Faktor-faktor yang M empengaruhi

2.3 Faktor-faktor yang M empengaruhi

2.3.1 Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan IV 2014 telah

diekspektasikan oleh konsumen sebagaimana hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Kaltim terhadap 200 responden di Kalimantan Timur (Grafik II.4). Indeks ekspektasi konsumen selama triwulan IV 2014 menunjukkan kenaikan yang merupakan respon konsumen terhadap rencana pemerintah yang menaikkan harga-harga energi, khususnya harga BBM bersubsidi, TDL, dan LPG ukuran 12 kg.

Kenaikan indeks ekspektasi terjadi pada seluruh kelompok komoditas (Grafik II.5). Analisis singkat berdasarkan Survei Konsumen tersebut menunjukkan bahwa perkiraan konsumen terhadap kelompok komoditas yang mengalami tekanan inflasi sejalan dengan realisasi inflasi yang terjadi, yakni kelompok transportasi, kelompok bahan makanan, dan kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar.

Berbagai upaya stabilisasi harga dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan Bank Indonesia melalui forum Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), antara lain sidak pasar dan SPBU untuk memastikan ketersediaan pasokan barang dan kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi menipisnya pasokan BBM bersubsidi menjelang akhir tahun. Selain itu, Pemerintah Daerah juga mengeluarkan keputusan untuk penerapan batas maksimum kenaikan tarif transportasi baik angkutan dalam kota maupun angkutan antar kota dalam provinsi dan luar provinsi. Ekspektasi masyarakat juga dijaga dengan implementasi Berbagai upaya stabilisasi harga dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan Bank Indonesia melalui forum Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), antara lain sidak pasar dan SPBU untuk memastikan ketersediaan pasokan barang dan kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi menipisnya pasokan BBM bersubsidi menjelang akhir tahun. Selain itu, Pemerintah Daerah juga mengeluarkan keputusan untuk penerapan batas maksimum kenaikan tarif transportasi baik angkutan dalam kota maupun angkutan antar kota dalam provinsi dan luar provinsi. Ekspektasi masyarakat juga dijaga dengan implementasi

Grafik II.4 Ekspektasi Konsumen 3-6 Bulan ke Grafik II.5 Ekspektasi H arga Konsumen M enurut

D epan

Kelompok

Indeks

- Makanan jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 225

Ekspektasi Harga 3 Bulan yang akan datang

Indeks

- Bahan makanan

- Perumahan, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

- Sandang

Ekspektasi Harga 6 Bulan yang akan datang

- Kesehatan - Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga

- Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Indeks > 100 = optimis

75 Indeks < 100 = pesimis

Sumber: Survei Konsumen KPw BI Prov.Kaltim Sumber: Survei Konsumen KPw BI Prov.Kaltim

2.3.2 Sisi Penaw aran Dari sisi penawaran, tingginya ketergantungan pangan dari provinsi lain seperti Jawa

Timur dan Sulawesi Selatan untuk komoditas bahan pangan seperti beras dan bumbu- bumbuan menjadi pendorong peningkatan inflasi di triwulan laporan. Ketersediaan stok yang relatif terbatas ditambah dengan risiko kelancaran faktor distribusi karena tingginya gelombang laut Jawa dan Selat Makassar sampai dengan akhir tahun mendorong kenaikan harga pada beberapa komoditas tanaman pangan (beras) dan hortikultura kelompok cabai (Grafik II.6).

Grafik II.6 Rata-rata Tinggi Gelombang di Perairan Grafik II.7 N ilai Tukar Rupiah/U SD dan Inflasi Kaltim

(meter)

Laut Jawa

Selat Makassar

(%, mtm)

5 Rp/USD

Rp/USD

Inflasi YoY (%)

Inflasi Kaltim (RHS)

2014 Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sumber: Bank Indonesia dan BPS, diolah

Hal lain yang menjadi pendorong tekanan inflasi pada triwulan laporan antara lain kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang terjadi dari setiap dua bulan sejak Juli 2014. Kenaikan TDL ini berlaku untuk hampir semua pelanggan, baik rumah tangga, industri maupun pemerintah dengan variasi kenaikan 5 11%, kecuali bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 900 Kwh ke bawah.

Secara umum, realisasi penyaluran gas LPG baik ukuran 12 kg maupun ukuran 3 kg di Kaltim (termasuk Kaltara) masih cukup memadai. Berdasarkan data dari otoritas resmi penyalur

LPG, realisasi penyaluran LPG 3 kg di Kaltim hingga 31 Desember 2014 mencapai 99,48%, sedangkan realisasi penyaluran LPG 12 kg hingga 31 Desember 2014 mencapai 90,20%. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga LPG bukan karena keterbatasan stok, tetapi dimungkinkan karena adanya permintaan yang cukup tinggi pada periode tertentu dan karena penyesuaian harga yang ditetapkan pemerintah.

Seperti triwulan III 2014, tekanan inflasi Kalimantan Timur, juga masih didorong oleh komoditas angkutan udara. Kenaikan ini khususnya terjadi di Kota Samarinda dan Kota Tarakan. Dampak dari terpisahnya Kota Tarakan secara geografis dari Kaltim mendorong permintaan transportasi udara menjelang akhir tahun dan perayaan hari raya Natal semakin meningkat. Sementara itu pada Oktober 2014, angkutan udara juga menjadi penyebab inflasi Kaltim seiring dengan meningkatnya tarif pelayanan jasa angkutan udara di Kota Samarinda.

Sementara itu dari sisi eksternal, meskipun nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika Serikat masih melemah, namun sampai sejauh ini belum berdampak signifikan terhadap inflasi di Kaltim dari sisi eksternal, khususnya untuk komoditas yang diperdagangkan internasional seperti emas dan barang-barang impor (Grafik II.7).