agraria di 16 desa di 3 Kabupaten Asahan, L. Batu dan Tapanuli Selatan telah melahirkan beberapa Sejalan dengan terbentuknya komite-komite aksi di tingkat
lokal tersebut, juga terindentifikasi beberapa calon kader petani yang sering dilibatkan oleh sintesa dalam pertemuan petani baik di tingkat kabupaten, propinsi
maupun tingkat nasional. Pelibatan petani dalam pertemuan dimaksudkan sebagai proses pendidikan bagi calon kader petani agar lebih memahami persoalan-
persoalan petani secara menyeluruh.
2.3.2. Konsolidasi komite-komite aksi petani mendeklarasikan SPSU
Dalam upaya memperkuat perjuangan petani ditingkat wilayah, komite- komite aksi yang diorganisir aktifis Sintesa didorong untuk melakukan konsolidasi
melalui pertemuan-pertemuan yang bertujuan menyamakan persepsi dan keinginan bersama untuk membentuk organisasi petani ditingkat Propinsi. Pertemuan untuk
mempersiapkan pembentukan organisasi petani tingkat propinsi secara intensif dilakukan pada tanggal 1 sampai tanggal 3 Juni 1994 di Pesantren KH Ahmad
Basyir Parsariran, Batang Toru, Tapanuli Selatan. Pertemuan diikuti oleh 53 peserta terbagi atas: Petani 30 orang dari 6 Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah,
Tapaanuli Utara, Asahan, Labuhan Batu dan Deli Serdang, Mahasiswa 5 orang dan dari aktifis LSM sekaligus fasilitator dan moderator sebanyak 15 orang. Di akhir
pertemuan pada tanggal 3 Juni 1994, utusan-utusan dari komite-komite aksi petani yang hadir berhasil membuat deklarasi yang bunyinya sebagai berikut ; Dengan
rahmat Tuhan Yang Maha Esa Kami Petani Sumatera Utara dengan ini menyatakan Membentuk Organisasi Petani.
Universitas Sumatera Utara
Setelah mengikrarkan bersama deklarasi pembentukan organisasi petani, peserta pertemuan tersebut langsung membentuk panitia pekerja yang akan
mempersiapkan nama dan ADART sekaligus mempersiapkan kongres pertamanya. Hasil pembahasan di panitia pekerja yang bersidang pada tanggal 28
Agustus sd 1 September 1994 di Kisaran menyepakati nama organisasi petani yang akan didirikan, dengan nama Serikat Petani Sumatera Utara SPSU yang
pada Kongres ke-V memutuskan untuk mendorong Federasi Serikat Petani Indonesia ditingkat nasional menjadi organisasi unitaris dengan nama Serikat
Petani Indonesia SPI. Panitia pekerja juga telah menyelesaikan draft ADART yang akan dibawa ke Kongres SPSU yang pertama. Sedangkan menurut hasil
musyawarah panitia, kongres SPSU ke-I akan diadakan pada tanggal 1 sd 3 Nopember 1994 di tempat yang ditentukan kemudian. Panitia Pekerja ini
kemudian membentuk Panitia Penyelenggara Kongres. Panitia Pekerja dan Panitia Penyelenggara secara bersama mengadakan konsolidasi ke daerah-daerah dan
mengadakan pertemuan-pertemuan untuk persiapan kongres. Akibat situasi politik yang tidak memungkinkan pada masa itu,
mengakibatkan penundaan beberapa kali. Salah satu penyebab penundaan kongres pertamanya adalah penggrebegan kantor Sintesa oleh Kodim dan Polres Asahan
akibat aktifitas pengorganisiran petani yang dilakukan Sintesa. Pengawasan ketat oleh rezim penguasa juga dilakukan terhadap aktifitas yang dilakukan oleh
komite-komite aksi dibeberapa desa. Kondisi tersebut memaksa Panitia Pekerja dan Panitia Penyelenggara Kongres-I SPSU lebih berhati-hati dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
konsolidasi. Kongres pertama SPSU akhirnya dapat dilaksanakan pada 26 - 29 September 1997, di Desa Lobu Rappa, Bandar Pulo, Asahan
30
Dalam perkembangan selanjutnya, SPSU sekarang DPW SPI Sumut juga telah memperluas gerakan dan jaringan dalam mendorong lahirnya gerakan petani
yang kuat. Posisi tawar yang kuat akan semakin mempermudah perjuangan petani melalui gerakan petani yang terorganisir dan memiliki jaringan yang luas. Dalam
upaya memperkuat basis massanya, SPSU melakukan langkah-langkah ekspansi kewilayah lain dengan membentuk organisasi-organisasi tani lokal baru.
Keanggotaan SPSU merupakan basis yang awalnya lahir dari komite-komite aksi yang terlibat dalam pendeklarasian SPSU. Dalam perkembangan selanjutnya,
organisasi ini memperluas basis massa dukungannya dengan melakukan ekspansi ke wilayah lain, dengan mendirikan basis-basis baru maupun menarik kelompok-
kelompok tani yang sudah ada untuk berintegrasi kedalam SPSU sekarang DPW SPI Sumut. Hingga saat ini SPSU sekarang DPW SPI Sumut telah memiliki
anggota sebanyak 103 basis yang tersebar di 8 Kabupaten, 63 Kecamatan dan 105 Desa. DPW SPI Sumut juga telah memiliki massa riil, massa strategis, dan massa
taktis. Massa riil DPW SPI Sumut merupakan jumlah keseluruhan anggota yang terhimpun dibawah basis anggota DPW SPI Sumut. Hingga saat ini massa riil SPI
wilayah Sumut berjumlah 6.825 KK 27.300 jiwa, dengan asumsi 4 jiwa KK .
2.3.3. Memperluas basis gerakan