asaldomisili dengan fasilitas kesehatan, maka semakin tinggi tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Secara umum, Anak Buah Kapal ABK berasal dari kota Medan, yaitu sebesar 194 orang 65,8, sedangkan yang berasal dari luar kota Medan adalah
sebanyak 101 orang 34,2. Secara geografis, kota Medan sangat dekat dengan Klinik VCT, sehingga menyebabkan tingginya pemanfaatan terhadap pelayanan klinik
tersebut.
1.2. Pengaruh Faktor Eksternal dengan Pemanfaatan Klinik VCT
a. Pengaruh Faktor Resiko dengan Pemanfaatan Klinik VCT
Distribusi frekuensi tertinggi berada faktor resiko dengan hubungan seksual dan tingkat pemanfaatan pelayanan klinik VCT yang tinggi, yaitu sebanyak 127
orang 43,1 dan distribusi frekuensi terendah berada pada faktor resiko dengan jarum suntik dan tingkat pemanfaatan pleyanan klinik yang rendah, yaitu sebanyak 20
orang 6,8. Hal ini disebakan kebiasaan Anak Buah Kapal berlayar dalam waktu yang cukup lama kembali ke daerahnya, sehingga kecenderungan untuk memenuhi
kebutuhan seksual dilakukan dengan pasangan yang berganti-ganti Berdasarkan uji bivariat antara variabel faktor resiko dengan pemanfaatan
Klinik VCT pada ABK, diperoleh nilai probabilitasnya p 0,043. Nilai ini lebih kecil dari nilai
α 0,05. Artinya, ada hubungan variabel faktor resiko dengan pemanfaatan pelayanan klinik VCT KKP Belawan. Pada pengujian regresi logistik juga diperoleh
Universitas Sumatera Utara
nilai probabilitasnya p 0,044, artinya ada pengaruh yang signifikan antara faktor resiko terhadap pemanfaatan Kinik VCT pada ABK.
Secara teoritis, faktor resiko merupakan variabel penting yang mempengaruhi seseorang untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan. Semakin besar resiko tertular
penyakit, semakin tinggi tingkat pemanfaatan fasilitas kesehatan yang dianggap mampu untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut. Penularan penyakit HIVAIDS
lebih besar melalui proses hubungan seksual, disamping melalui jarum suntik, transfusi darah, donor organ tubuh dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan tingginya
pemanfaatan klinik VCT bagi responden yang melakukan hubungan seksual dengan pasangan seksual yang dianggap memungkinkan untuk menularkan penyakit
HIVAIDS, seperti: Wanita Tuna Susila WTS.
b. Pengaruh Sumber Informasi dengan Pemanfaatan Klinik VCT
Distribusi frekuensi tertinggi berada pada ABK yang memiliki sumber informasi dari perusahaan dan tingkat pemanfaatan pelayanan klinik VCT yang
tinggi, yaitu sebanyak 78 orang 26,4 dan distribusi frekuensi terendah berada pada kategori ABK yang memiliki sumber informasi dari temananggota keluarga dan
tingkat pemanfaatan klinik yang rendah, yaitu sebanyak 4 orang 1,4. Berdasarkan uji bivariat antara variabel sumber informasi dengan
pemanfaatan Klinik VCT pada ABK, diperoleh nilai probabilitasnya p 0,033. Nilai ini lebih kecil dari nilai
α 0,05. Artinya, ada hubungan variabel sumber informasi dengan pemanfaatan pelayanan klinik VCT KKP Belawan. Pada pengujian regresi
Universitas Sumatera Utara
logistik diperoleh nilai probabilitasnya p 0,059, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara umur terhadap pemanfaatan Kinik VCT pada ABK.
Sumber informasi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi seseorang untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan pelayanan fasilitas
kesehatan. Sumber informasi dan kualitas informasi yang baik akan mengarahkan tindakan masyarakat untuk memilih fasilitas kesehatan yang tepat untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dialami oleh seseorang. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa Anak Buah Kapal
mendapatkan sumber informasi melakukan kunjungan ke klinik VCT KKP Belawan paling besar adalah pihak perusahaan, yaitu sebesar 133 orang 45. Informasi ini
didapat dari pihak perusahaan yang mewajibkan kepada karyawannya untuk melakukan konseling dan test HIV pada klinik VCT. Hal ini dilakukan karena Anak
Buah Kapal adalah salah satu kelompok pekerja yang beresiko tinggi tertular HIV. Dan pihak perusahaan menginginkan pekerjanya bebas dari penyakit menular
tersebut. Namun pihak perusahaan tidak boleh memaksakan pekerjanya untuk melakukan konseling dan tes HIV, hal ini bertentangan dengan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. Kep.68MENIV2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV di Tempat Kerja. Pekerja dalam hal ini Anak Buah Kapal harus secara sukarela
melakukan tes HIV.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengaruh Alasan Berkunjung dengan Pemanfaatan Klinik VCT