Sistem Pembayaran Perkembangan sistem pembayaran di Kaltim, baik tunai maupun non tunai mulai
3.2 Sistem Pembayaran Perkembangan sistem pembayaran di Kaltim, baik tunai maupun non tunai mulai
membaik di triwulan IV 2014, sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian pada membaik di triwulan IV 2014, sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian pada
3.2.1 Perkembangan Transaksi Tunai
3.2.1.1 Perkembangan Pengedaran U ang Kartal Pertumbuhan transaksi tunai yang terjadi di Kaltim pada periode triwulan IV 2014
mengalami peningkatan sebesar 0,81% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan total transaksi sebesar Rp8 triliun (Grafik III.14 dan III.15). Peningkatan aktivitas ini terjadi baik pada pertumbuhan inflow maupun outflow . Pertumbuhan inflow pada triwulan laporan tercatat meningkat 30,32% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif 3,89% (yoy). Sementara itu, transaksi outflow juga tumbuh negatif sebesar 4,78% (yoy), namun lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang turun sebesar 9,83% (yoy).
Grafik III.14 Total Peredaran U ang Kartal di Kaltim Grafik III.15 Peredaran U ang Kartal di Kaltim berdasarkan W ilayah Kerja KPw BI
Rp.Miliar
Inflow Bpp Inflow
Inflow Smr
Outflow Bpp 7,000
Rp.Miliar
Outflow
Growth (yoy)
Outflow Smr
Selain menyediakan uang dalam jumlah yang cukup, Bank Indonesia juga bertugas untuk menyediakan uang dalam kondisi yang layak edar ( clean money policy ). Dalam rangka memenuhi tugas tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur melakukan penarikan uang lusuh dan mengganti dengan uang yang layak edar. Pada triwulan
IV 2014, pertumbuhan uang lusuh yang ditarik tercatat sebesar -47,07% (yoy) atau turun dibandingkan periode sebelumnya sebesar -3,76(yoy (Grafik III.16). Dilihat berdasarkan proporsinya terhadap inflow, pada triwulan laporan persentase penarikan uang lusuh terhadap inflow sebesar 15,22%. Angka ini menurun dibanding triwulan III 2014 yang sebesar 17,88% (Grafik III.17).
Dalam rangka meningkatkan layanan kepada masyarakat akan kebutuhan uang tunai, KPw BI Prov. Kaltim melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan direalisasikannya Kas Titipan di Kabupaten Kutai Timur melalui BPD Kaltim cabang Sangatta pada bulan Oktober yang lalu. Selain itu, kas keliling ke berbagai lokasi pun dilakukan oleh KPw BI Prov. Kaltim dan juga KPw BI Balikpapan dalam menjaga komitmen untuk menekan tingkat kelayakan uang yang beredar dalam perekonomian.
Grafik III.16 Perkembangan Penarikan U ang Lusuh Grafik III.17 Ratio Penarikan U ang Lusuh terhadap Kaltim
Inflow Kaltim
Rp.Miliar
Clean Money Policy Rasio Inflow thd CMP 600
Rp.Miliar
Smr Bpp
Kaltim
Growth (yoy)
IV I II III IV I II III IV 2012
3.2.2 Perkembangan Transaksi N on-Tunai Pertumbuhan nilai transaksi non tunai pada triwulan IV 2014 mengalami peningkatan
sebesar 5,73% (yoy) dengan nominal Rp113,363 triliun (Grafik III.18). Peningkatan kinerja terjadi baik pada transaksi kliring maupun RTGS pada triwulan laporan. Transaksi kliring tercatat tumbuh negatif 4,08% (yoy), namun sudah lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun 9,19% (yoy). Sementara itu, transaksi RTGS tercatat tumbuh sebesar 6,39% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif 11,38% (yoy).. Perbaikan kinerja transaksi non tunai yang terjadi pada triwulan laporan sejalan dengan perbaikan ekonomi Kaltim.
Grafik III.18 Perkembangan Transaksi N on Tunai
Non Tunai
Growth (yoy)
Growth (qtq)
3.2.2.1 Perkembangan Transaksi Kliring Pertumbuhan kinerja transaksi kliring pada triwulan IV 2014 tercatat masih terkontraksi
sebesar 4,08% (yoy), namun lebih baik dari triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif 9,19% (yoy) dengan nilai transaksi sebesar Rp6,54 triliun (Grafik III.19). Di sisi lain, pertumbuhan volume tercatat menurun sebesar 2,63% (yoy) pada periode laporan, lebih rendah dari triwulan lalu yang tumbuh 2,63% (yoy). (Grafik III.20).
Grafik III.19 Perkembangan Transaksi Kliring Grafik III.20 Perkembangan W arkat Kliring (Rp. Miliar) Rp.Triliun
Nomi nal
Grow th(yoy)
Grow th(qtq)
Volume Warkat
Growth (qtq) Growth (yoy)
QI QII QIII QIV QI QII QIII Q IV QI QII QIII Q IV
-80% QI QII QIII QIV QI QII QIII Q IV QI QII QIII Q IV 2012
3.2.2.2 Perkembangan Transaksi RTGS Nilai Transaksi RTGS di Kaltim pada triwulan IV 2014 mencapai Rp106,8 triliun,
mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebesar R p86,54 triliun (Grafik III.21). Namun volume transaksi RTGS di Kaltim pada periode laporan mengalami penurunan dari 88.840 menjadi 86.038 lembar transaksi. Dilihat dari pertumbuhannya, transaksi RTGS mengalami peningkatan sebesar 6,39% (yoy), lebih tinggi dari pada triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif 9,73% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan volume transaksi RTGS terkontraksi sebesar 14,35% (yoy) pada triwulan IV 2014.
Secara spasial, nilai transaksi RTGS di kota Samarinda mengalami kenaikan dari Rp63,91 triliun pada triwulan III-2014 menjadi Rp81,01 triliun pada periode laporan. Sementara itu kota Balikpapan juga mengalami peningkatan nilai transaksi RTGS dari triwulan sebelumnya sebesar Rp22,62 triliun menjadi Rp25,80 triliun pada triwulan IV 2014 (Grafik III.22).
Grafik III.21 Perkembangan Transaksi RTGS Grafik III.22 Perkembangan RTGS per W ilker KPw
(Rp. Miliar) RTGS
Growth (yoy)
Growth (qtq)
(Rp. Miliar) Rp
120,000 Rp
60% Wilker Smr
Wilker Bpp
Kaltim
Growth (yoy)
G(yoy) KPwBI Bpp
G(yoy) KPwBI Kaltim
0 -40% I II III IV I
II III IV I II III IV 2011
II III IV I
II III IV I
II III IV
I II III IV I
II III IV I