Analisis Multivariat HASIL PENELITIAN

pemanfaatan pelayanan klinik VCT yang rendah karena disarankan oleh teman, yaitu sebanyak 9 orang 3,1. Berdasarkan uji bivariat antara variabel umur dengan pemanfaatan Klinik VCT pada ABK, diperoleh nilai probabilitasnya p 0,538. Nilai ini lebih besar dari nilai α 0,05. Artinya, tidak ada hubungan variabel alasan berkunjung dengan pemanfaatan pelayanan klinik VCT KKP Belawan. Tabel 4.19. Tabulasi Silang Alasan Berkunjung dengan Pemanfaatan Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Tahun 2006-2008 Pemanfaatan Klinik VCT Jumlah Alasan Berkunjung Tinggi Rendah N p Punya banyak pasangan Kuatir dengan pasangan Disarankan petugas kesehatan Disarankan temankeluarga Tuntutan perusahaan 29 36 28 21 76 9,8 12,2 9,5 7,1 25,8 22 23 17 9 34 7,5 7,8 5,8 3,1 11,5 51 59 45 30 110 17,3 20,0 14,3 10,2 37,3 Jumlah 190 64,4 105 35,6 295 100,0 0,538

4.4. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui pengaruh faktor internal umur, agama, suku, pendidikan, status perkawinan, daerah asal dan eksternal faktor resiko, sumber informasi alasan berkunjung Anak Buah Kapal ABK dengan pemanfaatan Klinik Voluntary Conseling Testing VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan tahun 2009, maka dilakukan uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik dengan menggunakan metode enter, yaitu mengeluarkan variabel-variabel yang tidak memenuhi untuk pengujian multivariat satu persatu secara bertahap. Pemanfaatan Universitas Sumatera Utara klinik VCT terbagi atas dua bagian, yaitu rendah diberi notasi 0 dan tinggi diberi notasi 1. Sebelum melakukan pengujian atau pemodelan secara multivariat, maka terlebih dahulu dilakukan seleksi bivariat untuk menentukan variabel independen yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam uji multivariat. Variabel independen akan disebut memenuhi syarat untuk dimasukkan pada uji multivariat, jika nilai probabilitinya p0,25. Selanjutnya, variabel yang memiliki probabiliti p0,05 pada pengujian multivariat akan dipertahankan untuk menghasilkan pemodelan, sedangkan variabel yang memiliki probabiliti p0,05 akan dikeluarkan dari pemodelan multivariat. Berdasarkan hasil seleksi bivariat, terdapat satu variabel yang memiliki probabiliti lebih besar dari 0,25 p=0,25, yaitu, agama p=0,619 dan alasan berkunjung p=0,538, sedangkan variabel umur p=0,010, suku p=0,139, tingkat pendidikan p=0,009, status perkawinan p=0,036, daerah asal p=0,028, faktor resiko p=0,043, dan sumber informasi p=0,033 memiliki nilai probabiliti p0,25 sehingga perlu dimasukkan dalam uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil akhir uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik diperoleh hasil seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20. Hasil Akhir Analisis Regresi Logistik Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal ABK Terhadap Pemanfaatan Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Tahun 2006-2008 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. ExpB umur .971 .249 15.209 1 .000 2.640 suku -.280 .105 7.154 1 .007 .756 Status Perkawinan 1.265 .314 16.265 1 .000 3.543 Daerah asal .614 .270 5.181 1 .023 1.849 Faktor Resiko .311 .154 4.068 1 .044 1.364 Step 1 a Constant -4.371 .903 23.439 1 .000 .013 a. Variables entered on step 1: umur, suku, status perkawinan, daerah asal, faktor resiko. Dari hasil uji regresi logistik di atas tabel 4.20 dapat dihasilkan sebuah persamaan Z = -4.371 + 0,971 umur – 0,280 pendidikan + 1,265 status perkawinan + 0,614 daerah asal + 0,311 faktor resiko. Kemudian dari nilai Z didapatkan, maka dapat diprediksi peluang kemungkinan pemnfaatan klinik VCT KKP Belawan oleh ABK. Probabilitas pindah kerja pada perawat dapat dituliskan dengan persamaan p= 1 z e − + 1 , sehingga persamaan akhir untuk probabilitas pindah kerja pada perawat adalah: p= resiko faktor 0,311 asal daerah 0,614 perkawinan status 1,265 n pendidika 0,280 umur 0,971 4.371 1 + + + − + + e 1 . Selain itu, dapat dilihat bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap peluang pemanfaatan klinik VCT KKP Belawan oleh ABK adalah variabel status perkawinan. Hal ini dapat dilihat dari nilai exp B pendidikan sebesar 3,543. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Faktor Internal dengan Pemanfaatan Klinik VCT a. Pengaruh Umur dengan Pemanfaatan Klinik VCT Berdasarkan uji bivariat antara variabel umur dengan pemanfaatan Klinik VCT pada ABK, diperoleh nilai probabilitasnya p 0,010. Nilai ini lebih kecil dari nilai α 0,05. Artinya, ada hubungan variabel umur dengan pemanfaatan pelayanan klinik VCT KKP Belawan. Pada pengujian regresi logistik juga diperoleh nilai probabilitasnya p 0,000, artinya ada pengaruh yang signifikan antara umur terhadap pemanfaatan Kinik VCT pada ABK. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseoarang termasuk dalam perilaku pemanfaatan pelayanan puskesmas. Umur dapat didefiniskan sebagai jumlah waktu kehidupan yang telah dijalani oleh seseorang. Umur sering dihubungkan dengan kemungkinan terjangkit penyakit. Kelompok umur usia muda anak-anak ternyata lebih rentan terhadap penyakit infeksi diare, infeksi saluran pernafasan. Usia-usia produktif lebih cenderung berhadapan dengan masalah kecelakaan lalu-lintas, kecelakaan kerja dan penyakit akibat gaya hidup life style. Usia yang relatif lebih tua sangat rentan dengan penyakit-penyakit kronis hipertensi, jantung koroner atau kanker Notoatmodjo, 2005. Berdasarkan hasil penelitian pada Anak Buah Kapal yang melakukan kunjungan ke klinik VCT KKP Belawan, menunjukkan bahwa kelompok umur paling banyak adalah usia 30 tahun sebanyak 164 orang 55,6. Hal ini disebabkan anak 55 Universitas Sumatera Utara