Tahapan Stres kerja Organizational Leadership

c. pengembangan kerier, seperti ketidakpastian pekerjaan dan kepincangan status d. hubungan dalam pekerjaan, seperti interaksi antar sesama karyawan. e. struktur iklim organisasi.

2.1.4 Tahapan Stres kerja

Sarafino 2008 mencoba mengkonseptualisasikan proses terjadinya stres kedalam ke dalam tiga pendekatan, yaitu :

1. Stimulus

Keadaan atau situasi dan peristiwa yang dirasakan mengancam atau membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut sebagai stressor. Beberapa ahli yang menganut pendekatan ini mengkategorikan stressor menjadi tiga : a. Peristiwa katastropik, misalnya angin tornado atau gempa bumi. b. Peristiwa hidup yang penting, misalnya kehilangan pekerjaan atau orang yang dicintai. c. Keadaan kronis, misalnya hidup dalam kondisi sesak atau bising.

2. Respon

Respon adalah reaksi sesorang terhadap stresor. Untuk itu dapat diketahui dari dua komponen yang saling berhubungan, yaitu komponen psikologis dan komponen fisiologis. a. Komponen psikologis, seperti perilaku, pola pikir dan emosi b. Komponen fisiologis, seperti detak jantung, mulut yang mongering sariawan, keringat dan sakit perut. Kedua respon tersebut disebut dengan strain atau ketegangan.

3. Proses

Stres sebagai suatu proses terdiri dari stesor dan strain ditambah dengan satu dimensi penting yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Proses ini melibatkan interaksi dan penyesuaian diri yang kontinyu, yang disebut juga dengan istilah transaksi antar manusia dengan lingkungan, yang didalamnya termasuk perasaan yang dialami dan bagaimana orang lain merasakannya. Pendapat lain dikemukakan Oleh Hans Seyle dalam Sopiah, 2008, yang tertarik pada bagaimana cara stres mempengaruhi badan dan mengamati serangkaian perubahan biokimia dalam sejumlah organisme yang beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan. Rangkaian perubahan ini dinamakan general adaption syndrome, yang terdiri dari tiga tahap, antara lain: 1. Alarm Persepsi yang menantang atau mengancam menyebabkan otak mengirimkan pesan biokimia keberbagai bagian tubuh. Akibatnya terjadi peningkatan kecepatan pernafasan, tekana darah, detak jantung, ketegangan otot dan respon fisik lainnya. Tingkat energi dan efekititas penanggulangan dengan segera merespon awal shock. Dalam hal ini syok yang ekstrem mungkin mengakibatkan tidak adanya kekuatan atau bahkan kematian sebab tubuh tidak sanggup menghasilkan cukup energi dengan cukup cepat. Pada sebagian besar situasi, reaksi alarm seseorang terus berjaga-jaga terhadap kondisi lingkungan dan mempersiapkan tubuh kearah resisten. 2. Resistensi Kemampuan mengatasi perkembangan tuntutan lingkungan yang dimiliki seseorang berada pada tingkat diatas normal selama tingkat resistensi, karena tubuh digerakkan oleh berbagai mekanisme biokimia, psikis dan perilaku. Sebagi contoh, kita memiliki tingkat adrenalin diatas normal selama resistensi ini. Kita mencurahkan energi lebih untuk menanggulangi atau menghilangkan sumber stres. Bagaimanapu resistensi yang kita miliki sebenarnya hanya untuk satu atau dua tuntutan lingkungan. Akibatnya kita mudah diserang oleh sumber-sumber stres yang lain. 3. Keletihan Orang memiliki kapasitas resistensi yang terbatas sehingga jika sumber stres berlangsung lama maka pada akhirnya mereka akan pindah ketingkat keletihan. Pada sebagian besar situasi, tingkatan ini merupakan bagian terakhir dari proses panjang sindroma adaptasi umum.

2.1.5 Pengukuran Stres Kerja