Memperluas basis gerakan Memperluas jaringan dan gerakan petani menjadi organisasi unitaris

konsolidasi. Kongres pertama SPSU akhirnya dapat dilaksanakan pada 26 - 29 September 1997, di Desa Lobu Rappa, Bandar Pulo, Asahan 30 Dalam perkembangan selanjutnya, SPSU sekarang DPW SPI Sumut juga telah memperluas gerakan dan jaringan dalam mendorong lahirnya gerakan petani yang kuat. Posisi tawar yang kuat akan semakin mempermudah perjuangan petani melalui gerakan petani yang terorganisir dan memiliki jaringan yang luas. Dalam upaya memperkuat basis massanya, SPSU melakukan langkah-langkah ekspansi kewilayah lain dengan membentuk organisasi-organisasi tani lokal baru. Keanggotaan SPSU merupakan basis yang awalnya lahir dari komite-komite aksi yang terlibat dalam pendeklarasian SPSU. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi ini memperluas basis massa dukungannya dengan melakukan ekspansi ke wilayah lain, dengan mendirikan basis-basis baru maupun menarik kelompok- kelompok tani yang sudah ada untuk berintegrasi kedalam SPSU sekarang DPW SPI Sumut. Hingga saat ini SPSU sekarang DPW SPI Sumut telah memiliki anggota sebanyak 103 basis yang tersebar di 8 Kabupaten, 63 Kecamatan dan 105 Desa. DPW SPI Sumut juga telah memiliki massa riil, massa strategis, dan massa taktis. Massa riil DPW SPI Sumut merupakan jumlah keseluruhan anggota yang terhimpun dibawah basis anggota DPW SPI Sumut. Hingga saat ini massa riil SPI wilayah Sumut berjumlah 6.825 KK 27.300 jiwa, dengan asumsi 4 jiwa KK .

2.3.3. Memperluas basis gerakan

31 Disamping melakukan pengorganisasian terhadap petani yang menghadapi kasus-kasus sengketa agraria, SPI Sumut juga melakukan pengorganisasian . 30 Ketua Serikat Petani Indonesia SPI wilayah Sumu, Wagimin, 12 januari 2010. 31 Lihat GBHO SPSU Periode 2004-2008 dan Laporan Perkembangan SPSU. Universitas Sumatera Utara kelompok-kelompok petani miskin yang masih terpinggirkan secara ekonomi, politik, sosial maupun budaya.

2.3.4. Memperluas jaringan dan gerakan petani menjadi organisasi unitaris

Kesadaran atas kebutuhan perjuangan yang lebih besar telah mendorong SPSU dan aktivis pendukungnya melakukan perluasan gerakan petani tidak hanya di Wilayah Sumatera Utara. Lahirnya SPSU juga telah mendorong lahirnya serikat-serikat petani tingkat propinsi di wilayah Sumatera. SPSU memiliki peran besar dalam mendorong dan memberikan dukungan terhadap lahirnya serikat- serikat petani di Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung. Semua serikat petani ini merupakan organisasi berbasis massa petani dengan puluhan ribu anggota aktif. SPSU menjadi tuan rumah yang memfasilitasi Rapat Pimpinan Organisasai Petani se-Sumatera utara dan utusan petani dari Jawa dan Bali,. Pertemuan ini melahirkan deklarasi berdirinya Federasi Serikat Petani Indonesia FSPI pada tanggal 8 Juli 1999 di Desa Lobu Rappa, Asahan. Sebelum melahirkan FSPI, SPSU juga terlibat sebagai pendiri dan anggota aktif Konsorsium Pembaruan Agraria KPA yang berkedudukan di Bandung . Di tingkat internasional, SPSU mempunyai hubungan internasional yang baik dengan berbagai organisasi tani dan organisasi prodemokrasi di luar negeri. SPSU merupakan satu-satunya serikat petani dari Indonesia yang resmi menjadi anggota Federasi Petani Sedunia La Via Campessina yang bermarkas pusat di Honduras, Amerika Latin, di mana anggotanya tersebar di lima benua. La Via Campesina dikenal dengan suaranya yang radikal dan keras menentang ketidakadilan tatanan ekonomi global. Setelah melahirkan FSPI sebagai payung organisasi petani ditingkat nasional, SPSU menyerahkan keanggotaan di La Via Campesina Universitas Sumatera Utara terhadap FSPI sebagai perwakilan organisasi petani dalam keanggotaan di La Via Campesina.

2.3.5. Dari federatif menuju organisasi nasional berbentuk unitaris