.613
PHK .313
.095 .265
3.297 .001
.836 1.196
a. Dependent Variable: Efektivitas
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Pengadaan X
1
Nilai t
hitung
variabel Pengadaan adalah 2,099 dan nilai t
tabel
1,677 maka t
hitung
t
tabel
2,099 1,677 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pengadaan berpengaruh positif dan signifikan 0,039 0,05 secara parsial terhadap
efektivitas organisasi. Artinya, jika variabel Pengadaan ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Efektivitas Organisasi akan meningkat sebesar 0,333.
2. Variabel Pelatihan dan Pengembangan X
2
Nilai t
hitung
variabel Pelatihan dan Pengembangan adalah 3,648 dan nilai t
tabel
1,677 maka t
hitung
t
tabel
3,648 1,677 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pelatihan dan pengembangan berpengaruh positif dan signifikan 0,00
0,05 secara parsial terhadap efektivitas organisasi. Artinya, jika variabel
Universitas Sumatera Utara
68 pelatihan dan pengembangan ditingkatkan sebesar satu satuan, maka efektivitas
organisasi akan meningkat sebesar 0,600. 3. Variabel Kompensasi X
3
Nilai t
hitung
variabel Kompensasi adalah -.292 dan nilai t
tabel
1,677 maka t
hitung
t
tabel
-.292 1,677 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kompensasi tidak berpengaruh dan signifikan 77,1 0,05 secara parsial terhadap efektivitas
organisasi. Artinya, jika variabel Kompensasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka efektivitas organisasi tidak berpengaruh sebesar -0,31.
4. Variabel Integrasi X
4
Nilai t
hitung
variabel Pengadaan adalah 3,395 dan nilai t
tabel
1,677 maka t
hitung
t
tabel
3,395 1,677 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Integrasi berpengaruh positif dan signifikan 0,01 0,05 secara parsial terhadap efektivitas organisasi.
Artinya, jika variabel Integrasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Efektivitas Organisasi akan meningkat sebesar 0,396.
5. Variabel PHK X
5
Nilai t
hitung
variabel PHK adalah 3,927 dan nilai t
tabel
1,677 maka t
hitung
t
tabel
3,927 1,677 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel PHK berpengaruh positif dan signifikan 0,01 0,05 secara parsial terhadap efektivitas organisasi.
Artinya, jika variabel PHK ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Efektivitas Organisasi akan meningkat sebesar 0,313.
-
Universitas Sumatera Utara
69
4.4.3 Pengujian Koefesien Determinasi R
2
Pengujian koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R² ≥ 1. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefesien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.703
a
.494 .467
1.453 a. Predictors: Constant, PHK, Litbang, Pengadaan, Kompensasi,
Integritas b. Dependent Variable: Efektivitas
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa: 1. R = 0,703 berarti hubungan antara variabel Pengadaan X
1
, Pelatihan dan Pengembangan X
2
, Kompensasi X
3
, Integrasi X
4
, PHK X
5
, terhadap Efektivitas Organisasi Y sebesar 70,3. Artinya hubungannya kuat.
2. Nilai R Square sebesar 0,494 berarti 49,4 variabel efektivitas organisasi Y dapat dijelaskan oleh variabel Pengadaan X
1
, Pelatihan dan Pengembangan X
2
, Kompensasi X
3
, Integrasi X
4
, PHK X
5
. Sedangkan sisanya 50,6 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
70 3. Standard Error of Estimated Standar Deviasi artinya mengukur variasi dari
nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1,453. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.5. Uji Asumsi Klasik 4.5.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi
data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau
tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram, dan grafik normal p-p plot, yang membandingkan antara dua observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.2, dan Gambar 4.3.
Universitas Sumatera Utara
71
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Gambar 4.2 Pengujian Normalitas Histogram
Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun melenceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa
data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
72
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Gambar 4.3 Pengujian Normalitas P-P Plot
Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data
yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.
2. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal,
padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian bahwa data yang dianalisis
berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis
tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov K-S.
Universitas Sumatera Utara
73 \
Tabel 4.13 Uji Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.01360241
Most Extreme Differences Absolute
.144 Positive
.095 Negative
-.144 Kolmogorov-Smirnov Z
1.031 Asymp. Sig. 2-tailed
.238 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.13, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0,238, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5 0.05. dengan kata lain
variabel tersebut berdistribusi normal.
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
74 1. Analisis Grafik
Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas,
sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Gambar 4.4 Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
75 2.
Analisis Statistik Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara
statistik mempengaruhi
variabel terikat,
maka ada
indikasi terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.14 Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Toleranc
e VIF
1 Constant
9.438 3.039
.144 .886
Pengadaa n
.333 .159
.170 2.099
.039 .817
1.224 Litbang
.600 .164
.293 3.648
.000 .833
1.201 Kompensa
si -.031
.107 -.025
-.292 .771
.746 1.340
Integritas .396
.117 .316
3.395 .001
.620 1.613
PHK .313
.095 .265
3.297 .001
.836 1.196
a. Dependent Variable: Efektivitas
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa terdapat satu variabel bebas yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat RES2.
Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di bawah tingkat kepercayaan 5 jadi disimpulkan model regresi mengarah adanya heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
76
4.5.3 Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor, Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya, Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,1, dan VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.15 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Toleranc
e VIF
1 Constant
9.438 3.039
.144 .886
Pengadaa n
.333 .159
.170 2.099
.039 .817
1.224 Litbang
.600 .164
.293 3.648
.000 .833
1.201 Kompensa
si -.031
.107 -.025
-.292 .771
.746 1.340
Integritas .396
.117 .316
3.395 .001
.620 1.613
PHK .313
.095 .265
3.297 .001
.836 1.196
a. Dependent Variable: Efektivitas
Sumber: Hasil Penelitian, 201 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat terlihat bahwa data variabel tidak terkena multikolinieritas karena nilai VIF 5 dan nilai Tolerance 0,1 sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi efektivitas organisasi berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
77 masukan variabel pengadaan, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, integrasi
dan PHK.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Pengadaan Terhadap Efektivitas Organisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Pengadaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Efektivitas Organisasi. Hal ini
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,333 dan nilai t
hitung
2,099 yang lebih besar dari nilai t
tabel
1,677 dengan tingkat signifikansi 0,039. Artinya jika Pengadaan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka Efektivitas
Organisasi juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,333. Pada pernyataan pertama variabel Pengadaan yang dapat dilihat pada
Tabel 4.5, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 51,0 dan setuju 49,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Penerimaan karyawan PTPN III diseleksi berdasarkan standart yang telah di tentukan. Semakin banyaknya penerimaan
karyawan yang diseleksi, akan mencapai standart yang telah di tentukan oleh perusahaan dalam bekerja.
Pada pernyataan kedua variabel pengadaan yang dapat dilihat pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh
pernyataan sangat setuju 40,0 dan setuju 59,0. Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa Kenaikan Golongan bagi karyawan PTPN III
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan ketentuan oleh perusahaan. Kenaikan Golongan yang diberikan kepada karyawan akan mampu menunjang kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
78 karyawan terhadap tujuan perusahaan, dimana akan berguna bagi produktifitas
perusahaan tersebut. Pada pernyataan ketiga variabel Pengadaan yang dapat dilihat pada Tabel
4.5, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 48,0 dan setuju 57,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Pemberian Penghargaan bagi karyawan PTPN III diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberian penghargaan yang
akan diberikan kepada pegawai mampu menunjang produktivitas dalam bekerja . Pada pernyataan keempat variabel gaya kepemimpinan yang dapat dilihat
pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 90,2 dan setuju 5,9. Artinya hampir
keseluruhan responden sangat setuju bahwa Pimpinan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil keputusan kerja. Pimpinan memberikan
kesempatan memutuskan keputusan
perusahaan agar karyawan dapat mempercayai kemampuan dirinya yang dimana karyawan akan dapat memahami
sistem perusahaan lebih baik lagi.
4.6.2 Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Efektivitas Organisasi
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel pelatihan
dan pengembangan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas
organisasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,600 dan nilai t
hitung
3,648 yang lebih besar dari nilai t
tabel
1,677 dengan
Universitas Sumatera Utara
79 tingkat signifikansi 0,00. Artinya jika fasilitas kerja ditingkatkan sebesar satu-
satuan, maka kepuasan kerja juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,600. Pada pernyataan pertama variabel Pelatihan dan pengembangan yang
dapat dilihat pada Tabel 4.6, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan setuju 65,0 dan sangat setuju 35,0. Artinya
hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa program pelatihan dan pengembangan PTPN III mampu meningkatkan pengetahuan karyawan. Dengan
diberikannya pelatihan dan pengembangan kepada karyawan mampu memberikan pengetahuan yang baru bagi karyawan.,
Pada pernyataan kedua variabel Pelatihan dan pengembangan yang dapat dilihat pada Tabel 4.6, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden
didominasi oleh pernyataan sangat setuju 59,0 dan setuju 41,0. Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa program pelatihan dan
pengembangan mampu meningkatrkan kemampuan bagi karyawan. Pogram pelatihan dan pengembangan bagi karyawan mampu meningkatkan pengetahuan
yang baru bagi karyawan. Pada pernyataan ketiga variabel Pelathan dan Pengembangan yang dapat
dilihat pada Tabel 4.6, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 66,0 dan setuju 33,0. Artinya
hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa program pelatihan dan pengembangan bagi karyawan mampu memperbaiki sikap karyawan. Semakin
karyawan mampu memperbaiki sikap akan semakin baik dalam meningkatkan hubungan emosional dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
80
4.6.3 Pengaruh Kompensasi Terhadap Efektivitas Organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompensasi tidak memiliki pengaruh yang dan signifikan terhadap efektivitas organisasi. Hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif -0,031 dan nilai t
hitung
-292 yang lebih besar dari nilai t
tabel
1,677 dengan tingkat signifikansi -771. Artinya jika Kompensasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka Efektivitas organisasi
tidak berpengaruh terhadap peningkata sebesar -0,031. Pada pernyataan pertama variabel Kompensasi yang dapat dilihat pada
Tabel 4.7, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan setuju 47,0 dan sangat setuju 25,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Tunjangan beras bagi karyawan PTPN III diberikan sesuai dengan golongan dan masa kerja karyawan. Dengan diberikannya
Tunjangan Beras kepada karyawan mampu memenuhi kebutuhan karyawn, Pada pernyataan kedua variabel Kompensasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.7, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 62,0 dan setuju 37,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Tunjangan Jabatan bagi kayawan PTPN III diberikan berdasarkan senioritas dan masa kerja karyawan. Tunjangan Jabatan
yang diberikan kepada karyawan mampu meningkatkan kinerja. Pada pernyataan ketiga variabel Kompensasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.7, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 61,0 dan setuju 37,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Insentif prestasi yang diberikan bagi karyawan
Universitas Sumatera Utara
81 PTPN III sesuai dengan penilaian dan penentuan reward karyawan. Pemberian
reward bagi karyawan mampu meningkatkan prestasi di dalam bekerja. Pada pernyataan ketiga variabel Kompensasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.7, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 59,0 dan setuju 37,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Tunjangan Khusus bagi karyawan PTPN III dibeikan sesuai dengan hasil pekerjaan karyawan. Pemberian Tunjangan khusus
bagi karyawan mampu meningkatkan kinerja. Pada pernyataan ketiga variabel Kompensasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.7, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 61,0 dan setuju 37,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Tunjangan Penugasan bagi karyawan PTPN III diberikan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Pemberian Tunjangan khusus bagi
karyawan mampu meningkatkan Inovasi dalam bekerja.
4.6.4 Pengaruh Integrasi Terhadap Efektivitas Organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompensasi tidak memiliki pengaruh yang dan signifikan terhadap efektivitas organisasi. Hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif -0,397 dan nilai t
hitung
3,395 yang lebih besar dari nilai t
tabel
1,677 dengan tingkat signifikansi 0,01. Artinya jika Kompensasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka Efektivitas organisasi
tidak berpengaruh terhadap peningkata sebesar -0,397. Pada pernyataan pertama variabel Integrasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.8, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh
Universitas Sumatera Utara
82 pernyataan setuju 60,0 dan sangat setuju 40,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Karyawan PTPN III saling menjaga hubungan sesama rekan kerja. Dengan menciptakan hubungan yang baik sesama rekan kerja
akan mampu meningkatkan integrasi perusahaan. Pada pernyataan kedua variabel Integrasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.8, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 60,0 dan setuju 40,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Karyawan PTPN III menjalin komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan. Dengan menjalin komunikasi yang baik antara
bawahan dan atasan mampu meningkatkan integrasi perusahaan. Pada pernyataan ketiga variabel Integrasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.8, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 57,0 dan setuju 49,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Karyawan PTPN III menaatin kebijakan dan peraturan perusahaan. Dengan manaati peraturan dan kebijakan perusahaan
mampu meningkatkan loyalitas karyawan terhadap peusahaan. Pada pernyataan keempat variabel Integrasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.8, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 54,0 dan setuju 43,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa PTPN III memiliki kesepakatan kerja Bersama antara Serikat Pekerja dengan Pengusaha. Semakin baik kesepakan kerja sama
serikat pekerja dengan pengusaha akan mampu meningkatkan integrasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
83 Pada pernyataan kelima variabel Integasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.8, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 57,0 dan setuju 39,0. Artinya hampir keseluruhan
responden sangat setuju bahwa Sikap pimpinan harus mampu menyelaraskan antara keinginan karyawan terhadap kepentingan perusahaa, semakin baik sikap
pimpinan akan mampu meningkatkan loyalitas karyawan.
4.6.5 Pengaruh PHK Terhadap Efektivitas Organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PHK tidak memiliki pengaruh yang dan signifikan terhadap efektivitas organisasi. Hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif -0,313 dan nilai t
hitung
3,297 yang lebih besar dari nilai t
tabel
1,677 dengan tingkat signifikansi 0,01. Artinya jika Kompensasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka Efektivitas organisasi
tidak berpengaruh terhadap peningkata sebesar -0,313. Pada pernyataan pertama variabel PHK yang dapat dilihat pada Tabel 4.9,
menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan setuju 59,0 dan sangat setuju 38,0. Artinya hampir keseluruhan responden
sangat setuju bahwa PTPN III memberikan jaminan masa tua bagi karyawan yang bekerja saat ini. Dengan diberikannya jaminan masa tua mampu memenuhi
kebutuhan karyawan. Pada pernyataan kedua variabel PHK yang dapat dilihat pada Tabel 4.9,
menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 49,0 dan setuju 46,0. Artinya hampir keseluruhan responden
sangat setuju bahwa Pengunduran diri bagi karyawan PTPN III dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
84 sesuai dengan kebijakan dan peraturan oleh perusahaan. Pelaksanaan pengunduran
diri bagi karyawan PTPN III mampu mengurangi tingkat turn-over perusahaan. Pada pernyataan ketiga variabel PHK yang dapat dilihat pada Tabel 4.9,
menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 46,0 dan setuju 50,0. Artinya hampir keseluruhan responden
sangat setuju bahwa Sanksi Pelanggaran disiplin bagi karyawan PTPN III dilakukan sesuai dengan kebijakan dan peraturan perusahaan. Pelaksanaan sanksi
bagi karyawan mampu mengurangi tingkat turn-over perusahaan. Pada pernyataan keempat variabel PHK yang dapat dilihat pada Tabel 4.9,
menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju 50,0 dan setuju 40,0. Artinya hampir keseluruhan responden
sangat setuju bahwa Kebijakan dan peraturan PTPN III bagi karyawan meninggal dilaksanakan sesuai ketentuan perusahaan. Pemberian Tunjangan abgi karyawan
yang meninggal mampu memenuhi kebutuhan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan Uji-F, secara serempak simultan Pengadaan, Pelatihan dan Pengembangan, Kompensasi, Integrasi dan PHK mempengaruhi Efektivitas
Oganisasi. Hal ini dapat dilihat bahwa hasil perolehan F
hitung
pada kolom F yakni sebesar 10,769 dengan tingkat signifikansi =0.00, lebih besar dari nilai
F
tabel
yakni 3,191 , dengan tingkat kesalahan α = 0,05 atau dengan kata lain
F
hitung
F
tabel
10,769 3,191. 2. Pada hasil analisis koefisien determinasi didapat nilai R Square sebesar 0,404
berarti 0,703 variabel kepuasan kerja Y dapat dijelaskan oleh variabel Pengadaan X
1
, Pelatihan dan Pengembangan X
2
, Kompensasi X
3
, Integrasi X
4
, PHK X
5
, Sedangkan sisanya 70,3 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Berdasarkan Uji-t disimpulkan bahwa yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja pada Kantor PT. Perkebunan Nusnatra III adalah Pengadaan,
Pelatihan dan pengembangan,Integrasi dan PGHK
Universitas Sumatera Utara
86
5.2 Saran