Isu Strategis

F. Isu Strategis

Dalam kancah geo ekonomi-politik nasional dan Internasional posisi dan peran perempuan sangat sering diperbincangkan, ini terkait relasi ekonomi-politik dan efeknya yang terjadi dalam tubuh perempuan. Gelombang yang terjadi seringkali merugikan posisi perempuan dalam perannya, baik dalam pertarungan politik, ekonomi, perdagangan, industrialisasi dan lainnya. Begitu pun dalam konteks di Indonesia, lompatan-lompatan dan situasi yang tidak menentu dalam perekonomian dan perpolitikan Indonesia menyebabkan „kegalauan‟ posisi dan peran perempuan itu sendiri. Sehingga ini juga menyebabkan pola yang berbeda dalam konteks sosial dan budaya, belum lagi imbasnya secara ekonomistik terhadap kesejahteraan perempuan dan laki-laki.

Dalam arti, bahwa perempuan Indonesia harus memiliki kemandirian ekonomi, walaupun Negara memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan rakyat sebagaimana dalam pasal 33 UU 1945, bahwa perempuan harus dapat men-support pertumbuhan ekonomi dengan melakukan upaya-upaya semisal membangun ekonomi kreatif, industri rumah tangga dan sebagainya. Sedangkan dalam ranah politik, sebagai bangsa yang merdeka kedaulatan politik di antara indikator yang terpenting dalam mengukur apakah Indonesia merupakan negara yang memiliki bargaining politik yang tinggi dalam perpolitikan nasional maupun Internasional dilihat dari peran kesertaan perempuan dalam mengambil kebijakan dan melahirkan kebijakan-kebijakan yang berkepihakan kepada perempuan.

Perkembangan isu strategi KOPRI sebagai wadah pergerakan perempuan yang memiliki visi misi “perempuan berdikari, menuju Indonesia yang adil, demokratis dan Ilmiah”, menegaskan strategis

perjuangan isu yang dimulai dengan melakukan perubahan dari desa/daerah hingga nasional. Bahwa salah satu mesin yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sumber daya manusia, yaitu jumlah penduduk yang besar, utamanya perempuan. Namun ia akan menjadi masalah besar bila tidak dipersiapkan secara baik. Masalah itu akan tidak saja di bidang ekonomi, namun juga bisa menjadi beban sosial politik di masa yang akan datang.

KOPRI PB PMII yang tersebar di 228 kabupaten/kota dan 24 provinsi mendorong kesadaran perempuan di desa untuk berperan aktif baik secara pemikiran dan tenaga dalam setiap kegiatan, seperti pemanfaatan dana desa dalam upaya pemberadayaan masyarakat guna meningkatkan kapasitas dan kualitas masyarakat. Selain itu, bahwa dewasa ini perempuan tidak hanya hadir sebagai objek dalam pembangunan, namun perempuan juga mampu berkontribusi aktif sebagai KOPRI PB PMII yang tersebar di 228 kabupaten/kota dan 24 provinsi mendorong kesadaran perempuan di desa untuk berperan aktif baik secara pemikiran dan tenaga dalam setiap kegiatan, seperti pemanfaatan dana desa dalam upaya pemberadayaan masyarakat guna meningkatkan kapasitas dan kualitas masyarakat. Selain itu, bahwa dewasa ini perempuan tidak hanya hadir sebagai objek dalam pembangunan, namun perempuan juga mampu berkontribusi aktif sebagai

Dengan demikian, KOPRI memfokuskan pada beberapa persoalan yang merupakan persoalan strategis dan faktual berkaitan dengan isu gender di antaranya berkaitan dengan persoalan kebijakan, persoalan budaya, dan pandangan agama. Yang bentuk pelaksanaannya terwujud dalam beberapa praktik diskriminasi terhadap perempuan diberbagai aspek, di antaranya adalah:

a. Isu Global

 Energi  Lingkungan  Kemiskinan

b. Isu Nasional

 Agama

1. Munculnya gerakan radikal Islam yang melibatkan perempuan.

2. Kekerasan atas nama agama.

3. Maraknya terorisme di Indonesia dan tidak sedikit pelakunya adalah mahasiwa atau pemuda.

4. Fenomena politisasi agama dan lahirnya partai berbasis agama.  Pendidikan

1. Data BPS per 2013, rata-rata lama sekolah anak laki-laki 8 tahun dan perempuan 7 tahun (tidak menyelesaikan pendidikan SMP).

2. Presentase kelulusan SD, siswa perempuan dan laki-laki, sama.

3. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin sedikit kelulusan perempuan.

4. Jumlah perempuan buta huruf perempuan 3 kali lebih banyak dari laki-laki, terutama usia 45 tahun ke atas.

 Ekonomi Penduduk miskin Indonesia tahun 2009 data BPS: 32,53 JUTA (14%) = 70% kemiskinan perempuan.

 Kesehatan Angka Kematian Ibu 248 per 100.000 Kelahiran hidup.

 Politik Representasi Politik Perempuan

Dari Total

3 DPRD Prov

325 dari 2.114

4 DPRDKab/kota

6 Kepala Daerah Prov

7 Kepala Kab/kota

39 dari 497

7.8%

8 Kepala Desa

3.665 dari 73.701

5%

 Lembaga Negara Indonesia

1. Representasi perempun dalam lembaga publik independen masih rendah.

2. UU Penyelenggara Pemilu mengatur sekurang-kurangnya 30% perempuan di semua lembaga penyelenggara pemilu.

3. Namun jaminan keterwakilan sekurang-kurangnya 30% perempuan, belum diatur di semua lembaga independen/komisi.

Oleh karena itu kekuatan KOPRI yang memiliki basis kader perempuan PMII yang terdapat di beberapa kabupaten/kota, menjadi tugas penting KOPRI PB PMII untuk melakukan pembenahan internal KOPRI yaitu pola relasi KOPRI yang bertujuan untuk menyelaraskan isu strategis sebagaimana dijelaskan tersebut dari Nasional ke setiap daerah dan sebaliknya. Yang selanjutnya, perumusan strategi yang dilakukan oleh KOPRI adalah konsep, lobi dan aksi merupakan di antara langkah advokasi isu, dengan harapan penyeragaman dalam advokasi secara masif dilakukan oleh seluruh jaringan KOPRI untuk perubahan yang adil, demokratis dan ilmiah.