Posisi warga sebagai obyek dan penerima bantuan memiliki reaksi cenderung apatis dalam proses penetapan kebijakan dan persiapan penyaluran
bantuan. Masyarakat masih belum dibiasakan untuk ikut berperan aktif dalam perencanaan pembangunan. Dari hasil penelitian di lapangan, responden penerima
BLT mengatakan bahwa pada tahun 2008 mereka hanya menerima BLT sebesar Rp.200.000,-3 bulan pada periode bulan Juni sampai Agustus. Alasan
pemotongan tersebut juga tidak jelas. Ini berarti pelaksanaan BLT dalam hal penyaluran dana BLT di Kelurahan Bantan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Dapat dilihat pada tabel data di atas yang menunjukan bahwa 30 responden menyatakan bahwa kadang-kadang atau tidak selalu responden menerima dan
Rp.100.000,-bulan. Peneliti melihat, bahwa 10 responden yang menyatakan ia yaitu mereka yang takut atau orang tua yang sudah lansia, dimana mereka tidak
begitu paham mengenai berapa besar dana BLT yang diberikan oleh pemerintah.
5.2.3 Distribusi Tanggapan Responden tentang Tepat Waktu dan Tepat Sasaran Kepada Penerima BLT
Tabel 17 Distribusi Tanggapan Responden tentang Tepat Waktu Pemberian BLT
NO Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Tepat Tidak Tepat
3 37
7,5 92,5
Jumlah 40
100
Sumber : Hasil Kuesioner Penerima BLT, Desember 2009
Universitas Sumatera Utara
Tepat waktu adalah bahwa petugas BLT memberikan dana kepada penerima BLT tepat pada waktu yang telah ditetapkan pemerintah. Dari data di atas
menunjukkan 37 responden menyatakan bahwa pemberian dan BLT tidak tepat waktu. Alasan responden menyatakan hal ini karena pada saat pembayaran BLT
dilakukan sering terjadi pengunduran jam ataupun hari yang telah ditentukan sebelumnya. Pihak petugas juga tidak memberikan informasi sebelumnya.
Keadaan ini membuat responden menjadi kesal. Pelaksanaan BLT dalam hal tepat waktu tidak berjalan dengan baik sebagaimana mestinya sesuai dengan fakta yang
diberikan responden penerima BLT.
Tabel 18 Distribusi Tanggapan Responden tentang Tepat Sasaran Pemberian BLT
NO Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Tepat Tidak Tepat
31 9
77,5 22,5
Jumlah 40
100
Sumber : Hasil Kuesioner Penerima BLT, Desember 2009 Tepat sasaran menurut BPS adalah berdasarkan 14 indikator kriteria rumah
tangga miskin, antara lain luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang, menggunakan tanahbambukayu murahan, jenis dinding tempat tinggal
bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa diplester, tidak ada fasilitas tempat buang air besar, tidak menggunakan listrik. Sumber air minum adalah
Universitas Sumatera Utara
sumurmata air tidak terlindungsungaiair hujan, bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakararangminyak tanah.
Mengkonsumsi dagingsusuayam tidak pernah atau hanya satu kali dalam seminggu, tidak pernah membeli pakaian atau hanya membeli satu stel dalam
setahun, hanya satu kali makan atau dua kali makan sehari, tidak mampu membayar untuk berobat ke Puskesmas, lapangan pekerjaan utama kepala rumah
tangga yaitu petani dengan luas lahan 0,5 ha atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,- perbulan, pendidikan tertinggi kepala
keluarga hanya tamat SD, tidak punya tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp. 500.000,- setiap sepeda motor kreditnon kredit, emas, ternak,
kapal, motor, atau barang modal lainnya BPS : 2005 Dari tabel 18 menunjukkan bahwa 31 responden menyatakan bahwa
pemberian BLT yang dilakukan adalah tepat sasaran. Alasannya karena yang menerima BLT di Kelurahan Bantan adalah benar-benar orang miskin dan orang
tua yang sudah lansia. Mereka juga memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh BPS.
9 Responden berpendapat bahwa pemberian BLT yang dilakukan tidak tepat sasaran, karena masih ada beberapa warga yang tidak sepantasnya mendapatkan
BLT justru mendapatkan BLT. Responden tersebut menyebutkan salah satu warga penerima BLT yang memiliki kios sebagai usahanya, dimana penerima BLT
tersebut juga memiliki karyawan dalam membantu usahanya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4 Distribusi Tanggapan Responden Berdasarkan Pelayanan Pemberian BLT