79 setuju, hal ini menunjukkan petugas balai pemasyarakatan bagian pembimbing
kemasyarakatan memberikan tanggapan yang positif terhadap penilaian hakim secara tidak tercatat yang diberikan, walaupun terdapat sebagian petugas balai
pemasyarakatan yang merasakan perlu lebih diperhatikan atas penilaian hakim secara tidak tercatat, sehingga berpengaruh atas Peranan BAPAS dalam pembinaan dan
pengawasan pidana bersyarat di Balai Pemasyarakatan. 4.1.3.3. Penjelasan Responden Tentang Peranan BAPAS dalam Pembinaan dan
Pengawasan Pidana Bersyarat
Definisi operasional variabel Peranan BAPAS dalam Pembinaan dan Pengawasan Pidana Bersayarat merupakan suatu tindakan atau hasil dari bagaimana
penilaian dilakukan dalam kegiatan tersebut. Untuk butir pertanyaan-pertanyaan variabel peranan BAPAS dalam
pembinaan dan pengawasan pidana bersyarat, sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju dan kurang setuju, hal ini menunjukkan petugas balai
pemasyarakatan memberikan tanggapan yang positif pada peranan BAPAS dalam pembinaan dan pengawasan pidana bersyarat.
4.1.4 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear
Universitas Sumatera Utara
80
-3 -2
-1 1
2 3
Regression Standardized Residual
2 4
6 8
10 12
Fr eq
u enc
y
Mean = -1.12E-15 Std. Dev. = 0.969
N = 34
0 0 0 2
0 4 0 6
0 8 1 0
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Expe cte
d Cum Prob
berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, alat uji statistik linear berganda dapat dipergunakan.
4.1.4.1. Uji Normalitas Untuk pengujian normalitas data dalam penelitian ini dideteksi melalui analisa
grafik dan statistik yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan SPSS. Hasil
pengujian normalitas dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut :
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 4.1. Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
81 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah
Gambar 4.2. Uji Normalitas
Dari Gambar 4.2. di atas, dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan menunjukkan normal. Ghozali 2005 menyatakan bahwa, jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi meneuhi asumsi normalitas
dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi nomalitas. Analisis dari grafik di atas terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti
arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksi peranan BAPAS dalam pembinaan dan pengawasan pidana bersyarat berdasarkan masukan
variabel independen. Selanjutnya uji normalitas data dilakukan dengan analisis statistik dengan
menggunakan alat uji non parametrik Kolmogorov – Smirnov K-S, seperti terlihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5. Uji Kolmogorov – Smirnov K-S
Universitas Sumatera Utara
82 Dari Tabel 4.5 di atas diketahui besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah
0,988 dan tidak signifikan pada 0,283. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal, dan hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya.
4.1.4.2. Uji Multikolinieritas Uji mulitikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi
di antara variabel independen.
Hasil pengujian multikolinieritas data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolinearitas
34 .0000000
1.17864329 .169
.127 -.169
.988 .283
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed
Unstandardized Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah
Universitas Sumatera Utara
83
2 -1
1 2
3
ression Student ized Residual
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah Dari Tabel 4.6 menunjukkan nilai Tolerance tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan Variance
Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antar variabel indenpenden dalam model regresi. 4.1.4.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini menggunakan
alat Bantu SPSS dengan mengamati pola yang terdapat pada Sctterplots, hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut :
2.438 4.259
.469 .178
.393 .799
1.252 .446
.167 .396
.799 1.252
Constant Tercatat
Tidak Tercatat
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients Tolerance
VIF Collinearity Statistics
Universitas Sumatera Utara
84 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah
Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa titik-ttitik menyebar secara acak random serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.
Menurut Ghozali 2005, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedistisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan memilih
berdasarkan masukan dari variabel bebasnya. Selanjutnya dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan hasil. Adapun
uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas adalah uji Glesjer.
Universitas Sumatera Utara
85
Tabel 4.7. Hasil Uji Glesjer
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah
Dari Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini
terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedasitas.
4.1.4.4. Uji Kebagusan Model
Tabel 4.8. Hasil Uji Determinasi
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa besarnya koefisien determinasi atau R-square R
2
adalah sebesar 0,451, yang berarti variabilitas variabel
.672
a
.451 .416
1.21607
Model
1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: Constant, Tidak Tercatat, Tercatat a.
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah 19.963
13.245 1.507
.153 -.673
.424 -.391
-1.585 .134
-.234 .286
-.202 -.820
.425 Constant
Tercatat
Tidak Tercatat
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig.
Universitas Sumatera Utara
86 dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas indenpenden sebesar 45,10. Jadi
model cukup baik. Sedangkan sisanya 54,90 dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain yang tidak diteliti dan tidak dimasukkan ke dalam model regresi.
4.1.5. Pengujian Hipotesis