UUD 1945 LANDASAN PERLUNYA PENGGUNAAN HUKUM PIDANA DALAM RANGKA PERLINDUNGAN IDEOLOGI DAN KONSTITUSI

Dari uraian di atas terlihat bahwa Pancasila pantas dijadikan sebagai bendakepentingan hukum yang layak dilindungi dengan hukum pidana.

b. Landasan Yuridis

Sesuai dengan pendapat Hans Kelsen bahwa norma yang lebih tinggi menentukan organ dan prosedur pembentukan maupun isi dari norma yang lebih rendah 191 , maka untuk mengetahui landasan yuridis perlunya perlindungan ideologi negara dengan hukum pidana harus dikaji peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dari pada peraturan perundang-undangan yang mengatur ketentuan pidana. Ketentuan pidana diatur dalam bentuk Undang-undang UU atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang PERPU. Peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan sebagai landasan yuridis perlunya Pancasila dilihat sebagai bendakepentingan hukum yang layak mendapat perlindungan hukum pidana adalah Undang-undang dasar 1945 dan Ketetapan MPR.

1. UUD 1945

Dalam UUD 1945 memang tidak ada klausul yang secara eksplisit menyatakan bahwa negara harus melindungi ideologi negara. Namun hal itu tidak berarti bahwa UUD 1945 tidak mengamanatkan perlindungan itu. Amanat itu dapat ditangkap justru dari pembukaannya yang merupakan pokok kaidah yang fundamental yang tidak boleh diubah, karena mengubahnya berarti membubarkan negara. 192 Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dengan tegas menyatakan bahwa negara berdasar lima kaidah pokok yang disebut 191 Widodo Ekatjahjana dan Totok Sudaryanto, Sumber Tata Hukum Negara Formal Di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 14 192 Effendy, Ibid, hal. 87 dengan Pancasila. Dengan menetapkan dasar negara berarti Pembukaan menghendaki agar dasar negara tersebut tidak dipermasalahkan apalagi diubah. Dengan kata lain Pembukaan menghendaki agar dasar negara Pancasila dilindungi dari segala macam gangguan dan ancaman. Secara terfrekmentasi dalam bentuk penafsiran Pancasila juga disebutkan baik dalam pembukaan maupun batang tubuh. Dalam pembukaan misalnya. Sila Pertama terdapat pada alinea ketiga, yang berbunyi: Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa……. Sila Kedua terdapat pada alinea pertama yang berbunyi : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Sila ketiga terdapat dalam alenia ketiga yang berbunyi : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia…. Sila keempat terdapat pada alinea keempat berbunyi : Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Sila kelima terdapat pada alenia kedua dalam kata-kata : adil dan makmur. Sedangkan dalam batang tubuh, misalnya sila pertama terdapat pada Pasal 29 ayat 10 yang berbunyi :Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa Sila kedua terdapat dalam Pasal 27 ayat 1 yang berbunyi : Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya, dan sebagainya. Namun penafsiran-penafsiran tersebut bukanlah Pancasila itu sendiri, sehingga mempermasalahkan atau mengubah atau menghilangkan penafsiran tersebut tidak berarti mempermasalahkan, mengubah atau menghilangkan Pancasila.

2. Ketetapan MPR