Penatalaksanaan Operatif TUMOR OVARIUM 1. Pendahuluan

Sarcoma ovarium Berdasarkan kandungan elemen didalamnya, sarcoma dibedakan atas sarcoma of purely origin dan heterologous sarcoma yang mengandung nonovarian elemen. Sarcoma ovarium ini ditemukan pada kurang dari 1 dari seluruh tumor ganas ovarium. Sarcoma ini mempunyai sifat tumbuh cepat sehingga pada saat ditemukan tumor sudah dalam stadium lanjut dan telah bermetastasis. 2 Tumor metastasis Kira-kira 5 tumor metastasis ke ovarium berasal dari organ lainnya terutama dari organ genitalia interna, payudara, dan traktus gastrointestinalis. Gejala dan tandanya dapat menyerupai tumor primer dari ovarium baik secara kllinis maupun patologis. Tumor metastasis ke ovarium yang sering disangka sebagai tumor primer ovarium adalah tumor adenokarsinoma dari kolon. Makroskpis tumornya kistik dan secara histologi menyerupai adenokarsinoma musinosum atau adenokarsinoma endometrioid. 2

2.3.4. Penatalaksanaan Operatif

Pemahaman tentang perkembangan penyakit dan pola penyebaran kanker ovarium adalah dasar dilakukannya surgical staging . Bila tumor ovarium tersebut dicurigai ganas, prosedur standar surgical staging yang harus diikuti adalah sebagai berikut: 2 • Insisi mediana melewati umbilicus sampai diperoleh kemudahan untuk melakukan eksplorasi rongga abdomen atas. • Contoh asites atau cairan di kavum douglas, fosa parakolika kanan dan kiri dan subdiafragma, diambil sebanyak 20 – 50 cc untuk pemeriksaan sitologi. Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009 USU Repository © 2008 Pengambilan asites atau cairan ini haruslah dilakukan segera sebelum terkontaminasi dengan darah. Pengambilan dapat menggunakan alat suntik 20 cc atau 50 cc yang ujungnya telah disambung dengan kateter. • Bila tidak terdapat asites atau cairan yang cukup dalam rongga peritoneum, pembilasan peritoneal washing harus dilakukan dengan memasukkan 50 – 100 cc larutan NaCl 0,9. Pembilasan rongga peritoneum dengan larutan NaCl fisiologis dilakukan pada 5 lokasi yaitu: X Cul de sac X Parakolika kanan X Parakolika kiri X Hemidiafragma kanan X Hemidiafragma kiri. • Kemudian cairan tersebut diambil kembali dengan alat suntik yang ujungnya telah disambung dengan kateter. • Lakukan eksplorasi sistematik staging semua permukaan dalam abdomen dan visera. Eksplorasi dimulai dari caecum ke arah kepala searah jarum jam menelusuri fosa parakolika kanan, kolon asenden, ginjal kanan, permukaan liver dan kandung kemih, dan hemidiafragma kanan. Daerah para-aorta, kolon transversum, hemidiafragma kiri, lien dan ginjal kiri, fosa kolika kiri dan kolon desenden sampai ke sigmoid dan rectum. Kemudian jejunum dan mesenteriumnya mulai dari ligamentum Treitz terus ke ileum dan mesenteriumnya sampai ke caecum . Eksplorasi dilanjutkan pada genitalia interna. Lokalisasi dan ukuran tumor primer serta hubungannya dengan organ sekitar dicatat dengan baik. Demikian juga jika terdapat metastasis ke organ intraabdomen lainnya. Bentuk dan ukurannya dicatat dengan rinci. Jika Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009 USU Repository © 2008 terdapat penyebaran tumor di luar pelvis, maka stadium kanker tersebut telah lanjut, kira-kira stadium III, karenanya bilasan rongga peritoneum untuk sitologi dan biopsi peritoneum tidak diperlukan lagi. Sebaliknya, jika tidak ada penyebaran ke luar pelvis, bilasan rongga peritoneum untuk sitologi, biopsi peritoneum, dari kavum douglas, parakolika kanan dan kiri, paravesika urinaria, mesenterium intestin, subdiafragma dan pengangkatan kelenjar getah bening retroperitoneal menjadi penting. • Tumor ovarium diangkat sedapatnya in toto intact dan dikirim untuk pemeriksaan potong beku frozen section . Adakalanya tumor sedemikian besarnya sehingga tidak dapat diangkat segera. Dalam hal ini hanya sebagian tumor yang dikirim untuk pemeriksaan potong beku. • Bila hasil potong beku ternyata ganas, surgical staging dilanjutkan ke langkah berikutnya. • Pengangkatan seluruh genitalia interna dengan histerektomi total dan salpingooforectomi bilateral. • Untuk mengetahui adanya mikrometastasis, dilakukan: X Biopsi peritoneum: kavum douglas, paravesika urinaria, parakolika kanan, dan subdifragma. X Biopsi perlengketan-perlengketan organ intraperitoneal X Limfadenektomi sistematik kelenjar getah bening pelvis dan para-aorta X Omentektomi X Apendektomi jika tumor jenis musinosum. Jika tindakan surgical staging dilakukan sesuai dengan langkah-langkah di atas, tindakan tersebut disebut complete surgical staging . Sebaliknya, jika ada langkah- Ferry M.Simatupang : Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi Dan Gambaran USG Dalam Diagnosis Kanker Ovarium Di RSUP. H.Adam Malik, 2009 USU Repository © 2008 langkah yang ditinggalkan, tindakan tesebut disebut incomplete surgical staging . Langkah-langkah yang sering ditinggalkan adalah omentektomi, limfadenektomi, biopsi peritoneum pelvis dan diafragma. Insisi mediana pada saat memulai surgical staging, khususnya pada wanita berusia muda, sebaiknya tidak melewati umbilkus. Perluasan insisi baru dilakukan jika hasil pemeriksaan potong beku menunjukkan keganasan. 2

2.3.5. Stadium Kanker Ovarium