Kas Rp 375.000,-
Mesin lama Rp 18.000.000,-
Laba pertukaran Rp 41.666,67
2. Apabila PT. Handaka menerima kas lebih besar dari 25 harga pasar aktiva
tetap yang diterimanya dari PT. Pandu, yaitu menerima kas sebesar Rp 1.912.500,- 30 dari harga pasar mesin yang diterima. Maka dalam hal ini
transaksi dianggap sebagai pertukaran moneter, dimana semua keuntungan dan kerugian diakui, dan aktiva tetap yang diterima dicatat berdasarkan nilai
pasarnya. PT.Handaka mencatat transaksinya sebagai berikut :
Kas Rp 1.912.500,-
Mesin baru Rp 6.000.000,-
Akumulasi penyusutan Rp 12.000.000,-
Mesin Rp 18.000.000,-
Laba pertukaran Rp 1.912.500,-
3. Pengeluaran Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap
Selama penggunaan aktiva tetap perusahaan tidak dapat menghindarkan diri dari pengeluaran-pengeluaran untuk aktiva tetap itu. Pengeluaran itu ada dua
macam, yaitu: a.
Pengeluaran Pendapatan revenue expenditure Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya
mendatangkan untuk tahun dimana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat sebagai beban. Pengeluaran untuk
pemeliharan dan perbaikan rutin merupakan contoh dari pengeluaran ini. Beban pemeliharaan terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan beban perbaikan adalah beban-beban untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik.
b. Pengeluaran Modal capital expenditure
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aktiva dikapitalisir. Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan
manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini. Dalam praktek sangat sulit membedakan antara revenue expenditure
dengan capital expenditure. Untuk mengatasi kesulitan ini dalam akuntansi diberikan beberapa pedoman bagaimana untuk membedakannya.
Menurut Harahap 2002 : 49 Pedoman itu adalah sebagai berikut: 1.
Segi Keuntungan Jika pengeluaran itu memberikan keuntungan selama lebih dari satu
tahun, maka dianggap sebagai capital expenditure. Jika sebaliknya maka dianggap sebagi revenue expenditure.
2. Kebiasaan
Jika pengeluaran itu merupakan pengeluaran yang sifatnya lazim dan rutin dikeluarkan dalam periode tertentu maka dianggap sebagai
revenue expenditure, jika sebaliknya maka dianggap sebagai capital expenditure. Jika pengeluaran itu jumlahnya relative besar dan sifatnya
penting biasanya dianggap sebagai capital expenditure. Sedangkan jika pengeluaran tersebut relative kecil maka dianggap sebagai revenue
expenditure.
3. Jumlah
Jika pengeluarannya relative kecil dianggap sebagai revenue expenditure dan jika pengeluaran itu jumlahnya relative besar dan
sifatnya penting maka dianggap sebagai capital expenditure.
Agar biaya-biaya tersebut dapat dikapitalisasi menurut Donald E. Kieso 2003 : 23 beberapa kondisi yang harus dipenuhi ialah sebagai berikut :
1. “ Umur manfaat aktiva harus meningkat
2. Kuantitas unit yang diproduksi aktiva harus meningkat
Universitas Sumatera Utara
3. Kualitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan.”
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aktiva tetap tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
a. Biaya Reparasi, yaitu biaya untuk memperbaiki aktiva tetap menjadi baik
seperti semula dan dapat digunakan kembali dalam operasi perusahaan.reparasi dibedakan atas dua yaitu reparasi biasa dan reparasi
besar. Reparasi yang bersifat biasa ordinary repairs adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan aktiva tetap dalam kondisi siap
operasi; biaya ini dapat dibebankan ke akun beban selama periode terjadinya atas dasar bahwa periode tersebut merupakan periode yang
paling banyak menerima manfaat. Contohnya adalah penggantian komponen kecil, pelumasan, penyetelan peralatan, pengecetan kembali,
dan pembersihan. Reparasi yang sifatnya besar major repairs adalah reparasi dimana beberapa periode akan menerima masa manfaat dan biaya
tersebut harus diperlakukan sebagai penambahan, perpaikan atau penggantian.
b. Biaya Penambahan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menambah aktiva
tetap yang lama dengan bagian-bagian yang baru. Pengeluaran ini dilakukan untuk menambah mutu serta manfaat aktiva tetap tersebut.
Contoh yang sering terlihat adalah penambahan peralatan yang dipasang pada mesin dengan tujuan untuk mengurangi pencemaran. Jika peralatan
yang ditambahkan tersebut dipasang menjadi satu dengan mesin maka biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang alat itu
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu penambahan. Biaya-biaya yang timbul dalam penambahan dikapitalisasi, menambah biaya perolehan aktiva dan
disusustkan selama umur ekonomisnya. c.
Biaya Pemeliharaan, yaitu biaya untuk menjaga aktiva tetap tersebut tetap pada kondisi baik. Biaya ini sifatnya biasa dan berulang-ulang dan tidak
menambah umur aktiva, pengeluaran ini dianggap sebagai revenue expenditure.
d. Biaya Penyusunan Kembali dan Pemasangan Kembali, yaitu pengeluaran
yang ditujukan untuk memberikan manfaat diperiode masa depan. Jika biaya pemasangan awal dan akumulasi penyusutan yang dihitung sampai
tanggal sekarang dapat ditentukan atau diestimasi, maka biaya penyusunan kembali dan pemasangan kembali diperlakukan sebagai penggantian. Jika
tidak maka biaya baru itu apabila jumlahnya material harus dikapitalisasi sebagai aktiva yang akan diamortisasi selama periode masa depan yang
diharapkan menerima manfaat. Akan tetapi jika ternyata jumlahnya tidak material dan jika tidak dapat dipisahkan dari beban operasi lainnya atau
jika manfaat masa depannya masih diragukan, maka hal itu harus segera dibebankan.
e. Biaya Perbaikan, yaitu penggantian suatu aktiva dengan aktiva yang baru
untuk memperoleh kegunaan aktiva yang lebih baik. Perbedaan antara perbaikan dengan pergantian yaitu: perbaikan adalah penggantian aktiva
yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva lain yang lebih baik,
Universitas Sumatera Utara
contoh: laintai kayu dengan lantai marmer. Sedang pergantian adalah subsitusi dari aktiva yang sama, contoh: lantai kayu dengan lantai kayu.
4. Pengertian dan Metode Depresiasi Aktiva Tetap