Tahun II Beban penyusutan
Rp Interest revenue
Rp 426.291,1369 Akk. Penyusutan
Rp 810.797,4941
Angka yang dibebankan ke akumulasi penyusutan merupakan beban bersih biaya perusahaan yang menunjukkan peningkatan tiap tahun sehingga
totalnya sama dengan harga pokok dikurangi nilai residu. Metode ini sangat cocok digunakan didalam mencatat besarnya penyusutan aktiva tetap yang diperoleh
secara leasing.
c. Sistem persediaan inventory systems
Dalam metode ini penyusutan dihitung dengan menambah persediaan awal aktiva yang tersedia dengan perolehan aktiva tetap selama periode berjalan,
kemudian dikurangi persediaan akhir aktiva tetap tersebut. Metode ini biasanya dipakai untuk menilai aktiva tetap yang kecil-kecil seperti perkakas atau peralatan.
Metode ini cukup mudah digunakan, tetapi tidak sistematis dan tidak rasional. Disamping itu juga sulit menentukan nilai sesungguhnya dari aktiva tetap tersebut
diakhir periode.
5. Penghentian Aktiva Tetap
Penghentian aktiva tetap dapat disebabkan karena;a penjualan, b Pertukaran dengan aktiva lain, c konversi terpaksa.
a. Penjualan
Universitas Sumatera Utara
Selisih penjualan bersih dan nilai buku aktiva yang dijual merupakan laba atau rugi penjualan aktiva. Bila hasil penjualan lebih besar dari pada nilai
bukunya, maka selisihnya merupakan laba penjualan aktiva, dan sebaliknya bila lebih kecil merupakan kerugian penjualan aktiva.
Contoh. Pada tanggal 1 Maret 2008, PT. Handaka menjual peralatan seharga Rp
327.000.000, yang harga perolehannya Rp 627.000.000 dan akumulasi penyusutan pada tanggal 1 Januari 2007 Rp 379.500.000 perusahaan menyusutkan
peralatan tersebut dengan menggunakan metode garis lurus dengan tarif 10 per tahun. Kebijakan perusahaan yaitu menyusutkan aktivanya kebulan terdekat. Ayat
jurnal untuk mencatat penjualan ini adalah: Depreciation Expense- Equipment
Rp 10.450.000 Accumulated Depreciation- Equipment
Rp 10.450.000 212 x 10 x Rp 627.000.000 = Rp 10.450.000
Cash Rp 327.000.000
Accumulated Depreciation- Equipment Rp 389.950.000
Equipment Rp 627.000.000
Gain on Sale of Equipment Rp 89.950.000
Perhitungan; Harga jual bersih
327.000.000 Harga perolehan
627.000.000 Akumulasi penyusutan = 379.500.000 + 10.450.000
389.950.000 Nilai buku
237.050.000 Laba penjualan peralatan
89.950.000
Kedua ayat jurnal tersebut dapat digabungkan sehingga menjadi sebagai berikut:
Cash Rp 327.000.000
Accumulated Depreciation- Equipment Rp 379.500.000
Depreciation Expense- Equipment Rp 10.450.000
Universitas Sumatera Utara
Equipment Rp 627.000.000
Gain on Sale of Equipment Rp 89.950.000
b. Pertukaran dengan aktiva lain
Dalam hal terjadinya pertukaran suatu aktiva dengan aktiva lainnya, yang pertama-tama harus dibedakan adalah apakah pertukaran tersebut berkasus umum
atau berkasus khusus.
Pertukaran umum
Salah satu Ciri dalam pertukaran aktiva bersifat kasus umum adalah bahwa aktiva yang dipertukarkan tidak sejenis. Dasar kapitalisasi yang digunakan
untuk pencatatan harga perolehan aktiva tetap dalam pertukaran umum adalah : 1.
Harga pasar aktiva yang diberikan atau harga pasar aktiva yang diterima tergantung mana yang lebih jelas yang dapat ditetapkan.
2. Apabila terdapat unsur moneter atau uang tunai yang terlibat dalam
pertukaran atau tombokan boot , maka aktiva yang baru dicatat berdasrkan harga pasar yang wajar dari aktiva yang diberikan ditambah
dengan boot yang dibayarkan. 3.
Bila terdapat unsure boot tanpa diketahui harga pasar yang wajar dari aktiva yang diberikan melainkan hanya diketahui harga pasar yang wajar
atas aktiva yang diterima , maka boot tidak dapat ditambahkan pada harga pasar aktiva yang wajar dari aktiva yang diterima yang merupakan harga
Universitas Sumatera Utara
perolehan aktiva yang baru, karena bila hal ini dilakukan akan terjadi over statemen terhadap aktiva yang baru yang berpengaruh kemasa depan
dalam pembebanan penyusutan periodik. Contoh.
Pada tanggal 2 Januari 2009 PT. Handaka memperoleh satu unit kendaraan truck baru yang harga pasarnya Rp 573.000.000. perolehan ini dilakukan dari suatu
pertukaran dengan peralatan pabrik yang harga perolehannya Rp 600.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 180.000.000 dalam pertukaran ini perusahaan harus
memberikan uang tunai tambahan boot Rp 159.000.000. Ayat jurnal untuk mencatat perolehan kendaraan adalah sebagai berikut:
Automobile trucks Rp 573.000.000
Accumulated depreciation-factory equipment Rp 180.000.000 Loss exchange of factory equpment
Rp 6.000.000
Factory equipment Rp 600.000.000
Cash Rp 159.000.000
Trade-inallowance = Rp 573.000.000 - Rp 159.000.000 Rp 414.000.000
Nilai buku = Rp 600.000.000 - Rp 180.000.000 Rp 420.000.000
Loss on exchange of equipment Rp 6.000.000
Pertukaran khusus
Dasar kapitalisasi yang digunakan untuk pencatatan harga perolehan aktiva tetap dalam pertukaran khusus adalah :
1. Apabila harga pasar tidak ada yang diketahui, maka aktiva dicatat
berdasarkan nilai buku aktivayang diberikan dan tidak ada laba-rugi pertukaran yang diakui.
2. Apabila harga pasar diketahui dan laba-rugi pertukaran dapat dihitung,
maka dasar pencatatnnya adalah: 1 apabila aktiva yang dipertukarkan
Universitas Sumatera Utara
merupakan aktiva produktif sejenis dan dalam pertukaran ini laba tidak diakui, sehingga dasar pencatatan adalah nilai buku aktiva yang
dipertukarkan. Laba pertukaran ini diakui melaui penyusutan yang lebih yang lebih rendah. 2 apabila pertukaran ini menujukkan kerugian maka
harus bersifat konsevatif, yaitu rugi harus segera diakui, sehingga dasar pencatatannya adalah harga pasar.
3. Apabiala terdapat boot dalam pertukaran ini, perlakuannya tetap sama
dengan bila tidak ada boot, hanya terlibat dengan unsur boot dampaknya harus dikaitkan dengan penentuan nilai aktiva yang baru bagi pihak yang
memberikan boot atau yang menerima boot. Bagi pihak yang memberikan boot, boot akan ditambahkan pada nilai buku aktiva yang diberikan, dan
sebaliknya bagi pihak yang menerima boot dikurangkan pada nilai buku diserahkan. Apabila pertukaran ini menunjukkan selisih antara harga pasar
dengan nilai buku aktiva yang diberikan, maka pengakuan laba recognized gain bagi penerima boot dihitung dengan formula sebagai
berikut:
Contoh. PT. Handaka mempunyai peralatan pabrik yang harga perolehannya Rp
63.000.000 dengan akumulasi penyusutan Rp 42.000.000 dengan harga pasarnya Rp 35.000.000 melakukan pertukaran dengan peralatan sejenis dari PT. Pandu
yang harga perolehannya Rp 84.000.000, akumulasi penyusutan Rp 52.500.000
Universitas Sumatera Utara
dan harga pasarnya Rp 35.000.000. Perhitungan indikasi keuntungan dari kedua perusaan tersebut tampak seperti dibawah ini:
Tabel 2.13 Perhitungan indikasi keuntungan dari PT.Handaka dan PT. Pandu
PT. Handaka PT. Pandu
Harga Perolehan Rp 63.000.000 Harga Perolehan
Rp 84.000.000 Akumulasi
Penyusutan 42.000.000 Akumulasi
Penyusutan 52.500.000
Nilai Buku 21.000.000 Nilai Buku
31.500.000 Harga Pasar
35.000.000 Harga Pasar 35.000.000
Indikasi Keuntungan
14.000.000 Indikasi Keuntungan
3.500.000
Karena dalam pertukaran ini baik PT. Handaka maupun PT. Pandu menunjukan adanya keuntungan Indicated gain, maka keuntungan ini tidak
diakui ditangguhkan sehingga dasar pencatatan perolehan aktiva baru adalah nilai buku aktiva yang diberikan. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat
pertukaran ini adalah : PT. Handaka
Factory equipment new Rp 21.000.000
Acc. Depreciation- Factory equipment old Rp 42.000.000
Factory equipment old Rp 63.000.000
PT. Pandu Factory equipment new
Rp 31.500.000 Acc. Depreciation- Factory equipment old
Rp 52.500.000 Factory equipment old
Rp 84.000.000 Tetapi anggaplah apabila harga pasar masing-masing peralatan pabrik
tersebut adalah Rp 28.000.000. maka:
Tabel 2.14
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan indikasi keuntungan dan indikasi kerugian dari PT.Handaka dan PT. Pandu
PT. Handaka PT. Pandu
Harga Perolehan Rp 63.000.000 Harga Perolehan
Rp 84.000.000 Akumulasi
Penyusutan 42.000.000 Akumulasi
Penyusutan 52.500.000
Nilai Buku 21.000.000 Nilai Buku
31.500.000 Harga Pasar
28.000.000 Harga Pasar 28.000.000
Indikasi Keuntungan
7.000.000 Indikasi Kerugian 3.500.000
Bagi PT. Handaka dalam pertukaran ini menunjukkan adanya laba Rp 7.000.000, laba ini ditangguhkan sehingga dasar pencatatannya adalah nilai buku
aktiva yang diberikan. Bagi PT. Pandu pertukaran ini menunjukkan adanya kerugian Rp 3.500.000, kerugian ini segera diakui sehingga dasar pencatatannya
adalah harga pasar aktiva yang diberikan. Ayat jurnal yang dibuat oleh PT. Handaka dan PT. Pandu adalah sebagai berikut:
PT. Handaka Factory equipment new
Rp 21.000.000 Acc. Depreciation- Factory equipment old
Rp 42.000.000 Factory equipment old
Rp 63.000.000 PT. Pandu
Factory equipment new
Rp 28.000.000 Acc. Depreciation- Factory equipment old
Rp 52.500.000 Loss on exchange of factory equipment
Rp 3.500.000 Factory equipment old
Rp 84.000.000 Contoh berikut menggambarkan pertukaran yang tidak berakhir dengan
proses pembentukkan pendapatan dan terlibat unsure moneter boot. Contoh: PT. Handaka mempunyai peralatan pabrik yang harga perolehannya Rp
90.000.000, akumulasi penyusutan Rp 54.000.000 dan harga pasarnya Rp
Universitas Sumatera Utara
48.000.000 ditukar dengan peralatan pabrik sejenis dari PT. Pandu yang harga perolehannya Rp 72.000.000, akumulasi penyusutan Rp 30.000.000 dan harga
pasarnya Rp 51.000.000. dalam pertukaran ini PT. Handaka memberikan tambahan uang tunai boot Rp 3.000.000.
Tabel 2.15 Perhitungan indikasi keuntungan dan terlibat unsur moneter boot
dari PT.Handaka dan PT. Pandu PT. Handaka
PT. Pandu Harga Perolehan
Rp 90.000.000 Harga Perolehan Rp 72.000.000
Akumulasi Penyusutan
54.000.000 Akumulasi Penyusutan
30.000.000 Nilai Buku
36.000.000 Nilai Buku 42.000.000
Harga Pasar 48.000.000 Harga Pasar
51.000.000 Indikasi
Keuntungan 12.000.000 Indikasi
Keuntungan 9.000.000
Dalam pertukaran ini PT. Handaka dan PT. Pandu menunjukan adanya laba pertukaran masing-masing Rp 12.000.000 untuk PT. Handaka dan Rp
9.000.000 untuk PT. Pandu, karena dalam hal ini PT. Handaka memberikan tambahan boot, maka tidak ada pengakuan laba pertukaran, sebaliknya bagi PT.
Pandu sebagian dari laba pertukaran ini diakui dengan perhiyunga sebagai berikut:
Jurnal PT. Handaka Factory equipment new
Rp 39.000.000 Acc. Depreciation- Factory equipment old
Rp 54.000.000 Factory equipment old
Rp 90.000.000 Cash
Rp 3.000.000
Jurnal PT. Pandu
Universitas Sumatera Utara
Factory equipment new Rp 39.529.412
Acc. Depreciation- Factory equipment old Rp 30.000.000
Cash Rp 3.000.000
Factory equipment old Rp 72.000.000
Gain on exchange of factory equipment Rp 529.412
c. Konversi terpaksa.