Masalah Pokok yang Dihadapi

B. Masalah Pokok yang Dihadapi

Yang dimaksud dengan masalah pokok di sini adalah segala suatu yang dianggap, diduga atau dirasa menjadi hambatan dalam mekanisme organisasi. Dengan mengetahui masalah-masalah pokok PMII diharapkan terdapat gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil di masa yang akan datang.

1. Nilai-Nilai Kepribadian Kader

NKK adalah niali-nilai fundamental dari PMII yang merupakan pendorong dan penggerak serta sekaligus sebagai alas pijak dalam kehidupan sehari-hari. Ketidakmampuan merumuskan secara jelas aspek-aspek fundamental ini, organisasi dapat kehilangan dasar pijakan dan sumber motivasi serta arah dan tujuan selanjutnya akan kehilangan kekuatan dalam menghadapi tantangan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. NKK ini pada dasarnya adalah nilai-nilai dan prinsip Aswaja itu sendiri, tetapi dalam bentuk sederhana perwujudannya yang aktual dan tidak lepas dari sifat, asas dan tujuan PMII. Perlunya NKK ini setidaknya didasarkan pada tiga asumsi:

a. Bahwa ajaran-ajaran Islam khususnya Islam Ahull Sunnah Wal Jamaah harus senantiasa membudaya dalam kehidupan sehari-hari, belum menjadi dasar berpijak, motivasi, arah perjuangan dan pola tingkah laku sehari-hari dalam kehidupan organisasi.

b. Bahwa PMII sesuai dengan dinamika yang dimilikinya akan terus berkembang dan perkembangan ini akan membawa perubahan dalam tata nilai.

c. Bahwa melalui analisa sosiologis dan berdasarkan pengalaman dalam kehidupan keagamaan, nilai-nilai Aswaja kontekstual dengan tatanan nilai hidup sosiologis masyarakat Indonesia. Paling tidak, nilai-nilai Aswaja memiliki spirit untuk memanfaatkan dan mendayagunakan kondisi keberagaman dan kemasyarakatan Indonesia.

2. Kepemimpinan dan Kaderisasi

Sangat dirasakan kurangnya kualitas kepemimpinan dalam PMII, kekurangan ini tentu menimbulkan hambatan bagi kemajuan organisasi. Kita berharap PMII dapat memproduksi sosok pemimpin yang bukan hanya mampu membangun reverent power (trustworthy, competent, forward-looking, risk-taker) namun juga memiliki expert power (change, dream, model, empower and love) di tengah berbagai tantangan zaman ini.

3. Aparat dan Struktur Organisasi

Salah satu parameter keberhasilan organisasi dapat dilihat dari bagaimana sebuah organisasi mampu memanajemen organiasasi. Perkembangan PMII yang begitu pesat di berbagai daerah akan membawa permasalahan tersendiri jika PMII tidak mampu melakukan manajemen dengan baik. Oleh karenanya tentu PMII melalui bidang aparatur harus mampu mempersiapkan dan mendesain berbagai macam aturan organisasi agar roda organisasi dapat berjalan secara baik.

Penguatan lembaga pemberdayaan kader putri yaitu KOPRI juga harus mendapat perhatian khusus di PMII. Karena bagaimanapun kesuksesan PMII juga akan dinilai salah satunya dari bagaimana PMII mampu melakukan proses kaderisasi pada kader kader putri yang dimilikinya. Oleh karenanya sudah menjadi keniscayaan bagi PMII untuk terus melakukan penguatan kelembagaan PMII tidak hanya pada level PB, PKC dan PC namun juga mendorong keberadaan KOPRI hinga Level Komisariat dan Rayon.

4. Program

Secara operasional, selama ini program yang ditetapkan PMII pada berbagai level dan jenjang organisasi terlihat kurang berkesinambungan antara periode yang satu dengan yang berikutnya hal ini salah satunya dikarenakan lemahnya tingkat kepatuhan atas pelaksanaan program jangka pendek yang sudah dicanangkan. Lemahnya tingkat kepatuhan ini dikarenakan adanya tumpang tindih pada pelaksanan program dua tahunan selama tahap 1 di tahun 2000 hingga tahun 2014.

Di sisi lain kita sadar bahwa program penguatan kapasitas kader secara nyata dibutuhkan dan harus mendapat perhatian khusus. Hal ini tentu tidak lepas dari dampak semakin heterogennya input kaderisasi yang ada di PMII. Keterbukaan informasi yang beriring dengan kemajuan teknologi dan bahkan ditambah lagi dengan perkembangan tantangan ekonomi dunia, menuntut PMII harus dapat melakukan penyesuaian dalam sistem kaderisasinya. Jika PMII berharap mampu merebut berbagai sektor startegis di negeri ini tentu PMII juga harus mempersiapkan dengan sungguh-sungguh sistem kaderisasinya. Sistem kaderisasi PMII selain memberikan penanaman nilai-nilai luhur, PMII juga harus mampu memberikan skill khusus kepada seluruh kadernya untuk mampu terjun di dunia profesional sesuai dengan berbagai basis keilmuan kader.