BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengumpulan data dengan metode pencatatan data rekam medis dari bagian pengelolaan rekam medis rumah sakit H. Adam Malik, rekam medis
periode Januari 2005 – Desember 2008, didapatkan kasus tumor ovarium dengan konsultasi patologi intraoperasi yang memenuhi kriteria sebanyak 83 sampel.
Kemudian data yang ada ditabulasikan kedalam tabel dan dihitung secara statistik dengan nilai kemaknaan p 0,05.
Table 4.1. Sebaran Kelompok Tumor Jinak dan Ganas Berdasarkan Usia Jinak Ganas Jumlah
Usia tahun n n n
≤ 20 6 9,4 3 15,8 9 10,8
21-35 18 28,1 4 21,1 22 26,5
36-50 27 42,2 10 52,6 37 44,5
≥ 51 13 20,3 2 10,5 15 18,1
Total 64 100 19 100 83 100
Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa kanker ovarium paling banyak didapati pada kelompok usia 36-50 tahun yaitu sebanyak 10 orang 52,6 dan yang paling sedikit
pada kelompok usia ≥ 51 tahun, berjumlah 2 orang 10,5.
Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa angka kejadian kanker ovarium meningkat dengan makin tuanya usia. Kejadian kanker ovarium meningkat pada
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
usia setelah 45 tahun. Usia median saat diagnosis adalah 63 tahun dan 48 penderita berusia diatas 65 tahun.
2,26
Tablel 4.2. Sebaran Kelompok Tumor Jinak Dan Ganas Berdasarkan Paritas Jinak Ganas Jumlah
Paritas n n n
22 34,3 6 31,6 28 33,7 1-3
22 34,4 8 42,1 30 36,1 3
20 31,3 5 26,3 25 30,1
Total 64 100 19 100 83 100
Dari tabel 4.2. dapat diketahui bahwa paritas terbanyak yang menderita kanker ovarium dijumpai pada kelompok paritas 1-3 tahun dengan jumlah 8 orang pasien
42,1.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan paritas yang tinggi memiliki resiko terjadinya kanker ovarium yang lebih rendah daripada nulipara. Pada wanita yang
mengalami 4 atau lebih kehamilan aterm, resiko terjadinya kanker ovarium berkurang sebesar 40 jika dibandingkan dengan wanita nulipara.
2
Tabel 4.3. Sebaran Stadium Kanker Ovarium Jumlah
Stadium n
I 7 36,84
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
II 2 10,53
III 10 52,63
IV 0 0
Total 19 100
Tabel 4.3. memperlihatkan sebaran stadium kanker ovarium. Pada penelitian ini didapatkan bahwa stadium kanker ovarium terbanyak pada stadium III yaitu 10
orang 52,63, dan tidak ditemukan kanker ovarium pada stadium IV.
Karena belum ada metode skrining yang efektif untuk kanker ovarium, 70 kasus kanker ovarium ditemukan pada keadaan yang sudah lanjut yakni setelah tumor
telah menyebar jauh di luar ovarium.
2
Tabel 4.4. Hubungan Hasil Pemeriksaan Gambaran Ultrasonografi dengan Hasil Histopatologi Potong Parafin.
Ganas Jinak Jumlah USG
N n n p
+ 8 42,1 6 9,4 14 16,9
Asite s
_ 11 57,9 58 90,6 69 83,1
0,0 01
+ 12 63,2 23 35,9 35 42,2
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
Sept a
_ 7 36,8 41 64,1 48 57,8
0,0 35
+ 8 42,1 14 21,9 22 26,5
Papil -
11 57,9 50 78,1 61 73,5 0,0
79 Uji Chi-Square
Tabel 4.4. memperlihatkan hubungan hasil pemeriksaan ultrasonografi dengan hasil histopatologi potong paraffin. Pada penelitian ini didapatkan bahwa kanker ovarium
ditemukan pada gambaran asites + yaitu 8 orang 42,1. Dari uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square maka ditemukan ada hubungan bermakna antara
gambaran asites pada pemeriksaan ultrasonografi dengan kanker ovarium p= 0,001 p0,05.
Tumor ganas ovarium ditemukan terbanyak pada septa + yaitu pada 12 orang 63,2, dari uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square maka ditemukan ada
hubungan bermakna antara gambaran septa pada pemeriksaan ultrasonografi dengan kanker ovarium p= 0,035 p0,05.
Tumor ganas ovarium ditemukan terbanyak pada papil + yaitu pada 8 orang 42,1, dari uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square maka ditemukan tidak
ada hubungan bermakna antara gambaran papil dengan pemeriksaan ultrasongrafi dengan kanker ovarium p= 0,079 p0,05.
Tabel 4.5. Keakuratan, Sensitifitas, Spesifisitas, Nilai Prediksi Positif, Nilai Prediksi Negatif Ultrasonografi
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
Akurasi Sensitivit
as Spesifisit
as NP+
NP-
Asites 79,5 42,1 90,6 57,1
84,1
septa 63,9 63,2 64,1 34,3
85,4
Papil 69,9 42,1 78,1 36,4
82,5
Dari tabel 4.5. didapatkan dengan pemeriksaan USG bahwa gambaran asites mempunyai akurasi, spesifisitas dan nilai prediksi positif NP+ yang tertinggi,
masing-masing 79,5, 90,6 dan 57,1. Gambaran asites dan papil mempunyai sensitivitas terendah yaitu sama-sama 42,1. Gambaran septa mempunyai
sensitivitas dan nilai prediksi negatif NP- yang tertinggi yaitu 63,2 dan 85,4. Gambaran papil mempunyai nilai prediksi positif dan negatif yang terendah, masing-
masing 36,4 dan 82,5.
Secara umum diketahui bahwa USG kurang sensitif untuk membedakan tumor jinak dan tumor ganas ovarium berdasarkan pemeriksaan karateristik tumor. Kanker
ovarium biasanya sebagai lesi yang kompleks, multilokuler, tampak pertumbuhan papil dengan bagian dinding atau septa yang menebal dengan permukaan yang
tidak rata. Selain itu sering ditemukan adanya cairan bebas atau asites. Sensitivitas dan spesifisitas ultrasonografi masing-masing adalah 82,2 dan 82,1.
29,30,34
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 4.6. Hubungan Hasil Pemeriksaan Histopatologi Potong Beku Intraoperasi dengan Histopatologi Potong Parafin Dalam Diagnosis Tumor
Ovarium Potong Parafin
Ganas Jinak Jumlah
p Potong
Beku N n n
Ganas 14 93,3
0 14 18,9
Jinak 1 6,7 59 100 60
81,1
Total 15 100 59 100 74 100
0,0001
Uji Chi-Square Akurasi = 7374 x 100= 98,6
Sensitivitas = 1415 x 100= 93,3 Spesifisitas = 5959 x 100= 100
NP+ = 1414 x 100= 100
NP- = 5960 x 100= 98,3
Tabel 4.6. memperlihatkan hubungan antara hasil pemeriksaan histopatologi potong beku intraoperasi dan histopatologi potong parafin dalam menegakkan diagnosa
tumor ovarium. Pada penelitian ini dari 74 sampel penelitian ditemukan hasil pemeriksaan potong beku intraoperasi dan hasil pemeriksaan potong parafin yang
keduanya menunjukkan hasil tumor ganas ovarium sebanyak 14 orang 93,3. Hasil pemeriksaan potong beku intraoperasi dan hasil pemeriksaan potong parafin
yang keduanya menunjukkan hasil tumor jinak ovarium sebanyak 59 orang 100. Hanya 1 orang pasien 6,7 pada hasil pemeriksaan potong beku menunjukkan
hasil tumor jinak tetapi hasil pemeriksaan potong parafin menunjukkan tumor ganas. Akan tetapi pada pasien ini tetap dilakukan
surgical staging , jadi tidak ada pasien
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
dengan diagnosa kanker ovarium dengan stadium yang tidak adekuat. Dengan uji statistik menggunakan uji Chi-Square didapatkan adanya hubungan yang bermakna
antara hasil pemeriksaan histopatologi potong beku intraoperasi dan hasil pemeriksaan histopatologi potong parafin dengan nilai p=0.0001 p0.05.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa potong beku intraoperasi mempunyai akurasi 98,6 dengan sensitivitas 93,3, spesifisitas 100, nilai prediksi positif 100 dan
nilai prediksi negatif kanker ovarium 98,3. Keakuratan potong beku pada penelitian ini sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian
Amita Maheswari dkk
2006 yang dalam penelitian mereka mendapatkan keakuratan yang tinggi potong beku
intraoperasi pada tumor ganas ovarium, mempunyai sensitivitas 93,5 dan spesifisitas 98,5.
1
Brun J-L, dkk. 2008
dalam penelitian mereka mendapatkan sensitivitas dan spesifisitas dari diagnosis potong beku terhadap tumor ganas ovarium berturut-turut
adalah 62 dan 99.
10
Virach Wootipoom dkk. 2006
dalam penelitian mereka mendapatkan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif potong beku intraoperasi
pada tumor ganas ovarium masing-masing adalah 86,1, 98,5, 97,1, dan 92,3.
6
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
Peter G. Rose dkk 1994 dalam penelitian mereka mendapatkan akurasi potong
beku 92,7 pada semua kasus. Sensititas tumor ovarium adalah 92,5, dan nilai prediksi positif kanker ovarium sebesaar 99,1.
35
Tabel 4.7. Hubungan Hasil Pemeriksaan Sitologi Imprint Intraoperasi dengan Histopatologi Potong Parafin Dalam Diagnosis Tumor Ovarium
Potong Parafin Ganas Jinak
Jumlah p
Sitologi imprint
N n n Ganas
15 93,8 0 15 30,6
Jinak 1 6,2 33 100 34
69,4
Total 16 100 33 100 49 100
0,0001
Uji Chi-Square Akurasi = 4849 x 100= 97,9
Sensitivitas = 1516 X 100= 93,8 Spesifisitas = 3333 X 100= 100
NP+ = 1515 X 100= 100
NP- = 3334 X 100= 97,1
Tabel 4.7. memperlihatkan hubungan antara hasil pemeriksaan sitologi imprint intraoperasi dengan histopatologi potong parafin dalam menegakkan diagnosa tumor
ovarium. Pada penelitian ini dari 49 sampel penelitian ditemukan hasil pemeriksaan sitologi imprint intraoperasi dan histopatologi potong parafin yang keduanya
menunjukkan tumor ganas ovarium sebanyak 15 orang 93,8. Hasil pemeriksaan sitologi imprint intraoperasi dan hasil pemeriksaan potong parafin yang keduanya
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
menunjukkan hasil tumor jinak ovarium sebanyak 33 orang 100. Hanya 1 orang pasien 6,2 pada hasil pemeriksaan sitologi imprint menunjukkan hasil tumor jinak
tetapi hasil pemeriksaan potong parafin menunjukkan tumor ganas. Akan tetapi pada pasien ini tetap dilakukan
surgical staging , jadi tidak ada pasien dengan diagnosa
kanker ovarium dengan stadium yang tidak adekuat. Dari uji statistik menggunakan uji
Chi-Square ditemukan ada hubungan yang bermakna antara hasil pemeriksaan
sitologi imprint intraoperasi dengan hasil histopatologi potong parafin, dengan nilai p=0.0001 p0.05.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa sitologi imprint intraoperasi mempunyai akurasi 97,9 dengan sensitivitas 93,8, spesifisitas 100, nilai prediksi positif 100 dan
nilai prediksi negatif 97,1. Pada penelitian ini didapatkan keakuratan sitologi imprint intraoperasi dalam diagnosis tumor ovarium sangat tinggi. Hal ini sesuai
dengan penelitian Kar Tushar, dkk.
2005 yang mendapatkan keakuratan sitologi imprint dalam diagnosis tumor ovarium intraoperasi. Sebanyak 89,55 tumor
ovarium dapat didiagnosa secara tepat dengan menggunakan sitologi imprint. Sensitivitas 93 dan spesifisitas 92.
12
Nagai Y dkk. 2000 dalam penelitian mereka mendapatkan keakuratan sitologi
imprint intraoperasi untuk membedakan tumor ovarium jinak dan ganas adalah 87,1 dan 83,6. Sitologi imprint secara nyata mempunyai keakuratan yang tinggi.
8
Tabel 4.8. Gambaran Hasil Pemeriksaan USG Terhadap Pemeriksaan Potong Beku, Sitologi Imprint, dan Potong Parafin Pada Jumlah Pasien Yang Sama
Potong beku
Sitologi imprint Potong
paraffin
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
n=40 n=40 n=40 USG
Ganas Jinak Ganas
Jinak Ganas Jinak
+ 6 3 6 3 6 3
Asites -
5 26 5 26 6 25
Jumlah 11 29 11 29 12 28
+ 7 8 7 8 8 7
Septa -
4 21 4 21 4 21
Jumlah 11 29 11 29 12 28
+ 5 5 5 5 5 5
Papil -
6 24 6 24 7 23
Jumlah 11 29 11 29 12 28
,Pada tabel 4.8. memperlihatkan gambaran hasil pemeriksaan USG dengan potong beku, sitologi imprint, dan potong parafin pada jumlah pasien yang sama. Pada
penelitian ini dari 40 sampel penelitian, ditemukan gambaran asites + dengan pemeriksaan potong beku, sitologi imprint dan potong parafin, ketiganya sama-sama
menunjukkan tumor ganas ovarium pada 6 orang pasien, dengan akurasi 77,5. Pada gambaran septa + dengan pemeriksaan potong beku dan sitologi imprint,
keduanya menunjukkan tumor ganas ovarium pada 7 orang pasien, sedangkan dengan pemeriksaan potong parafin menunjukkan tumor ganas ovarium sebanyak 8
orang pasien, dengan akurasi 72,5. Pada gambaran papil + dengan pemeriksaan potong beku, sitologi imprint dan potong parafin, ketiganya sama-sama
menunjukkan tumor ganas ovarium pada 5 orang pasien, dengan akurasi 70. Hasil pemeriksaan potong beku, sitologi imprint dan potong parafin menunjukkan banyak
kesamaan dengan hasil pemeriksaan gambaran USG.
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
Pada tabel 4.8. memperlihatkan hasil pemeriksaan potong beku dan sitologi imprint mempunyai kesamaan dalam diagnosis intraoperasi kanker ovarium, jadi keduanya
sama baiknya jika digunakan sebagai konsultasi patologi anatomi intraoperasi. Akan tetapi sitologi imprint lebih murah biayanya, sederhana, metode yang cepat dan tidak
mempengaruhi penggunaan spesimen untuk pemeriksaan histopatologi potong parafin.
12
Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009
USU Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN