3.3 Tantangan yang Dihadapi oleh Yayasan Tunas Kartika
Dalam pendirian dan perkembangannya Yayasan Tunas Kartika hampir tidak pernah terjadi permasalahan. Yayasan Tunas Kartika dalam masa perkembangannya tidak memiliki
permasalahan yang dapat menyebabkan terjadinya konflik di dalam tubuh yayasan ini. Ini disebabkan karena yayasan ini walaupun tidak menonjolkan sistem organisasi ketentaraan,
tetapi tetap mencirikan sistem organisasi struktur semacam organisasi ketentaraan. Hal ini menyebabkan seluruh keputusan maupun kebijakan terpusat kepada ketua yayasan. Dengan
demikian seluruh keputusan dan kebijakan tersebut otomatis dipatuhi layaknya sistem organisasi militer. Oleh karena itu tidak terjadi adanya konflik internal dalam Yayasan Tunas
Kartika sebab hal tersebut dapat diredam oleh ciri organisasi yang teratur layaknya organisasi militer.
Usaha yang dilakukan yayasan dalam memajukan pendidikan di Kota Medan sangat didukung oleh berbagai pihak, TNI khususnya, Kodam banyak memberikan fasilitas kepada
yayasan. Gedung sekolah yang sampai sekarang masih dipakai untuk proses belajar-mengajar adalah sumbangan yang diberikan oleh TNI kepada yayasan. Begitu juga dengan fasilitas,
sarana dan prasarana pendidikan lainnya, seperti kolam renang, lapangan bola kaki, bola voli dan bola basket yang terdapat di jalan Gaperta adalah berbagai fasilitas yang disediakan oleh
TNI untuk dapat dipakai juga oleh para siswa dalam menjalankan kegiatan sekolahnya. Yayasan melakukan kerjasama dengan pemerintah, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan sehingga sekolah yang dikelola yayasan dapat mengikuti setiap perkembangan yang dilakukan Depdikbud. Sehingga sekolah yang dikelola yayasan ini tidak kalah dengan
sekolah negeri yang ada di Kota Medan. Pemerintah memberikan bantuan guru kepada sekolah, yaitu guru negeri yang diperbantukan bagi sekolah swasta. Dalam pergantian
Universitas Sumatera Utara
kepengurusan tidak terjadi masalah karena sistemnya yang otomatis, istri dari Panglima Mayor Jenderal akan secara langsung menjadi Ketua Organisasi Persit dan menjadi Ketua
dari Yayasan Tunas Kartika. Tidak ada masalah dalam kepengurusan yayasan.
54
54
Wawancara dengan Ibu Ngairah Sukowartono. Wawancara dilakukan tanggal 28 Oktober 2007 di di rumah Ibu Ngairah Sukowartono yang bertempat di Jalan Jamin Ginting Kompleks Pamen no G 11.
Sekolah biasanya mengalami masalah pada saat penerimaan murid baru, karena sekolah tidak hanya menerima anak prajurit tetapi juga anak dari luar prajurit TNI atau
masyarakat, maka sekolah mengadakan seleksi bagi siswa yang ingin masuk ke sekolah milik Yayasan Tunas Kartika ini. Masalah akan muncul ketika ada anak dari prjurit yang tidak
lulus dari seleksi ini dan tidak menerima kejadian ini, karena anaknya tidak dapat diterima oleh sekolah, padahal sekolah adalah sekolah milik TNI yang tentunya akan lebih
mengutamakan keluarga prajuritnya. Ini menjadi dilema bagi pengelola sekolah. Hal ini biasanya terjadi di tingkat SMP dan SMA, di tingkat SD biasanya pengelola sekolah
mengatasi hal ini dengan akan menutup pendaftaran lebih cepat dari biasanya agar tidak terjadi hal seperti diatas, dan akan mendahulukan anak dari keluarga prajurit.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERANAN YAYASAN TUNAS KARTIKA