Rumusan Masalah Tinjauan Pustaka

diberikan oleh yayasan sangat membantu berkembangnya kedua SMA tersebut dengan baik. Banyak prestasi yang telah diraih oleh kedua SMA yang dikelola oleh Yayasan Tunas Kartika. Salah satu prestasi yang diraih SMA Tunas Kartika 1 adalah drumband yang pernah memenangkan kejuaraan drumband se-Kodya Medan tiga kali berturut-turut tahun 1977, 1978 dan 1979. Kemudian salah satu siswi yang bernama Nuraini mewakili Sumatera Utara untuk bidang olahraga atletik ke kompetisi tingkat nasional, di bidang pramuka salah satu siswa SMA dari Gudep 253-254 menjadi salah satu peserta Raimuna Nasional tahun 1987 di Cibubur.

1.2 Rumusan Masalah

Alasan menulis tentang Perkembangan Yayasan Tunas Kartika, karena untuk mengenang dan mengingat bahwa penulis dari tingkat SD telah menuntut ilmu di sekolah milik Yayasan Tunas Kartika ini. Dengan harapan generasi yang akan datang mengetahui bahwa telah tercatat bahwa sekolah yang didirikan Yayasan Tunas Kartika pernah ada dan sudah menghasilkan anak didik yang banyak dan memegang peranan penting di Indonesia. Alasan menetapkan periodesasi dari tahun 1970-1990, karena pada tahun 1970 lahirnya Yayasan Tunas Kartika dan langsung mengelola beberapa sekolah, salah satu sekolah yang dikelola adalah SMA Tunas Kartika I dan pada tahun 1990 unit pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Tunas Kartika sedang mengalami kemajuan yang sangat baik dan banyak meraih prestasi. Rumusan masalah yang akan dibahas di dalam penelitian, adalah: 1. Bagaimana perkembangan Yayasan Tunas Kartika Medan ? Universitas Sumatera Utara 2. Bagaimana peran Yayasan Tunas Kartika dalam pengelolaan pendidikan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan untuk mengetahui: 1. Perkembangan Yayasan Tunas Kartika Medan. 2. Peranan Yayasan Tunas Kartika dalam mengelola pendidikan.

B. Manfaat Penelitian

Berharap agar tulisan ini dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Secara akademis penelitian dapat memberikan kontribusinya untuk menambah khasanah penelitian sejarah khususnya dalam kajian sejarah yayasan pendidikan. 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan dalam bentuk data yang dapat digunakan untuk kajian-kajian atau penelitian yang berkaitan.

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini sangat dibutuhkan buku untuk studi pustaka. Sumber yang dipakai adalah hasil penelitian atau skripsi dari Chairiyati Nasution yang berjudul “Peran Organisasi Persit Kartika Chandra Kirana PD IIBukit Barisan dalam Kesejahteraaan Universitas Sumatera Utara Keluarga” 1983 yang didalamnya membahas tentang lahirnya Organisasi Persit Kartika Chandra Kirana. Ia membahas tentang awal organisasi ini didirikan dan perkembangannya, dan menjelaskan tentang peranan-peranan organisasi ini di segala bidang baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan kesejahteraan keluarganya, dalam kehidupan bermasyarakat. Organisasi Persit Kartika Chandra Kirana berperan dalam berbagai bidang, yang kegiatannya ditujukan untuk membantu kelangsungan organisasi Persit. Untuk memantapkan dan meningkatkan pembinaan agar Organisasi Persit Kartika menjadi terarah, teratur dan terus berlanjut maka organisasi Persit mengadakan banyak kegiatan di berbagai bidang. Beberapa peran Organisasi Persit antara lain, dalam bidang ekonomi, Organisasi Persit membuka koperasi, tetapi belum berbadan hukum sehingga koperasi hanya bisa diperuntukkan bagi kalangan sendiri, yaitu keluarga prajurit. Dalam bidang kesenian, Organisasi Persit membagi menjadi beberapa bagian yaitu a. Urusan Budaya yang meliputi bidang kesenian dan olahraga, b. Urusan Pembinaan Mental, Organisasi Persit berusaha untuk meningkatkan pengetahuan di bidang keagamaan dan kerohanian sebagai dasar pembentukan sikap pribadi dan mental seseorang, khususnya di kalangan keluarga tentara, c. Urusan PendidikanPersekolahan, Organisasi Persit berpartisipasi dalam bidang pendidikan demi mensukseskan pembangunan di bidang pendidikan. Organisasi Persit juga berperan dalam bidang sosial yaitu dengan memberikan bantuan kepada yayasan sosial, korban bencana alam, pelayanan kesehatan, beasiswa dan lain sebagainya. Dalam buku Perjalanan Bhakti 1997 yang disusun oleh Nyonya Sedaryanto bersama tim penyusun menjelaskan peran organisasi Persit khususnya dalam bidang pendidikan. Memaparkan secara kronologis bagaimana yayasan Tunas Kartika merintis Universitas Sumatera Utara untuk memajukan pendidikan bagi kalangan prajurit. Yayasan ini berusaha untuk membangun sekolah, dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, sampai Sekolah Menengah Atas. Dan menceritakan tentang perjalanan yayasan dari waktu ke waktu, pergantian kepengurusan yayasan dan berbagai kegiatan yayasan dalam mengelola sekolah. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, M.A yang berjudul Sejarah Pendidikan Indonesia 2001 dapat memberikan gambaran bagaimana sulitnya bangsa Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan layak. Dapat membandingkan pendidikan yang ada di masa sekarang dengan pendidikan yang ada di masa lalu, pada masa lalu tidak semua orang Indonesia bisa mendapat pendidikan, hanya orang golongan ataslah yang bisa mendapat pendidikan, bedanya dengan sekarang, semua orang Indonesia dari berbagai golongan dapat mengecap pendidikan. Perbandingan dilakukan agar dapat melakukan hal yang lebih baik dari sebelumnya. Khususnya menjelaskan tentang pendidikan dan sekolah- sekolah yang ada pada zaman Belanda, pelaksanaan kurikulum pelajaran, fasilitas, guru dll. Menurut Sumarsono Mestoko dalam buku berjudul Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman 1979. Berisi tentang bagaimana situasi pendidikan Indonesia dari mulai sebelum Belanda datang sampai Indonesia pada tahun 1977. Buku ini menjelaskan keanekaragaman pendidikan di Indonesia. Perkembangan sekolah yang ada di Indonesia, lembaga pendidikan Madrasah muncul saat agama Islam masuk ke Indonesia, lembaga pendidikan Madrasah murni hanya mengajarkan ilmu agama ilmu Ketuhanan dan ilmu keduniawian seperti ilmu astronomi dan ilmu obat-obatan. Lembaga pendidikan sekolah ada di Indonesia setelah datangnya Bangsa Portugis, selain pelajaran agama diajarkan membaca, menulis dan berhitung, Pemerintah Belanda menciptakan sistem pendidikan, khusunya persekolahan berdasarkan golongan penduduk menurut lapisan kelas sosialnya. Pemerintah Universitas Sumatera Utara Jepang hanya sedikit memperhatikan masalah pendidikan, tujuannya hanya untuk mendapat tenaga cuma-cuma Romusha dan prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Pada saat Indonesia merdeka pendidikan bertujuan untuk mendidik warga negara yang sejati yang bersedia menumbangkan fikiran dan tenaga untuk negara dan masyarakat. Kemudian menjelaskan tujuan pendidikan yang ada di Indonesia dari sejak zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, pada waktu Indonesia merdeka sampai tahun 1950. Menurut Masjkuri Sutrisno Kutoyo dalam buku berjudul Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara 1981, menjelaskan bagaimana latar belakang dan budaya masyarakat Sumatera Utara, pendidikan bermula dan berkembang di Sumatera, disetiap daerah di Sumatera mempunyai cerita yang berbeda tentang masuk dan berkembangnya pendidikan. Pendidikan tradisional daerah Sumatera Utara pada masa Agama Hindu Budha, terbukti dengan adanya peninggalan candi Hindu Budha yang terletak di Tapanuli Selatan dekat kota Gunung Tua. Dan datangnya Belanda menyebabkan adanya sistem pendidikan yang baru, yaitu sistem pendidikan yang berdasarkan golongan penduduk. Menjelaskan tentang sekolah yang dibangun oleh Pemerintah Belanda di Sumatera Utara. Diketahui awal mula Belanda melaksanakan pendidikan ala Barat adalah daerah Tapanuli Selatan atau Mandailing. Pendidikan swasta yang tidak berada di bawah pemeritah Belanda, pendidikan ini dilakukan untuk mencapai tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia. Beberapa perguruan swasta yang dibangun untuk masyarakat agar mendapat pendidikan. Setelah itu menjabarkan beberapa tokoh dan pemikirannya tentang pendidikan yang ada di Sumatera Utara seperti Willem Iskandar, Syekh Hasan Maksum dan seterusnya. Pendidikan pada Zaman Jepang dan Indonesia Merdeka di Sumatera Utara, pada saat Jepang masuk ke Sumatera Utara banyak sekolah-sekolah swasta yang ditutup, dan apabila masih Universitas Sumatera Utara ada, sekolah tersebut harus menggunakan bahasa Jepang, setelah Belanda kalah, maka sekolah-sekolah tersebut diambil alih oleh pemerintah Indonesia yang diberi nama Sekolah Rakyat.

1.5 Metode Penelitian