adalah pelayanan secara moril untuk kemajuan murid atau memberhasilkan murid atau kemampuan para guru dalam memberhasilkan muridnya.
4.4 Prestasi yang Diraih Oleh Sekolah
Salah satu cara untuk dapat membuktikan sekolah itu berhasil adalah dengan melihat prestasi yang telah dihasilkan oleh sekolah tersebut, baik itu dibidang kurikulum maupun di
bidang ekstakurikuler. Prestasi yang dapat diraih oleh siswa di bidang kurikulum adalah apabila siswa dapat masuk ke perguruan tinggi negeri tanpa testing PMDK, prestasi yang
diraih di bidang ekstrakurikuler adalah apabila siswa bisa menang di berbagai kejuaraan atau perlombaan yang diikuti oleh siswa dari sekolah Tunas Kartika. Contohnya SMA Tunas
Kartika I-1 dari mulai berdiri tahun 1970 sampai tahun 1990 ada 4 orang yang diterima manjadi AKABRIAKMIL. SMA Tunas Kartika I-1 juga selalu menang di berbagai
perlombaan yang diikuti oleh siswanya. hal ini dapat dilihat di lampiran. Dari tahun 1973 sampai 1990 dari SMA Tunas Kartika 1hanya terdapat 4 orang yang
berprestasi dengan masuk menjadi AKABRI dan AKMIL. Ini menunjukkan kalau di awal didirikannya sekolah SMA Tunas Kartika kurang berprestasi di bidang kurikulum tetapi lebih
berprestasi di bidang ekstra kurikulum dengan memenangkan berbagai lomba dan kejuaraan yang diadakan oleh berbagai pihak dengan memenangkan 26 kejuaraan dalam kurun waktu 5
tahun, dari 1986 sampai 1990.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Hubungan Guru, Murid, serta Orang Tua Murid
Guru selain sebagai tenaga pengajar juga sebagai pendidik, selain mengajar guru dapat mengarahkan siswa dan membimbing siswa agar berprilaku baik dalam segala hal.
Guru dijadikan sebagai penghubung antara siswa dengan ilmu pengetahuan yang selalu mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan manusia. Guru dituntut harus mampu
menjadi tauladan bagi anak didiknya, karena manusia mempunyai sifat cenderung suka meniru.
Hubungan Guru dengan Murid. Hubungan guru dengan murid ada 2 secara garis besar, yaitu hubungan secara formal
dan hubungan tidak formal. Hubungan secara formal. Hubungan secara formal antara murid dan guru adalah selama hari-
hari belajar yang ditetapkan oleh roster jam pelajaran yang diatur oleh pihak sekolah, dan murid guru berada di lingkungan sekolah juga berseragam sekolah dapat juga disebut
hubungan formal antara guru dan murid. Hubungan secara formal antara guru dengan murid adalah hubungan langsung dan
tidak langsung. Hubungan Langsung adalah tatap muka di dalam kelas sesuai jadwal pelajaran formal atau roster. Guru dan murid bertatap muka dengan minimal 4 orang guru
setiap harinya. Dalam menyampaikan materi pelajaran itulah terjadi hubungan langsung antara guru dan murid. Selama masih jam belajar tatap muka di dalam kelas dikelompokkan
pada hubungan langsung formal. Hubungan formal tidak langsung antara murid dan guru juga ada dan terjadi. Di
dalam sekolah ada banyak guru dari berbagi bidang studi dan ada 2 atau 3 macam agama yang dianut. Demikian pula dengan siswa yang berbagai macam agama yang mereka anut.
Universitas Sumatera Utara
Seorang murid yang menganut agama Islam dengan guru yang mengajar pelajaran agama Kristen atau agama Budha, sebaliknya seorang murid yang beragama Kristen dengan guru
mata pelajaran agama Islam, mereka tentu saja tidak berhubungan langsung di ruangan kelas. Di sekolah SMA Kartika I-1 contohnya, bidang studi berjumlah 14 bidang studi, satu bidang
studi bisa terdiri dari 2 atau 3 orang guru. Kelas ada 3 tingkatan yaitu kelas X, XI, XII jadi guru yang mengajar di kelas X tidak mengajar di kelas XI, XII. Maka murid di kelas XI, XII
tidak pernah bertatap muka langsung di ruang kelas dengan guru tersebut. Walaupun murid dan guru berada di dalam satu sekolah, berbicara dan berkomunikasi satu dengan yang lain,
tetapi tidak berhubungan langsung secara formal. Hubungan tidak formal antara murid dan guru bisa terjadi dalam beberapa hal, yang
ada hubungan dengan kurikulum maupun dengan hubungan ekstrakurikuler. Adapun hubungan murid dan guru yang menyangkut kurikulum, contohnya guru yang mengajarkan
les privat dengan memanggil guru sekolah untuk membimbing belajar, atau les tambahan di luar sekolah baik perseorangan atau berkelompok. Bimbingan studi di salah satu tempat
bimbingan belajar juga termasuk hubungan guru dan murid yang tidak formal, walaupun berbentuk kelas dengan murid yang banyak termasuk juga dalam hubungan tidak formal.
Ada lagi hubungan tidak formal yang menyangkut ekstrakurikuler, seperti: kegiatan pramuka, olahraga, seni, yang dilakukan murid dengan gurunya. Prmuka bisa diadakan di
dalam sekolah maupun di luar sekolah, seperti saat berkemah dan lain-lain. Olahraga seperti berenang, bola kaki, volley, basket, yang dilakukan di luar jam belajar sekolah. Dalam seni
juga murid-murid berkegiatan seperti membentuk grup musik, paduan suara, grup tari, teater seni drama, band dan lain sebagainya, yang mereka tampilkan pada saat acara tertentu
Universitas Sumatera Utara
seperti ulang tahun sekolah, merayakan hari kemerdekaan, hari guru atau kegiatan keagamaan maulid nabi, isra miraj dan natal.
Selanjutnya hubungan tidak formal juga terjadi antara murid dan guru, seperti hubungan kekerabatan atau kekeluargaan, berdekatan rumah, hubungan bisnis dan lainnya.
Antara murid dan guru tetap saja ada hubungan apabila mereka bertemu di tempat umum seperti di tempat perbelanjaan, jadi hubungan antara guru dan murid tetap saja terjadi baik
secara formal maupun tidak formal. Hubungan Guru dengan Orang Tua Murid.
Hubungan Guru dengan Orang Tua Murid tidak begitu sering ataupun terus-menerus, ada 2 kategori yang biasa, pada saat pembagian rapor 2 kali dalam setahun, dan pada waktu
yang tidak dapat ditentukan. Hubungan guru dengan orang tua murid bisa terjadi minimal 2 kali dalam setahun bahkan lebih seperti:
Menghadiri panggilan guru dari sekolah. Kadang kala dalam menjalani pelajaran murid murid banyak mengalami banyak hal, bisa mengikuti dengan mudah peraturan sekolah
cara belajar yang ditetapkan oleh guru dan berhubungan dengan sesama murid secara murid, tetapi tidak jarang kita dapati murid-murid yang bermasalah. Adakalanya bermasalah dengan
salah satu guru bidang studi, bermasalah terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah atau akibat pelanggaran peraturan sekolah, atau juga bermasalah antara sesama
murid. Apabila seorang murid tidak melanggar peraturan sekolah, salah satu ancamannya
adalah diselesaikan dengan cara memanggil orang tua supaya hadir di sekolah untuk ikut menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi anaknya, sebagai contoh: seorang murid
bernama Andi tidak masuk sekolah tanpa keterangan, pihak sekolah akan memanggil orang
Universitas Sumatera Utara
tua murid untuk memberikan keterangan beserta bukti yang dapat diterima guru, alasan apa sehingga Andi tidak dapat masuk sekolah. Kedatangan orang tua murid ke sekolah inilah
terjadi hubungan langsung antara orang tua murid dengan guru. Ada juga hubungan orang tua murid tidak lisan secara langsung, bisa melalui lewat buku penghubung atau berupa surat
menyurat. Untuk suatu alasan yang khusus kadang kala orang tua murid tanpa panggilan guru atau pihak juga datang ke sekolah untuk menemui guru seperti mempermisikan anaknya
untuk tidak masuk sekolah akibat suatu alasan atau sakit. Menghadiri pengambilan rapor, di dalam satu tahun pelajaran terjadi 2 kali
pembagian rapor, pada waktu pembagian rapor itu di panggil orang tua murid untuk menghadirinya. Terjadilah pertemuan langsung guru, dalam hal ini wali kelas dengan orang
tua murid. Pada waktu itulah terjadi lagi komunikasi langsung antara orang tua murid dengan guru wali kelas akan diberitahukan kepada orang tua bagaimana perkembangan anaknya
selama satu semester 6 bulan masa pelajaran berlangsung. Baik dan buruk yang dialami murid dan guru di sekolah akan disampaikan lewat pertemuan ini. Walaupun baru pertama
kali bertemu dengan wali kelas tetapi orang tua murid dapat bertanya kepada guru wali kelas langkah apa yang dapat dilakukan oleh orang tua dirumah dalam membimbing
anaknya ke arah kemajuan pendidikan. Dan pada saat pemberian rapor itu pula guru dapat menyampaikan kepada orang tua
murid kelakuan anaknya disekolah, tak jarang guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada orang tua murid untuk kemajuan anak didik.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN